Part 26

1.8K 116 1
                                    

Horay... hari ini aku update ya jangan lupa vote dan comen ya. Maaf kalau semisal satu minggu aku cuman update beberapa kali ajah ceritanya. 🤣🤣
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Juna terdiam dia tidak bisa berfikir jernih. Kemudian Juna mengambil koper dan barang-barangnya. Setelah semuanya beres barulah Juna mengambil jam penerbangan saat itu juga. Tanpa memberitahu Ellina dulu. Tak ada yang taukan kebenaran yang sebenarnya dan apa yang akan tetjadi selanjutnya tidak akan pernah tau. Di sisi lain Emilly sudah siap dengan pakainnya yang rapi dia bosan dirumah, kali ini dia akan keluar rumah. Emilly keluar dari kamarnya dan mengambil tas kecinya. " Nona muda mau kemana?" Tanya Richard saat Emilly tidak sengaja lewat didepanya. " Aku mau nonton film dibioskop " jelas Emilly. Richard menautkan alisnya, emilly mau ke sana bersama siapa? " Saya antar!!" Richard beranjak dari tempat duduknya.

" Kak juna menyuruhku agar kamu tidak memakai pakaian kerja jika pergi keluar bersamaku, aku tunggu didepan" Emilly langsung keluar dari rumah setelah mengucapkan kalimat itu. Richard sudah rapi dengan pakaian santainya. Kemudian dia masuk kedalam mobil didepan kemudi. " Richard, aku sudah bilang dengan kakak jika aku melihat kak Jasmine. Pasti sekarang kak Juna langsung pulang dan mencari wanita itu" Richard menghidupkan mesin mobilnya. Laki-laki itu melihat ekspresi wajah yang ditunjukkan Emilly. " Kenapa nona merasa sedih?" Tanya Richard. " Eumm aku sedih, kenapa kak Juna masih menyukai wanita sombong itu. Ternyata benar dugaanku jika wanita itu memang tidak baik untuk kak Juna. Dia hanya memanfaatkan yang ada dengan wajah baiknya itu. Percuma saja kak Juna akan lebih memilih Jasmine daripada yang lain termasuk Kak Ellina" Emilly sedih dengan apa yang dilakukan Kakaknya.

Sesampainya di bioskop Emilly menunggu Richard membeli tiket di lobi. Ponselnya berdering ada panggilan masuk dari sana. Nomor tidak dikenal. "Hallo!!" Ucap suara itu disebrang. " Siapa?" Tanya Emilly. " Ini aku Jasmine, kak jasmine. Emilly apa kamu baik-baik saja? Apakah kamu tidak terluka ?" Emilly sontak terkejut dengan apa yang diucapkan Jasmine. Benar Emilly tidak salah suara ini adalah suara Jasmine. " Kak jasmine masih hidup? Ya ampun kak aku tidak percaya, aku baik-baik saja. Sekarang kakak tinggal dimana dan siapa orang yang memukul Richard?" Jasmine menghembuskan nafasnya jegah. " Mereka yang selama ini menyembunyikanku Emilly, mereka yang membawaku pergi dari Juna. Aku baik-baik saja. Maafkan aku waktu itu aku tidak menolongmu, pasti kamu menganggapku yang tidak-tidak. Sungguh aku minta maaf" Emilly ternyata telah salah menilai Jasmine.

Ternyata itu kejadian yang sebenernya ternyata Jasmine memang masih hidup. " Kak!! Maaf aku telah salah menilai kak Jasmine"

" Tidak apa-apa Emilly kamu tenang saja, oya bisa kita bertemu aku akan menjelaskan semuanya supaya kamu paham. "

" Bisa kak, aku tunggu kakak jam 13.20 di cofe dekat bioskop. " Baiklah sampai jumpa nanti " Emilly mematikan panggilanya kemudian menghembuskan nafsnya. Richard datang dengan membawa tiket serta popcorn dan juga air. " Ada apa nona?" Tanya Richard seolah tau apa yang sedang difikirkan Emilly. " Kak Jasmine menghubungiku barusan"

" Lalu apa yang dia katakan?" Tanya Richard dengan atusias. " Dia mengajakku ketemuan dan dia akan menjelaskan semuanya padaku " Richard duduk didepan Emilly. " Jadi dia benar Jasmine? Nona jangan khawatir aku akan mengawasi nona muda " Mereka berdua masuk kedalam bioskop.

Film dimulai, sebenarnya Emilly malu jika mengajak Richard nonton. Apalagi film yang dipilihnya adalah film romance. Emilly tengah asik menonton filmnya, tanpa sengaja tanyanya bersentuhan dengan tangan Richard saat mengambil poporn. Emilly langsung menarik tanganya. " Maaf nona" Emilly menganggukkan kepalanya. Richard kembali fokus dengan layar besar didepanya. Satu setengah jam film diputar, Emilly keluar dari bioskop. "Nona awas" Richard menarik tangan Emilly dengan kuat. Dari arah samping banyak orang-orang yang lari dan hampir saja Emilly terjungkal jika saja Richard tidak menariknya. Setiap kali di sebelah Richard, Emilly akan merasa terjaga. " Nona baik-baik saha?" Tanya Richard. Emilly menganggukkan kepalanya.

Mereka berdua berpisah Emilly duduk di salah satu bangku yang tak jauh dari tempat pengintaian Richard. Tak lama kemudian datanglah seorang wanita yang memakai scraf dikepalanya dan juga kacamata hitam. Emilly memicingkan matanya kemudian wanita itu membuka kacamatanya nampaklah wajah rupawan dari wanita itu. Emilly memeluk wanita itu seperti dulu. Mereka berdua duduk di bangku dan mulai saling sapa. " Emilly bagaimana kabarmu?" Tanya Jasmine. " Aku baik kak, bagaimana kabar kakak sendir? Dan kenapa selama ini kakak menghilang tak ada kabar?" Tanya Emilly bertubi-tubi. " Aku tidak baik Emilly, sebenarnya aku belum meninggal jasadku masih utuh bahkan waktu itu opa bilang padaku jika yang dikuburkan saat itu adalah orang lain.

" tapi kamu jangan bilang pada Juna aku, aku belum siap bertemu denganya. Aku sangat merasa bersalah karena telah melukai hatinya. Bahkan sampai saat ini aku masih memakai cincin pertunanganya" Jasmine mengangkat tanganya dan nampaklah sebuah cincin yang cantik di jari manisnya. " Tapi bagaimana mungkin aku tidak mengatakannya kak, apalagi aku tadi baru saja menghubungi kak Juna dan memberi tahu keberadaan kakak" Benar Emilly tidak bisa membohongi Jasmine lagi pula dia harus jujur apa adanya. " Emy, apakah selama aku tidak ada di samping Juna ada wanita lain? Ada seorang wanita yang menggantikanku?"

Dari sekian ribu pertanyaan kenapa Jasmine harus bertanya itu kepada Emilly. " Kakak kenapa tanya itu padaku?" Tanya Emilly sebelum menjawabnya. " Aku hanya ingin memastikan saja, aku sangat rindu padanya. Aku yakin kesalahanku tidak termaafkan dengan mudah" Jasmine memilih menu yang ada di depanya dan memanggil seorang pelayan. Setelah selesai memesan Jasmine kembali menatap Emilly. " Kak aku masih tidak percaya kak jasmine hidup. Lalu kenapa kakak harus dijaga oleh pengawal-pengawal itu dan kenapa mereka terlihat jahat sekali" Jasmine mengeluarkan sebuah foto di dalam tasnya dan menunjukkan kepada Emilly.

Dalam foto itu ada seorang laki-laki tua dan dua orang pengawalnya. " Mereka berdua adalah pengawal setia opa waktu muda, tentu saja opa menyuruhku agar tetap aman kemanapun bahkan opa tidak mau aku keluar rumah tanpa adanya mereka. Aku tidak bisa lama di sini Emilly pasti mereka akan mencariku. Oya untuk waktu itu aku minta maaf karena telah jahat padamu mereka berdua hanya ingin melindungiku" Pesanan mereka datang. Jasmine meminum minumanya kemudian pamit pulang. Emilly hanya tidak percaya orang yang baru saja ditemuinya adalah Jasmine. Calon kakak iparnya, bagaimana bisa wanita itu muncul disaat kakaknya itu sudah menyukai orang lain.

Emilly mengacak rambutnya dia bingung apa yang harus dilakukan sekarang dia juga sudah terlanjur bicara pada Juna. Jika nanti kakaknya itu datang apa yang dikatakanya. Richard memasukkan ponselnya setelah menggambil gambar Jasmine. Kemudian datang menghampiri Emilly. " Richard!! Apa yang harus ku lakukan, itu memang benar kak Jasmine?" Tanya Emilly, bisa saja orang yang baru saja di temuinya itu adalah orang yang mengaku-ngaku sebagai jasmine. " Sepertinya dia memang Jasmine, aku sudah mengenal gerak-gerik jasmine dan bagaimana tingkah lakunya. Dia memang Jasmine, nona muda" jelas Richard saat itu. Emilly mengambil tasnya dan keluar dari cofe itu.

***
Ellina mencoba menghubungi Juna tapi tidak ada yang bisa. Sepertinya ponsel Juna mati, Ellina hanya khawatir terjadi sesuatu pada Juna. Setelah bergelut dengan pikiranya akhirnya Ellina mengambil jaketnya dan juga membawa tas kecilnya. Wanita itu mengambil sepedanya keluar rumah. Terlihat gedung yang sangat megah yang diketahuinya adalah apartemen. Ellina masuk kedalam sana setelah memakirkan sepedanya. Wanita itu masuk kedalam lift setelah itu dia membenahi jaketnya dan keluar dari sana. Ellina memecet tombol bel beberapa kali tapi tak ada sahutan atau tanda-tanda Juna membukakan pintu untuknya. Kemudian Ellina menuju resepsionis dan bertanya apakah Juna sudah pergi atau belum. " Maaf saya mau nanya dokter yang tinggal di apartemen nomer 145 kemana?"

" Maaf kak, dokter Juna sudah chek up dari pagi tadi bersama barang-barangnya" Ellina tertegun mendengar penjelasan yang dilontarkan wanita didepanya. " Kalau begitu terimakasih " Ellina beranjak dari tempatnya dan pergi dari gedung itu. Pikirannya kalut saat ini kenapa Juna meninggalkanya sebenarnya ada apa. Kenapa tiba-tiba sekali apakah Ellina harus menyusul kesana juga. Setetes air mata terjatuh di pelupuk mata Ellina. Dikayuhnya sepeda itu dengan kuat hingga dia sampai di depan rumahnya. " Imo!! Hiks... hiks... " Nenek Ellina terkejut melihat keadaan cucunya yang menangis. " Ada apa Ellina? Kenapa menangis seperti ini" tanya nenek Ellina perlahan.

" Dokter Juna pergi " Mungkin Ellina tidak bisa terlalu berharap kepada Juna seharusnya dia paham dan tidak muda percaya begitu saja dengan apa yang diucapkan Juna padanya waktu itu. " Lalu kenapa sayang, jika kamu juga mencintai dokter Juna kejar dia. Kembali ke Italy susul dia dan beri tau isi hatimu yang sebenarnya" Ellina menghapus air matanya, benar apa yang dikatakan neneknya. Ellina tersenyum senang benar dia harus menyusul dokter Juna.

***

Aku hanya ingin melihatmu...
Kenapa kamu meninggalkanku....

HYLOPHOBIA (TAMAT) #wattys2019Where stories live. Discover now