Part 23

1.9K 150 0
                                    


Hy semua maaf ya aku akan jarang update tapi tenang ajah jangan khawatir ceritanya masih berlanjut kok. Jangan lupa vote dong sama commentar biar seru masa ceritaku hambar-hambar gini kayak nggak ada garem sama penyedap rasanya. 😪😪
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ellina ingin menemui Dokter Juna ada yang harus dibicarakan. "Maaf aku selalu merepotkanmu tapi, Kyla bisakah kamu membantuku?" Kyla menganggukkan kepalanya. " Kak Ellin bicara apa sih kakak sama sekali tidak pernah merepotkanku, asal kakak tau aku yang selama ini ngerepotin kakak " Ellina menyentuh pipi Kyla. " Aku ingin bicara dengan dokter Juna, bisakah kamu membawaku kesana?" Kyla tersenyum lembut. " Tentu saja, sebentar aku panggilkan " Wanita itu langsung melesat pergi mencari Juna. Ellina menghembuskan nafasnya kali iji dia harus mendapatkan jawaban yang sebenarnya. Taklama kemudian dokter Juna datang dengan kursi rodanya serta diikuti Kyla dibelakang. " Sepertinya aku harus keluar mau cari roti " tinggallah dokter Juna dan Ellina disana.

" Maaf dokter sudah merepotkan untuk datang " Juna tersenyum seperti biasa. " Ada yang ingin kamu dengar?" Ellina menganggukkan kepalanya. " Kenapa dokter mengorbankan nyawa dokter demi membantu saya? " tanya Ellina. " Harus aku jawab apa? Lagipula aku hanya ingin membantumu saja tidak lebih. Akan aku lakukan banyak cara agar kamu sembuh " jelas Dokter Juna. Ellina masih bingung dengan penjelasan Fokter didepanya itu. " Tidak dokter, mata dokter Juna tidak menjawab seperti itu. Aku tau pasti ada sesuatu, saya mohon Dokter jujur saja " Ellina masi bersihkeras untuk mendapatkan jawaban yang sebenarnya.

Juna tidak tau kenapa dia harus mengorbankan nyawanya demi wanita yang bahkan tidak pernah menganggapnya lebih dari apa yang diinginkanya. " Ellina, saya tidak bisa mengatakanya " saat itu juga Ellina merasa kecewa akan jawaban yang diberikan dokter Juna. " Apakah Dokter suka dengan saya?" Ujar Ellina spontan. Demi apa dia malu sekarang, kenapa dia harus mengatakan hal itu pada Dokter Juna. " Tidak!! Saya hanya mencoba menjadi teman yang baik tidak lebih " Ellina merasa lega saat itu juga. Dokter Juna tidak menyukainya, tidak ada rasa kecewa dalam diri Ellina. " Terimakasih dokter, jika saja dokter benar suka dengan saya yang ada nanti Dokter akan menyesal " cercah Ellina dengan nada gurauan.

Mereka terus berbincang-bincang sampai Ellina pun keluar dari rumah sakit. Ellina mengemasi barang-barangnya dibantu oleh neneknya. Setelah berbulan-bulan akhirnya dia diperbolehkan pulang. Sejak pernyataan itu Ellina sudah jarang sekali melihat Dokter Juna bahkan sekedar kirim pesanmu tidak. Ellina tidak merasa sedih sedikitpun karena memang dia tidak menganggapnya lebih. Ellina dijemput oleh salah seorang sopir dan mereka pun pergi meninggalkan rumah sakit. Ellina memang sengaja tidak memberi kabar kepulanganya pada Kyla karena sudah banyak Ellina merepotkan anak itu. Kali ini Ellina akan pergi jauh dari semua orang dan suatu saat Ellina akan membalas apapun yang sudah diberikan oleh dokter Juna, Kyla dan juga semuanya.

" Imo, Ellina punya sedikit tabungan untuk kita membeli rumah dan pergi jauh dari sini. Sudah cukup aku merepotkan semuanya, kali ini aku akan mencari kebahagiaanku " Ellina menyenderkan kepalanya di pundak neneknya. " Kamu tidak ingin pamit dengan Dokter Juna ataupun Kyla sayang?" Ellina menggelengkan kepalanya. " Yang ada mereka akan menahanku Imo " ujar Ellina. Mereka berdua keluar dari mobil dan masuk kedalam bandara. Sebelum masuk kedalam pesawat dia sempatkan menghadap belakang dan memantapkan hatinya untuk pergi. Nenek Ellina bisa melihat betapa tegarnya Ellina sampai detik ini menanggung semua masalah kedua orang tuanya dan juga masalah dirinya.

Ellina masuk dalam pesawat dan mereka pun pergi meninggalkan Italy. Kyla dengan wajah berbinarnya masuk kedalam ruang rawat Ellina dan tidak menemukan siapapun disana. Wajah bahagianya tergantikan dengan wajah sedih. Kyla mencoba menghubungi nomor Ellina tapi tidak ada nada sambung disana. Kyla langsung meninggalkan ruangan itu dan pergi ke ruangan Juna. Tanpa mengetuk pintu Kylang langsung masuk. " Dokter!! Hah. Hah... hah... " Kyla mencoba mengatur nafasnya karena berlari. " Kak Ellin tidak ada dikarnya dan ... dan dia tidak bisa dihubungi sama sekali " jelas Kyla saat itu juga. Juna langsung menghentikan pekerjaanya dan mencoba menghubungi Richard. " Kyla coba kamu lihat cctv hari ini dan juga cctv yang merekam keberadaan Ellina" Kyla menganggukkan kepalanya dan melesat pergi.

Juna mengacak rambutnya, kenapa tiba-tiba padahal Juna ingin meminta maaf dan mengungkapkan perasaanya yang sesungguhnya. Tapi kenapa Ellina seolah menghindar dan ingin jauh darinya. Juna sangat menyesal sekarang apa yang harus dilakukanya tanpa Ellina. "Halo!! Richard cari nama penerbangan panggi ini dan aku mohon padamu cari keberadaan Ellina secepatnya " setidaknya Juna tidak akan ketinggalan jejak Ellina. Juna keluar dari ruanganya dan mencari Kyla. " Jun... jun... berhenti!!" Cegat dokter Sean. " Apa!! Lagi sibuk nih jangan ganggu " Sean tidak tinggal diam tentu saja dia menghentikan jalan Juna. " ada hubungan apa, lo sama Kyla?" Cercah dokter Sean dengan nada marah. " Wehh nggak ada hubungan apa-apa cuman ada urusan yang menyangkut Ellina saja. Sean kalau suka bilang padanya jangan ceburu gak jelas di belakang kayak gini malu sama profesi, oya perempuan nggak suka nunggu kepastian yang gak jelas " Setelah itu dokter Sean melepaskan Juna.

Juna mencoba mengorek bahkan mencari semua informasi yang ada. Kali ini dia benar-benar tidak ingin kehilangan orang yang berharga untuk kedua kalinya. Dari rekapan cctv yang ada Juna menerka-nerka kemana sebenarnya Ellina dan kenapa tiba-tiba seperti ini. Kyla sudah panik dari tadi, kenapa Ellina pergi. Ponsel Kyla berdering ada panggilan masuk. Nama yang tertera adalah Meriana saat itu juga Kyla ingin sekali pingsan. Apa yang akan dikatakanya nanti jika kak Meriana menanyakan tentang Ellina. Kyla menggeser tombol hijau yang ada di layar ponselnya. " Hallo!!" Ucap Meriana. "Yah Syukurlah kau mengangkat panggilanku. Kyla aku bisa bicara dengan Ellina? Sudah lama aku tidak bertemu dan ingin mengobrol lama. Aku sebenanrnya sudah menghubungi Ellina tapi dia tidak mengangkatnya " Tuhkan Meriana menanyakan Ellina. Apakah dia jujur saja jika Kak Ellin pergi ke luar negri. " Kak Meri sebenarnya, aku juga mencari kak Ellina. Kak Ellina pergi ke luar negri sepertinya dan dia tidak memberi tahu siapapun tetmasuk aku sendiri. " Meriana syok pada saat itu.

Sebenarnya apa yang terjadi, Meriana yakin pasti ada yang disembunyikan darinya. " Kalau begitu aku akan ke Italy aku butuh penjelasan sejelas-jelasnya Kyla, Yaampun Ellina kamu dimana. " cercah Meriana dengan nada sedih. Kyla mengakhiri panggilanya dan bersiap untuk pergi.

***

Dia pergi sebelum aku menjelaskan perasaanku
Dia pergi karena kecerobohanku
Jujur aku mencintainya
Lebih dalam di dalam hatiku

HYLOPHOBIA (TAMAT) #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang