Sedangkan Bela, perempuan itu tertawa kecil menanggapinya. "Iya, dung. Hasil jerih payah kerja gue selama ini, nih." Bangganya sambil sedikit memukul setir mobilnya.

"Dasar, belagu."

Bela kembali tertawa pelan mendengar ucapan dari Liana barusan. "Udah, lah, gue kesini itu sebenernya mau jemput lo." Kata Bela memberitahukan. "Udah di jemput sampai rumah, eh, taunya malah lagi lari sendirian. Keliatan jones-nya tau gak?" Telunjuk Bela mengarah kearah Liana, meledek perempuan itu.

Liana menghela napasnya pelan sambil menurunkan telunjuk Bela dengan paksa. "Ngapain jemput gue pagi-pagi begini?"

"Gini, nih, kalo grup WA jarang di buka."

"Apa, sih, Bel? Langsung ke poinnya aja!"

Bela yang masih berada didalam mobil, menghela napasnya pelan. Kedua bola matanya juga sempat memutar dengan malas. "Kita mau kumpul-kumpul buat bahas reuni khusus angkatan kita, Liana!"

"Gue kira rencana itu cuma jadi wacana doang."

"Enggak, lah."

"Kenapa kumpulnya gak nanti aja? Gue mau lari pagi, nih."

Bela berdecak kesal mendengarnya. Namun dia masih berusaha sabar untuk menghadapi sahabatnya yang berubah menjadi sok sibuk setelah kejadian di waktu lampau itu. "Ini mumpung pada bisa kumpul, kalo nanti-nanti gak semuanya bisa." Ujar Bela yang membuat Liana menghela napasnya. "Ayok, buruan masuk! Kita langsung kesana." Titah Bela.

"Gue ganti baju dulu aja, ya?"

"Gak ada waktu lagi, Na. Udah, lah, lo pake baju itu aja juga masih keliatan cantik, kok!"

"Tumben muji." Liana bergumam yang masih bisa di dengar oleh Bela. Sebelum Bela kembali mengoceh, Liana segera berjalan menuju ke mobil bagian penumpang, lalu masuk kedalamnya.

_-_-_-_-_

Pertama kali kaki Liana memasuki cafe yang menjadi tempat berkumpulnya sahabat-sahabatnya ini, Liana seolah tertarik lagi ke masa-masa itu. Masa enam tahun lalu yang berusaha Liana kubur sedalam-dalamnya.

Tempat ini membuat Liana teringat dengan bagian masa lalunya yang indah. Sebuah kisah dengan awal klasik, namun berakhir tragis. Liana tanpa sadar menghela napasnya kasar setelah mengingat seputar masa lalunya yang pernah terukir indah di tempat ini.

"Kenapa disini, sih, Bel?" Tanya Liana tanpa menatap kearah Bela yang berjalan tepat disamping kirinya.

Bela tidak langsung menjawab. perempuan itu justru menggaruk tengkuknya pelan sambil menatap dengan tatapan bingung kearah sahabat-sahabatnya yang lain yang sudah berkumpul di meja sana.

Bela tahu alasan apa yang membuat Liana menanyakan hal tersebut. Sayangnya dirinya baru teringat mengenai sesuatu setelah Liana bertanya seperti itu. "Maaf, Na. Ini acara mendadak, jadi kita pilih tempat yang dulu biasa kita datengin."

Liana hanya diam saja tanpa menanggapi perkataan Bela barusan. Dia justru tersenyum kecil yang terlihat sedikit terpaksa saat melihat wajah sahabat-sahabatnya disana yang tengah tersenyum kearahnya.

Jujur saja, ini kali pertama Liana berkunjung ketempat ini lagi setelah kejadian itu. Kejadian disaat Liana menangisi sesosok masa lalunya yang kini entah apa kabar.

"Akhirnya lo nyampe juga, Na."

Liana hanya tersenyum menanggapi perkataan Tiara, sahabatnya. Setelahnya, perempuan itu segera bergerak membalas pelukan Tiara. "Iya, soalnya Bela berhasil nyulik gue." Kekeh Liana sambil melirik Bela yang terlihat sedikit melotot kearahnya.

Ex Boyfriend | Jung JaehyunWhere stories live. Discover now