Gathan#58

11.4K 625 19
                                    

"Aku akan berusaha ngertiin Kak Gathan, Kak. Aku juga bersyukur karena bisa jadi salah satu orang yang disayang sama  Kak Gathan."

ALNA BINTAFAIRA

¤¤¤

Alna menghela napasnya kasar menatap sosok cewek berambut pirang, dengan tatapannya yang seakan menyiksa kedua mata Alna. Alna hanya diam, berdiri menatap tanpa rasa takut, sedangkan Sheyla, Salsa, dan Kinan masih berdiri di sisinya.

Bel pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, Alna yang sedang keluar gerbang bersama Salsa, Sheyla, dan Kinan tiba-tiba disambut meriah oleh cewek yang bahkan tidak diharapkan kehadirannya di cerita ini.

"Lo apain Gathan, sampai dia masuk rumah sakit? Hah?" tanyanya dengan kedua tangan berada di depan dada.

"Kak permisi, gue mau pulang," kata Alna mengabaikan ucapan dari cewek berambut pirang tersebut, karena sungguh ia sedang malas mengobrol dengan siapa pun. Apalagi cewek yang terlalu terobsesi dengan pacarnya itu, siapa lagi kalau bukan Octa.

"Eits! Lo berani ya ngelawan gue? Gak ada Gathan, lo semakin belagu sama gue ya, cabe," ucap Octa kembali.

"Eh! Lo ngajak ribut sama gue, CABE MURAHAN?!" semprot Salsa tidak terima, iya, ia tidak bisa diam saja ketika ada salah satu temannya diusik oleh cewek berambut pirang itu.

"Temen lo yang sering bikin emosi gue naik. Baru aja gue masuk, tapi gue udah terima berita buruk!" tukasnya.

"Justru karena elo udah masuk lagi ke sekolah, makanya berita buruk itu muncul, paham?" balas Salsa tidak mau kalah.

"Lo kok semakin kurang ajar ya, Sal? Berani lo sama gue?!" pekik Octa seraya memajukan langkahnya mendekat ke arah Salsa.

Alna yang selalu malas memperpanjang masalah ini dengan Octa langsung pergi dari tempat kejadian. Yang ia pikirkan sekarang hanya Gathan, ia ingin menjenguk Gathan sekarang, ia ingin melihat cowok itu.

Baru dua langkah Alna berjalan, sebuah tangan menahannya dengan sangat erat.

"Mau kemana lo?" ucap Amanda, cewek itu menatap licik ke arah Alna kemudian menoleh ke arah Octa. "Octa! Nih cewek mau kabur aja tadi. Takut dia," lanjutnya.

"Lepas Kak!" pekik Alna seraya meronta berusaha melepas dari eratan tangan Amanda.

"Eh woi! Lepasin gak tangan Alna! Sampai lo gak lepasin, gue jambak abis ya rambut lo!" pekik Salsa.

Sedangkan Sheyla membantu Alna untuk melepaskan lengannya dari tangan Amanda, sedangkan Kinan, ia membantu Salsa untuk menahan emosinya dengan Octa.

"Jambak aja. Siapa takut?" ledek Amanda membuat Salsa langsung melangkah maju mendekat ke arahnya, dan kedua tangannya langsung menjambak kasar rambut Amanda, seketika suasana menjadi heboh.

Otomatis tangan Amanda tak lagi memegang erat lengan Alna, tangannya ia gunakan untuk menjambak balik rambut Salsa.

Bahkan security sekolah ikut membantu meleraikan keduanya. Alna tidak ambil pusing, ia segera berjalan cepat keluar gerbang menunggu ojek atau angkutan umum yang lainnya.

Alna melihat sebuah bus berhenti tepat di depan gerbang sekolah, awalnya Alna tidak terlalu tertarik untuk memperhatikannya namun beberapa cowok yang ia kenal membuat Alna menatap mereka dengan sebuah senyuman kecil.

"Lo mau pulang, Na?" tanya Evano dengan keningnya yang berkeringat, ditambah cowok itu menggunakan seragam dengan nomor punggung 1. Alna jadi kembali teringat oleh cowok dingin itu.

GATHAN  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang