Kadang dia menyesal, ternyata begini ya dulu istrinya meladeni sikap keras kepala dan ke-egoisan yang sangat tinggi itu, sekarang karma telah tiba di bayar kontan oleh tuhan lewat Genta anak satu-satunya tersebut.

OoO

"Kak, ini coffe nya" ucap Dentala dengan nampan berisikan satu gelas kopi dan meletak kan nya di meja

Suasana sejuk sore hari di taman belakang menambah seolah menambah rasa tenang dan damai pada hati Dentala. Duduk berdua dengan tuan muda di taman belakang dengan rumbut hijau dan bunga-bunga tertata rapi

"nyonya suka bunga ya, tuan?" tanya Dentala, dilirik nya Genta yang sedari tadi hanya diam dengan pandangan lurus sejak gadis itu memberikan Segelas kopi

"Tuan?" tanya genta memastikan

Dentala mengernyit, tidak mengerti dengan apa yang di tanyakan oleh majikan nya tersebut "Aku gak ngerti tuan" jawab Dengan dengan wajah polos nya

Genta mengalihkan atensinya ke gadis itu. Meneliti setiap ekspresi yang gadis nya itu keluarkan, Genta ingin sekali mengurung Dentala untuk dirinya sendiri, bercinta setiap hari dan mempunyai beberapa anak

Genta menggeram, tangan nya mengepal saat ia menyadari bahwa mata gadisnya itu membengkak, terlihat habis manangis

"Ini kenapa?" tanya Genta, tangan nya mengelus mata kanan Dentala dengan pelan

Dentala menggeleng, ia tidak mau membahas soal semalam tentang mamah yang memarahinya hingga membuat gadis itu menangis semalaman

"Jawab!" desak nya

"awww!"

Genta menekan mata kiri Dentala menggunakan jempol tangan nya, bermaksud untuk menggertak Dentala agar dia mau bercerita

"S—-emalam mamah marahin aku, tuan. Dia marah karena aku tidak becus bekerja saat menyajikan soup ayam dengan tambahan wortel ke mangkuk tuan, jadi mamah memarahiku" jelas Dentala, kepalanya menunduk, memilin kedua tangan nya, dengan nada bucara bergetar seperti menahan tangis.

Genta mengumpat dalam hati, pandangan nya menanjam setelah mendengar penjelasan Dentala barusan "jadi mamah melarang ku main, aku menangis selamalaman"

Dentala mendongak menatap Genta dengan derai air mata " --— tuan, tolong jangan pecat mamah ku" ujar nya memohon dengan kedua tangan nya yang di satukan

Genta yg melihat Dentala merendah seperti itu membuat hatinya berdenyut nyeri "Tidak akan, dan jangan panggil aku tuan! Panggil seperti biasa saja" perintah nya

Dentala tersenyum, lalu menggeleng kan kepala dan menyeka sebentar air matanya "Gak bisa, takut mamah marah, sebenernya aku sudah gak boleh lagi main sama tuan, kata mamah aku itu beda kasta dengan tuan"

Genta menggeleng, kedua tangan nya menggenggam tangan Dentala lalu di kecup nya tangan mungil gadis itu "itu gak benar, jangan dengarkan mamah mu! Panggil sesuka hati saja, aku kan calon suami mu" jelas Genta

Dentala mengangguk "Soal menikah yang aku ucap kan waktu itu, tidak jadi deh" ujar gadis kecil tersebut

Genta mengernyit heran "Kenapa?" tanya nya

OBSESSION (Story Of Dentala)Where stories live. Discover now