20- The Truth

2.1K 382 128
                                    

Even if I go far away, don’t cry so sadly
Promise me that you’ll remember me
Only with dazzling memories

I’ll miss you so much
Even if I can’t hold you again
Each familiar step I hear
I’ll follow and protect you

I’ll miss you so muchEven if I can’t hold you againEach familiar step I hearI’ll follow and protect you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ayo mulmednya diputer zeyeng, kalo lagunya mati? Play lagi ampe abis huhu, thx♡)
.
.
.
.
.

"Oppa, hari ini buka time capsulenya boleh?" tanya seorang gadis berumur 10 tahun.

"Lho? Bukannya besok tanggalnya ya? Ini kecepetan sehari, jadi belom genap 5 tahun," jawab seorang lelaki yang lebih tua 3 tahun darinya.

"Ih, kan itu besok. Besok juga Senin, pasti
bakalan sibuk! Jadwal les Drumku juga sorenya.” Gadis kecil itu berdecak kesal, kemudian mengalihkan atensinya ke jalanan.

“Yaudah kalau kamu maunya hari ini. Tapi, ini mendung lho, pasti bakalan susah buat galinya,” ucap lelaki di hadapannya sembari melihat ke arah langit dengan awan yang sudah berubah warna menjadi sedikit kelabu.

“Yeay! Nah, ini baru sahabatku. Gapapa dong, lagian kita bisa pakai jas hujan atau membawa payung.” Aretha kecil tersenyum senang, bangga telah berhasil membujuk
Younghoon untuk mengacuhkan tawarannya membuka Time Capsule mereka, yang mereka tanam tepat di puncak belakang SD mereka.

.
.
.

Younghoon tak mengalihkan fokus atensinya dari jalanan. Benar bahwa ia sekarang meminjam mobil milik papanya yang ia paksa agar papanya mengizinkannya pergi, dengan syarat Pak Kim yang mengantar mereka.

Langit sore itu sangat tak bersahabat, semilir angin yang mengajak hujan untuk cepat turun ke bumi sangat terasa membelai kulit wajah Aretha yang sedang menurunkan kaca jendela mobil.

Tiba-tiba saja ada payung-milik pengguna jalan- yang terbang tepat di depan mobil yang mereka tumpangi, payung itu tertiup kencang oleh angin, membuatnya menempel tepat di kaca depan mereka.

Pak Kim yang memegang kemudi, dengan kaget dan sedikit panik membanting stirnya ke arah kanan, hingga membuat mobil itu bertabrakan dengan mobil yang berlawanan arah dengan laju mereka, selanjutnya tentu terjadi tabrakan beruntun. Suara benturan keras terdengar sangat menyayat hati siapapun yang mendengar.

Tepat saat itu, langit menumpahkan tangisnya dengan deras, meredam lirihan, isakan, bahkan teriakan. Darah segar yang bercucuran mengikuti kearah mana air hujan mengalir, mempermanis suasana pilu di tempat tersebut. Perlahan mulai terdengar dari kejauhan suara sirine ambulance yang mulai mendekat, kebisingannya seolah ingin memekakkan indera pendengaran.

.
.
.

How far is this dream?
Is it for happiness?
As I place the memories of endlessly searching for you behind,
Goodbye

Am I Different? || Choi Soobin;TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang