Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Setelah kejadian malam itu, ada perubahan kecil dari sikap 'anak-anak bosan'--ada sedikit pengecualian-- kepada Aretha.
Ya, perubahan kecil, sangat sedikit.
Sisanya? Masih sama. Mereka makin gencarmembully melalui perkataan, hal itu tentu tidak menyakiti fisik, justru batin Aretha. Bukankah itu terasa lebih ... sakit?
Terbukti saat setiap kali Aretha berkunjung ke rumah sakit, dokter kerap kali mengingatkan Aretha untuk tidak memikirkan hal-hal berat, tentu saja hal-hal berat itu hasil tekanan yang diberikan oleh 'anak-anak bosan'.
Hyunjin? Lelaki itu memang terlihat tak peduli, tapi nyatanya?
Ia memang tak peduli:) Tapi, ntahlah, bagaimana isi hatinya? Bisa saja seperti Soobin, yang diam-diam memberi sedikit perhatiannya kepada Aretha, walaupun terkadang dia ikut mengambil tempat untuk mengata-ngatai Aretha.
Ah, mungkin saja itu hanya alibinya di depan teman-temannya?
ʕ•ﻌ•ʔ
"Aretha, ke kantin bareng yuk?" ajak Siyeon saat melihat Aretha masih bermain dengan buku Matematikanya, mungkin membahas soal atau sekedar melahap rumus-rumus baru.
Aretha mengalihkan atensinya kepada Siyeon, Yireon, serta Nakyung. Kemudian mengangguk setuju. Ia munutup bukunya, dan berjalan mendeketi mereka.
Belum sampe setengah perjalan mereka ke kantin, seorang lelaki berdiri di hadapan mereka berempat.
"Eh, gue join dong, ke kantin kan?" tanya lelaki itu, yang disambut anggukan keempat gadis.
"Woo, tumben ga maenan bola di lapangan? Biasa ngerusuh?" tanya Yireon yang berjalan di sebelah kiri lelaki bernama Sunwoo itu.
"Hm? Gapapa si, males aja, kan anak kelasan gue abis mapel Olahraga tadi, ga liat lu?" tanya Sunwoo sambil sesekali tersenyum kepada adik atau kakak kelasnya. Tebar pesona, mungkin.
"Lah? Mana gue tau, emang gue suka sama lu, sampe nyari-nyari tau segala?" tanya Yireon sambil rolling eyes.
"EH KAN EMANG IYA!" sahut Nakyung, yang disambut tatapan ganas dari Yireon juga Siyeon.
Aretha? Tentu hanya diam, dia mengerti maksud tatapan mereka, mungkin rahasia tentang Yireon yang menyimpan rasa kepasa Sunwoo? Entahlah, Aretah belum sedekat itu dengan mereka.
Sunwoo yang melihat mereka, mengangkat alisnya sebelah, pura-pura bodoh, kemudian bersikap 'bodo amat'.
Yireon sejak dari tadi hanya ingin menyumpal mulut Nakyung dengan sepatunya. Syukur saja berkat Sunwoo yang berkata ingin mentraktir mereka berempat, menahan bibirnya untuk sedikit memaki temannya yang satu itu.
