4- About the Truth?

3.4K 625 109
                                    

Masih hari yang sama, hari di mana Aretha memasuki sekolah barunya, dan sekarang jam dinding kamarnya menunjukan pukul 9 malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Masih hari yang sama, hari di mana Aretha memasuki sekolah barunya, dan sekarang jam dinding kamarnya menunjukan pukul 9 malam.

Adik bungsu Aretha memasuki kamar kakak keduanya itu sembari membawa segelas coklat hangat di tangannya,

"Kak?" sahut lelaki itu mengetuk pintu kamar kakak perempuannya,

"Kak Ei?" masih belum ada sahutan, dan si bungsu pun membuka pelan pintu kamar kakaknya.

Sang Kakak tentu saja sedang belajar dengan rambut yang di kuncir kuda, "Hm, pantes aja ga kedengaran aku ngetuk pintunya," gumam lelaki bersurai coklat itu.

"Kak Ei," dia menepuk pelan pundak kakaknya, dan menaruh gelas berisi coklat panas tadi di meja belajar Aretha.

Aretha tentu saja sedikit terkejut karena ia sedang berkutat dengan buku tebal Matematikanya.

Aretha segera memasang ABD(Alat Bantu Dengar) ke telinganya, dan melihat ke adiknya yang sedang duduk di pinggir ranjang Aretha.

"Maaf, aku ga denger tadi."

Seperti biasa, tentu saja ia menggunakan bahasa isyarat dengan keluarganya.

"Gapapa kok kak, serius banget belajarnya, itu diminum dulu, tadi di buatin sama Kak Lino coklatnya untuk Kak Ei," sahut adiknya tersenyum. 'Ei' adalah nama panggilan dari adiknya untuk Aretha dan berakhir dengan seluruh keluarga memanggilnya 'Ei'. Karena saat kecil, adiknya belum pandai mengucapkan kata 'Aretha' justru menjadi 'Eita'.

"Makasih, Lix."

Lee Felix, sang adik dengan suara baritonnya menjawab, "Anytime, Kak."

"Oh iya, gimana sekolah barunya kak? Asik ga? Asikan mana sama di Jakarta?" lanjut Felix, benar soal Felix berbeda sekolah dengan Aretha, Felix menetap di Seoul bersama Papa dan kakak sulungnya. Karena ada beberapa alasan untuk tidak menyatukan mereka di sekolah.

Sekarang Felix berada di kelas 10, yang letak sekolahnya tidak jauh dari kampus Lee Know. Tentu saja karena papa mereka tidak mengizinkan Felix untuk jauh dari si sulung, karena Felix kerap kali keluar masuk BK hanya gara-gara baju sekolah yang berantakan dan tanpa simbol, atau sekedar lupa membawa tugas yang sudah diberikan beberapa minggu sebelum deadline.

Felix itu bukan anak nakal, ia sama seperti remaja-remaja lainnya yang masih dalam tahap pubertas, serta senang untuk melakukan hal konyol lainnya dan karena hal itu, terpaksa si sulung yang di panggil bolak balik ke BK.

Aretha memperbaiki posisi duduknya setelah meminum seteguk coklat yang dibawakan Felix tadi,

"Ya gitu, sama aja si, oh iya kamu tau ga? Tapi jangan bilang sama Kak Lino ya?"

Aretha sedikit melihat ke arah pintu kamar, dan kembali melihat eksistensi Felix.

Felix mengangguk mantap sembari melihat sang kakak, meyakinkan untuk tidak membocorkan pembicaraan ini dengan kakak sulung mereka, Kak Lee Know (re : Lino).

"Tadi, di sekolah kakak kaget banget, soalnya kakak sekelasan ama Ubin."

"Hah? Gimana gimana kak? Ubin? Ya emang semua kelas ada Ubin kan?" Felix kebingungan dengan arah pembicaraan kakaknya.

"Bukan ih, Ubin lho, si Soobin. Choi Soobin, inget ga?"

Aretha melihat Felix yang sedang berpikir untuk mengingat, soal Choi Soobin.

"Wait? Jangan bilang temen SD kakak pas di Seoul dulu?" akhirnya setelah beberapa detik berkutat dengan pikirannya, Felix menemukan pencerahan.

Aretha mengangguk kuat, sedetik kemudian ia ragu untuk melanjutkan ceritanya, pasalnya Felix mulai memasang tampang seriusnya.

"Kak? Pindah ke sekolahan aku aja?" tanya Felix ke Aretha antusias,

"Ih, jangan, nanti Mama marah, terus aku di pulangin ke Indo lagi, kamu mau papa sama mama ga akur lagi? Terus ga bisa liat apalagi kunjungi aku."

"Ya ga mau lah kak," Felix bergedik pelan, takut kejadian beberapa tahun lalu, saat Mama dan Papanya bercerai merebut hak asuh, dan hak asuh Aretha jatuh kepada Mamanya, sedangkan Lee Know dan Felix oleh Papanya.

Bersyukurlah mereka saat ini, sang Mama dan Papa telah berdamai, tapi tidak bisa untuk disatukan kembali, karena Mama mereka telah memiliki pengganti lain dan menetap di negara asalnya, Indonesia. Sedang si Papa memilih untuk menjadi single parent.

"Huft, kak, kalo aku bilang Kak Lino gimana?" tanya Felix lagi.

"Dek, jangan lah, bisa-bisa aku ga di sini lagi."

Felix menghela napasnya sedikit kasar, sesak. Ia takut kejadian lama yang dirasakan kakaknya, akan menjadi mimpi buruk lagi.

ʕ•ﻌ•ʔ

Line!

Bunyi notifikasi masuk ke ponsel Aretha saat Aretha sedang membuat sarapan untuk keluarganya. Ia segera mengambil ponsel nya, dan mengecek isi notifikasi tersebut.

YireonWang invited you to the group.

Dengan segara Aretha meng-accept undangan grup kelasnya, ia senang. Tentu saja, karena Aretha pikir dengan begitu dia benar-benar dianggap bagian dari kelas barunya, 11-B.

YireonWang

Waah, makasiih Yi!|

|Yaps, anytime Tha, santai
|aja kali sama gue, elah wkwk

Hehe, ok Yi|
Btw, hari ini mapel Olahraga ya?|
Aku belom pnya seragamnya T.T|

|Eh, bnrn blm dpet yak?
|Gue ada dua nih srgamnya, ntar
|gue bawa deh, tenang aja lu

Seriusan Yi? Gpp emgnya?|
Thx lgi yak, maap ngerepotin|

|Iya Tha, astaga, sans aja
|Ntar gue tmenin ambil srgam
|baru di koperasi yak, ingetin

Begitulah kira-kira isi pesan Aretha dengan Yireon, gadis cantik itu baik sekali kepada Aretha.

Begitulah kira-kira isi pesan Aretha dengan Yireon, gadis cantik itu baik sekali kepada Aretha

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Vomment juseyo~

Am I Different? || Choi Soobin;TXTWhere stories live. Discover now