5- Dont Get to Close?

3.3K 589 177
                                    

Setelah sarapan, Lino, Felix, serta Aretha pergi bersama, tentu saja setelah berpamitan bersama Papa mereka yang juga pergi ke kantor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah sarapan, Lino, Felix, serta Aretha pergi bersama, tentu saja setelah berpamitan bersama Papa mereka yang juga pergi ke kantor. Papa mereka hanyalah pegawai negeri biasa, yang gajinya cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Lino juga punya kerja part-time disalah satu kafe daerah Gangnam-itu juga beberapa kali di tolak dari beberapa kafe-jadi gajinya lumayan untuk menambah keperluan.

Aretha diantarkan duluan oleh Lino dan Felix, menggunakan mobil bekas yang Lino beli sendiri dari hasil tabungannya, tidak masalah bukan mobil mewah, toh mobil sedan sederhana ini bisa membawa keluarga mereka kemana saja.

"Kak Lino aku duluan, Lix kakak duluan yak, kamu belajar yang bener, jangan masuk BK lagi, kasian Kak Lino," ujar Aretha menyalami Kakak sulungnya, dan mengacak pelan rambut adiknya, kemudian turun dari mobil Sang Kakak.

"Kak Lino, Kak Ei dah dewasa banget yak balik dari Indo." Felix membuka percakapan sembari melihat kakak sulungnya yang mulai mengemudi menjauhi sekolahan Aretha.

"Iyalah, bentar lagi kelas 12, lagian Ei juga udah legal, udah 17, harus lebih dewasa," ujar Lino tersenyum bangga.

"Dewasa dalam konteks apaan ni?" Felix nyengir tidak jelas, yang disambut jitakan keras dari Lino,

"Kamu kira kakak ga tau arah pembicaraan kamu?" Lino jengah, tidak habis pikir dengan adik bungsunya.

"Dih? Kakak mah kebiasaan, aku becanda doang," jelas Felix sambil mengelus kepalanya yang dijitak kakaknya, jaga-jaga agar tidak terjadi yang kedua kali.

"Yeu, lagian siapa ajarin kamu hah?" Lino menepikan mobilnya ke depan sekolahan Felix,

"Diajarin temen kak," Felix nyengir, kemudian menyalami Lino, "Kak, buku paket ku ilang satu, kemarennya naroh di atas meja guru buat kipas-kipas karena AC kelas lagi rusak, terus pas aku tinggal sebentar, eh bukunya ilang." Felix malah curhat kepada Lino,

"Ya ampun, itu buku perpus atau buku beli yang kamu ilangin?" Lino melihat ke arah Felix.

"Buku beli sih kak," ujar Felix dengan cengirannya.

"Yaudah, nanti pulsek kamu jemput Ei ya, terus pergi beli buku. Naik bus aja, kakak pulang agak maleman, gabisa jemput." Lino mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya, kemudian memberikan kepada Felix.

"Okay kak, syiap, aku duluan ya kak, tiatiii," timpal Felix setelah menerima uangnya, dan turun dari mobil Lino, untuk segera memasuki lingkungan sekolahnya.

ʕ•ﻌ•ʔ

Aretha baru saja mengganti seragamnya menggunakan seragam training untuk Olahraga milik Yireon.

Benar saja Yireon meminjamkan seragamnya kepada Aretha dengan senang hati, dan sekarang Aretha bergabung bersama Yireon, Siyeon dan Nakyung.

Syukur saja, Siyeon sedikit mengerti bahasa isyarat, jadi lebih mempermudah mereka untuk berkomunikasi. Siyeon itu anak Divisi Humas, jadi sering melakukan baksos, mau itu di panti, atau tempat umum.

"Tha, kamu ga ngiket rambut? Ini bakal lari-lari, ga gerah?" tanya Nakyung sembari berjalan kearah lapangan outdoor.

"Gapapa, udah biasa ini, hehe."

"Gapapa, udah biasa ini," ujar Siyeon menerjemahkan bahasa isyarat Aretha,

"'Hehe' nya ada tuh Yeon," timpal Yireon bercanda.

"Yeu, gaperlu, pasti Nakyung ngerti lah, ya ga?" tanya Siyeon memeluk lengan Nakyung, yang ditanya hanya tertawa pelan.

Saat mereka berempat sampai ke lapangan outdoor, sudah ada beberapa anak yang berkumpul, sisanya sedang berganti seragam.

Soobin dan teman-teman sekelasnya serta beberapa murid kelas lain yang kena jamkos sedang bermain futsal bersama, menunggu guru mereka datang.

Beberapa siswi sedang melakukan pemanasan, dan sebagian lagi sedang duduk di pinggir lapangan, mau itu bermain ponsel, membicarakan orang, atau sekedar menonton futsal.

"Bin, tendang bola ke si bisu gih," ucap Hyunjin mengoper bola ke arah Soobin, setelah melihat Aretha dan teman-temannya baru datang untuk pemanasan.

Soobin terdiam untuk beberapa saat, "Woi, bola nya buruan, sini oper," ucap Haruto kepada Soobin, dan menyadarkan Soobin dari lamunannya, untuk segara mengoper bola kepada Haruto.

Hyunjin mengernyitkan dahinya, "Napa sih Bin? Dari kemaren ga asik banget lu," ujar Hyunjin yang sibuk berlari mengikuti Soobin yang mengejar bola.

"Apaan Jin? Gue males aja gangguin cewe cem Aretha," timpal Soobin sembari menggiring bola.

Hyunjin sedikit menepi dari lapangan, ia terus memperhatikan Aretha dari sana,

'Soobin kenapa si? Labil banget bodo.'

ʕ•ﻌ•ʔ

Setelah bel pulang berbunyi, Aretha segera berlari kecil keluar sekolahnya, dan mendapati eksistensi lelaki bersurai coklat di gerbang sekolahnya, banyak murid-murid berlalu lalang untuk segera pulang.

Lelaki itu melihat Aretha dan melambaikan tangannya senang,

"Hai Kak Ei! How was ur day?" tanya Felix merangkul pundak kakaknya.

"Great, hbu?"

Aretha memberikan bahasa isyarat dan memukul udara dengan tangan terkepal dengan cara swag.

Felix tertawa kecil, tidak menanggapi pertanyaan kakaknya. Benar saja tadi pagi Felix mengirim pesan kepada Aretha, bahwa Felix yang akan menjemputnya dan meminta Aretha untuk menemaninya ke toko buku.

"Kak, aku mau liat Soobin dong," ujar Felix sedikit berbisik, Aretha tentu saja menggeleng cepat,

"Hai Lix!" sapa seseorang kepada Felix dan menghampiri Felix juga Aretha.

"Hai Lix!" sapa seseorang kepada Felix dan menghampiri Felix juga Aretha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Am I Different? || Choi Soobin;TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang