9- Dumb & Dumber

2.8K 583 225
                                    

Senin pagi ini membuat semua orang sibuk dengan persiapan mereka ke sekolah maupun ke kantornya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Senin pagi ini membuat semua orang sibuk dengan persiapan mereka ke sekolah maupun ke kantornya.

Layaknya Soobin yang sedang heboh dengan dasinya yang malah ntah di mana disimpannya.

Pasalnya 20 menit lagi bel sekolahnya pasti berbunyi, belum lagi jarak antara rumah dan sekolanhya bisa menempuh 10-15 menit, itu juga kalau tidak macet, tapi masalahnya ini Senin.

"MAA!! LIAT DASI KU GA MA?!" teriaknya dari kamar, sambil memasukkan buku pelajaran ke dalam tasnya, huft, sekarang Soobin menyesal kenapa tidak mempersiapkannya dari semalam.

Mama Soobin membuka pintu kamar anaknya itu, kemudian masuk ke dalam,

"Ini namanya apa sayang? Makanya jangan naruh sembarangan, lagian kalo kamu mau nyari sesuatu itu ya pake mata sama tangan, jangan malah teriak-teriak ga jelas," tutur Mamanya panjang, saat menemukan dasi milik Soobin yang tergeletak di nakas tepat di sebelah jam waker nya.

"Lho? Tadi aku udah liat di situ Ma, beneran ga ada, serius." Soobin mengambil dasi yang diberikan oleh Mamanya kemudian memakainya dengan terburu-buru dan sedikit bergidik seram, kali saja ada setan yang mau main-main dengan dasinya, atau takut dengan Mamanya, oleh karena itu dasinya kembali.

"Yaudah, ntar sarapan dulu baru berangkat ya, kamu jemput Chaeri lagi?" tanya Mama Soobin sebelum keluar kamar.

"Engga sarapan, Ma. Ntar pas nyampe sekolah aja. Terus aku ga jemput Chaeri, emang aku abang Grab," jelas Soobin sambil memakai tasnya dan mengambil ponsel dari atas tempat tidurnya.

Mamanya hanya mengangguk paham, kemudian keluar duluan menuju ruang makan.

Sebelum Soobin keluar berpamitan, ia berhenti di ambang pintu. "Ma, gapapa kan makan sendiri lagi? Janji besok bakal makan bareng Mama, ntar kalo bisa Soobin yang anter Mama ke kantor deh."

Mamanya hanya tersenyum hangat, dan mengangguk, berharap semoga sang kepala keluarga dan anak sulungnya selalu bahagia.

ʕ•ﻌ•ʔ

Beruntung saat Soobin sampai, gerbang pagarnya hampir tertutup, jadilah ia bisa masuk dengan sedikit rayuan.

Soobin melewati koridor yang menuju kelasnya, ia tak sengaja jalan beriringan dengan gadis yang memakai Jumper berwarna baby blue yang tudungnya menutup kepala hingga hanya beberapa helai rambut yang terlihat, gadis itu merapatkan Jumper bagian lehernya.

Soobin berjalan tak peduli dengan eksistensi gadis di sebelahnya, dan ia merasa gadis itu mengikutinya ke kelas, berpikir gadis itu adalah stalker.

Tapi, ia langsung menepis pikiran itu saat tau gadis yang memakai Jumper itu duduk tepat di sebelah kursinya, itu adalah Chaeri.

"Eh? Kok lu ga ngomong? Gue kira siapa elah," tanya Soobin sambil mendudukan dirinya.

"Yeu, gue mana tau lu jalan di sebelah gue, btw gue kelupaan pake dasi anjir," jelas Chaeri sambil membuka bagian leher Jumpernya.

Soobin melihat sekilas, kemudian membuka dasinya, dan memberikan kepada Chaeri. "Nih, pake punya gue aja."

"Lah? Lu nya gimana?" tanya Chaeri basa-basi tapi tetap memakai dasi milik Soobin.

Soobin hanya mendengus pelan, kemudian melihat Aretha yang memasuki kelas dengan membawa sapu serta pel, kemudian meletakkannya di lemari penyimpanan alat kebersihan.

Soobin berdiri dan menuju ke loker kecil di sebelah lemari yang baru saja ditutup Aretha, "Dasi lu mana? Bentar lagi masuk Pak Chen, dia ga suka murid yang ga lengkap, lu udah hampir 2 bulan di sini, masa ga paham juga, tolol apa gimana?" sarkas Soobin dengan suara rendah, agar tak didengar dengan orang lain.

Aretha melihat kearah Soobin,

"Kamu juga ga pake lho."

Aretha memberikan bahasa isyarat seraya membelakangi teman-temannya, paham maksud Soobin agar tidak ada gosip tentang mereka.

"Ya gue mah ga masalah, lu nya aja goblok." Lagi-lagi ucapan Soobin terdengar kasar.

Aretha hanya tersenyum kecil, kemudian menunduk sebelum pergi meninggalkan Soobin.

Soobin hanya tidak tau sesuatu.

ʕ•ﻌ•ʔ

Benar saja, Aretha berdiri di koridor bersama 3 teman lainnya saat pelajaran Pak Chen, dan kini berada di ruang BK.

Soobin? Ia tidak berada di sana bersama mereka, karena beruntung Jihoon menyimpan satu dasi lainnya di loker, jadi ia meminjamkannya kepada Soobin.

"Bin, lu tau ga?" tanya Chaeri sambil mengeluadkan dasi dari saku roknya,

"Punya lu? Sengaja ya lu? Mau ngerjain gue biar kena hukum?" tanya Soobin berturut-turut yang di tanya hanya menggeleng kuat.

Chaeri membuka Jumper yang ia kenakan, kemudian melipatnya dan menaruh dasi tadi di atas Jumper tersebut.

"Ini tuh punya si bisu, ehehe," jelasnya singkat dengan tertawa.

Soobin mengangkat sebelah alisnya. "Kok bisa sama lu?"

"Ya gue palakin dia tadi pas sebelom masuk gerbang karena gue lupa pake dasi, pas banget dia pake Jumper, sekalian aja dah, makanya tadi dia masuk kelas bawa-bawa sapu, abis disuruhin guru BK karena ga pake dasi, eh taunya kena dua kali," jelas Chaeri panjang lebar.

"Sampah lu," sarkas Hyunjin yang mendengar percakapan Soobin dan Chaeri.

Soobin sedikit kaget dengan perkataan Hyunjin, sejak kapan dia peduli dengan Aretha? Bukannya dia yang juga sering membully Aretha?

"Lu ngatain gue? Sejak kapan lu peduli ama si bisu?" tanya Chaeri menantang.

"Ya emang ada sampah lain selain lu? Urusan gue peduli apa engga sama Aretha, ga ada untung ruginya kan di elu?" tanya Hyunjin sembari tersenyum sinis.

"Ya emang ada sampah lain selain lu? Urusan gue peduli apa engga sama Aretha, ga ada untung ruginya kan di elu?" tanya Hyunjin sembari tersenyum sinis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hmm, bau-bau pertikaian, gue suka nih keributan🌚
Ayo dong, vommentnya:(

Am I Different? || Choi Soobin;TXTWhere stories live. Discover now