2- Confused

4.4K 693 239
                                    

Aretha, gadis itu duduk sendiri di depan meja Soobin dan Chae Ri, sudah 2 jam sejak kehadirannya di kelas 11-B

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aretha, gadis itu duduk sendiri di depan meja Soobin dan Chae Ri, sudah 2 jam sejak kehadirannya di kelas 11-B.

Karena guru sedang mengadangkan rapat, mereka tidak belajar pagi ini, mungkin nanti siang?

Selama itu pula hanya ada beberapa orang yang mengajak Aretha mengobrol, ah tidak, Aretha kebanyakan menulis untuk membalas percakapan lawan bicaranya.

Aretha sadar, suara yang di hasilkannya saat bicara, pasti akan mengundang gelak tawa pendengarnya, oleh sebab itu, dia lebih memilih menulis untuk membalas percakapan siapa saja yang mengajaknya mengobrol, atau sekedar membuat bahasa isyarat.

Aretha berbalik kebelakang, untuk melihat Chaeri, karena Chaeri menepuk pundaknya, ia tersenyum, dan membuat gerakan tangan,

"Ada apa?"

Gelak tawa Chaeri, Hyunjin serta Baejin membuat Soobin terbangun, hanya Jihoon yang tidak ikut menertawakan Aretha, entah hal apa yang membuat bahasa isyarat itu lucu bagi mereka. Biasanya Baejin dan Jihoon adalah orang yang paling malas berususan dengan hal berbau bully.

Soobin mengangkat kepalanya dan melihat kedepan dengan malas, dia melihat Aretha dengan sedikit mengerutkan dahinya,

"Tha, Beliin kita jajanan dong, ntar lu jadi temennya kita deh," suruh Chaeri kepada Aretha, Hyunjin menahan tawanya saat Aretha mulai berdiri dengan senyum sumringah, sambil membuat isyarat dengan tangannya,

"Okay."

Aretha berjalan keluar kelas, ia pergi sendiri, ntahlah, apa dia tau letak kafetaria sekolahan yang luas ini.

"Anjir lo, Ri. Kasian dia uang nya ga lo kasihin juga," ucap Baejin sinis kearah Chaeri. "Yaela, biasa aja kali, ntar diganti kalo inget, lagian ini Soobin lemes banget, biasa nge gas duluan nge gangguin anak orang."

"Lagi ga mood gue," jawab Soobin asal.

Jihoon melihat lekat kearah Soobin, "Ah tobat yak?" yang di tanya malah menatap jengah kearah Jihoon, bosan dengan kata 'tobat'.

"Eh, tapi ntar kalo dia kedapatan ama guru BK, bahaya anjir, bisa disuruh keliling lapangan outdoor, mana panas gini," ungkap Hyunjin sambil melihat cuaca terik yang terlihat di luar jendela.

"Aela, bodo amat, yang penting dapet jajanan gue," timpal Chaeri acuh tak acuh. "Lagian napa ga pindah ke SLB aja si? Kan banyak yang bentukan kek dia, jadi saling ngerti."

"Ri! Jaga omongan lu, dia ga sempurna kek lu yang bisa ngomong ini itu, tapi ga gitu cara lu perlakuin orang yang ada kekurangan," geram Jihoon, Chaeri? Dia hanya mengangkat bahunya, sudah terbiasa melihat Jihoon marah karena ulahnya yang sering kelewat batas.

Soobin yang dari tadi memperhatikan temannya yang bertengkar kecil, malah memilih untuk bangun dan berjalan keluar kelas, teman-teman gangnya heran, hanya melihat eksistensi Soobin yang mulai menjauh dari kelas.

Belum lama  Soobin jalan, ia melihat Aretha yang sedang kebingungan melihat sekitaran gedung kelas, Soobin sadar bahwa Aretha sedang mencari di mana Kafetaria, ia berniat berjalan mendekati Aretha, tapi tepat saat ia hampir mendekat, kakak kelas laki-lakinya lebih dulu mendapati eksistensi Aretha, dan memulai percakapan.

Soobin berhenti, dan memutar arah jalannya, ia memilih duduk di dekat tangga, agar dapat menangkap pembicaraan antara lelaki itu dengan Aretha.

"Eh? Kamu kecarian sesuatu?" tanya lelaki itu kepada Aretha, yang ditanya hanya mengangguk dan tersenyum tipis.

"Mau kemana? Keknya anak baru ya? Aku ga pernah liat kamu soalnya." Gadis itu mengangguk lagi.

"Oh, okay-" lelaki bermata sipit dengan gigi kelinci itu melihat name tag gadis di depannya. "-Aretha," lanjutnya. "Jadi mau kemana? Biar aku yang antarin."

Aretha mengeluarkan ponselnya, ia mengetik sesuatu, kemudian memperlihatkan kepada lawan bicaranya,

'Kafetaria'

Lelaki itu mengangguk, Aretha melanjutkan ketikan di ponselnya,

'Maaf, aku bisu'

Lelaki itu tertegun untuk beberapa detik, kemudian tersenyum penuh arti. "Baiklah, tidak masalah. Ayo aku antarin kesana, kita cari jalan aman biar guru BK ga nangkep kita." Lelaki itu memegang pergelangan tangan Aretha, dengan menampilkan senyum dengan gigi kelincinya.

Mereka berjalan memutar gedung, agar menjauhi ruangan BK. "Ah nama ku Daniel, Kang Daniel," ucapnya mengulurkan tangan, yang disambut senang oleh Aretha.

Soobin yang diam-diam mengikuti mereka malah melihat adegan itu dengan malas, tapi ia sadar, buat apa dia mengikuti gadis bisu itu? Bahkan saat di kelas tadi, ia mengabaikan Aretha dengan pertanyaan yang diberikan Aretha diam-diam kepada Soobin, melalui bahasa isyarat,

Ah, mungkin mereka saling kenal, satu sama lainnya? Entahlah, itu malah membuat Soobin risih dengan kehadiran Aretha, tapi sekarang ia malah mengikuti gadis itu, aneh.

Daniel yang sadar ada yang mengikuti nya dan Aretha, memutar badan cepat, dan berhenti berjalan,

"Lho? Soobin? Mau ke Kantin juga?"

Soobin melihat Daniel yang tersenyum kearahnya,

"Bareng aja."

Aretha memberikan bahasa isyarat kepada Soobin untuk mengajaknya pergi bersama,

"Eng-- engga, kalian aja, tadi gue cuma mau ketoilet kok," sanggah Soobin cepat.

"Wah, Bin lu ngerti bahasa isyarat? Oh iya, terus toilet kan ga ke arah sini, ini malah ke arah lapangan Indoor."

Duh gusti, gadanta sekali worknya yak?:" Gapapa, dinikmatin aja dulu ye kan:'Help to gimme ur vomment, thx!♡(∩o∩)♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Duh gusti, gadanta sekali worknya yak?:"
Gapapa, dinikmatin aja dulu ye kan:'
Help to gimme ur vomment, thx!♡(∩o∩)♡

Am I Different? || Choi Soobin;TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang