3- Start to Talk

3.8K 695 281
                                    

Aretha, Daniel, -ah nama mereka kelihatan serasi- dan Soobin berhenti di depan kelas 11-B, setelah membeli beberapa jajanan, kalian tau bagaimana Soobin akhirnya mengalah untuk ikut? Daniel menyeret paksa dengan cara merangkul pundaknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aretha, Daniel, -ah nama mereka kelihatan serasi- dan Soobin berhenti di depan kelas 11-B, setelah membeli beberapa jajanan, kalian tau bagaimana Soobin akhirnya mengalah untuk ikut? Daniel menyeret paksa dengan cara merangkul pundaknya.

"Aku balik dulu ya, Tha," Daniel tersenyum kearah Aretha, yang disambut anggukan dan senyuman manis Aretha.

"Makasih, Kak. Maaf ngerepotin."

"Makasih, Kak. Maaf ngerepotin." Soobin dengan malas menerjemahkan bahasa isyarat Aretha kepada Daniel, tanpa diminta,

"Oh iya, gapapa kok," Daniel tersenyum, "Kalo gitu gue balik ke kelas dulu ya, Bin." Soobin mengangguk sambil tersenyum tipis, mereka melihat eksistensi Daniel yang menjauh dari kelas mereka.

Soobin berbalik, untuk membuka pintu kelas, tapi di tahan cepat oleh Aretha,

"Kamu apa kabar?"

"Bukan urusan lu,"

Aretha menghela napas pelan, "Aku harap, baik-baik aja"

"Kalo tau, ngapain nanya?"

"Maaf" Aretha menunduk setelah memberikan bahasa isyarat 'maaf' nya.

"Kebiasaan banget si, dari dulu minta maaf, ga bosen lu?" tanya Soobin dingin, ia memasukkan tangannya ke saku celananya, dan bersandar di tembok.

Aretha mengangkat kepalanya pelan, menilik bola mata Soobin,

"Kamu ga marah sama aku?"

"Engga, gue ga marah, lagian ga ada urusan sama gue," kata Soobin,

Saat Aretha mau membalas tanggapan Soobin, Chaeri malah keluar kelas dan mendapati mereka.

"Lah? Ngapain lu pada?" tatapan tak suka Chaeri terlihat jelas ditujukan kepada Aretha,

"Ga ngapa-ngapain, yok masuk," Soobin merangkul pundak Chaeri.

"Wait, jajanan nya." Chaeri memutar badan, dan mengambil plastik bungkusan jajanan dari tangan Aretha, kemudian memasuki kelas bersama Soobin.

'Sama-sama' batin Aretha, yang sebenarnya mengharapkan ucapan 'Terima Kasih' dan ajakan 'Ayo, berteman', tapi bahkan dia tak mendapatkan salah satu dari ucapan itu.

ʕ•ﻌ•ʔ

Yeonjun berjalan pelan dari tempatnya, dan duduk di sebelah Aretha, dia berpindah, karena ingin mengajak Aretha mengobrol padahal guru sedang menerangkan materi di depan kelas. Ah semenjak setelah Aretha membelikan jajanan kepada Chae Ri, Chaeri sama sekali belum berbicara kepada Aretha.

"Hai, gue Yeonjun, Choi Yeonjun. Boleh duduk disini kan?" Yeonjun sedikit berbisik, dan mengulurkan tangannya, Aretha tentu saja dengan senang hati menerima Yeonjun duduk di sebelahnya dan segera menyambut uluran tangan Yeonjun.

"Ngerti itu ga?" tanya Yeonjun lagi saat melihat Aretha sedikit bingung mencari jawaban Fisika di bukunya, Aretha menggeleng.

"Sini gue ajarin," Yeonjun mengambil pensilnya, lalu menjelaskan tentang Vektor satuan kepada Aretha.

"Jadi, Vektor satuan itu suatu vektor yang ternormalisasi, yang berarti panjangnya bernilai 1-," Yeonjun melihat kearah Aretha yang fokus pada penjelasan Yeonjun, "-biasanya tuh ditulis pake topi, jadi dibaca 'u-topi'," lanjut Yeonjun.

Aretha tersenyum mengerti, tapi dia malah menjahili Yeonjun, dia menulis sesuatu di Sketchbook nya,

'Gimana nulis pake topi? Ada juga kamu nulisnya pake pensil itu'

Yeonjun yang melihat itu rasanya ingin menyedot ubun-ubun Aretha.g

"Eh, serius Tha, ya ampun," Yeonjun tertawa pelan, begitu juga dengan Aretha.

Bu Nara yang sedari tadi memperhatikan mereka yang tidak fokus pada penjelasannya geram sendiri,

"Yeonjun, dan kamu, siapa nama kamu?-" Kata Bu Nara menunjuk Aretha dan Yeonjun, sambil melihat daftar hadir kelas 11-B, "-Aretha, perhatikan selama pelajaran saya, jangan mengobrol, atau kalian boleh keluar," lanjut Bu Nara pelan, tapi terlihat tegas.

Tentu saja yang ditunjuk terdiam dan menunduk malu, apalagi sekarang setiap pasang mata di kelas memperhatikan mereka, dan mulai terdengar beberapa bisikan,

"Ih? Anjiran, tadi sama Kak Daniel, sama Soobin juga, lah? Sekarang malah Yeonjun? Gatelan banget woilah"

"Tau tuh"

"Jan gitulah, namanya juga orang mau temenan, sewot banget si lu pada"

"Sudah-sudah, perhatikan kembali kedepan!" tegur Bu Nara yang menggeleng melihat tingkah laku muridnya, lalu lanjut menjelaskan dan menyuruh seluruh murid untuk mencatat materi di papan.

Yeonjun bukannya malah menyatat, ia malah mengambil Sketchbook milik Aretha,

'Tha, maapin gue yak? Terus apa kata mereka gausah di dengerin, jan di masukin ke hati, emang gitu, marukan'

Yeonjun menyodorkan Sketchbook itu kepada sang empunya, Aretha membacanya, ia tersenyum berterima kasih sekali kepada Yeonjun, ia bersyukur masih ada orang yang peduli terhadapnya.

'Makasih ya, Yeonjun. Kamu, aku, teman'

Aretha menulis kalimat itu setelah memberikan bahasa isyarat yang sama persis.

Yeonjun akhirnya tau beberapa kata dalam bahasa isyarat. Ia senang menemukan teman baru seperti Aretha. Bukan karena Aretha itu bisu, tapi karena Aretha itu teman yang tulus, Yeonjun percaya itu saat pertama kali melihat mata Hazel milik Aretha.

 Bukan karena Aretha itu bisu, tapi karena Aretha itu teman yang tulus, Yeonjun percaya itu saat pertama kali melihat mata Hazel milik Aretha

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wew, aguu up niih:")
Tinggalkan jejak sayang♡(∩o∩)♡

Am I Different? || Choi Soobin;TXTWhere stories live. Discover now