FIFTY NINE - Harus Pergi.

112K 7.6K 345
                                    

Karena pemeran antagonis pun berasal dari pribadi yang pernah baik lalu kemudian di kecewakan.

***

BERITA Nathan yang mengantar pulang dan juga menjemput Belva kesekolah mulai menyebar dengan cepat keseluruh antreo sekolah. Bukan hanya itu, mereka bahkan tahu jika Nathan mulai kembali mendekati sang mantan, Belva.

Nathan, cowok itu sama sekali tidak peduli. Ia akan terus melakukan ini. Kali ini, tidak ada yang bisa menghalanginya.

Kedetakan Nathan dengan Belva juga sudah tak bisa di pungkiri lagi. Belva memang terkadang masih suka menolak, namun cowok itu masih bersih keras untuk mendekati.

"Kamu kenapa, sih, Nath?" Pertanyaan ini membuat Nathan menoleh, menatap Fara yang menumpukan tangannya di teralis besi rooftop kafe.

"Apanya?"

"Kamu.. berubah. Belakangan ini, aku denger kamu deket lagi, ya, sama Belva?"

Nathan terdiam, enggan menjawab pertanyaan yang entah sudah keberapa kali Nathan dengar bukan hanya dari mulut Fara saja.

"Sebenernya, kamu anggap apa hubungan kita, Nath?" Wajah Fara berubah sendu, merasa jika Nathan memang sudah bukan lagi Nathan yang memang dulu ia kenal.

"Sebenernya, hati lo itu buat siapa, sih?" Nathan tetap diam, lagi lagi tidak bisa menjawab.

"Lo satu-satunya orang yang gue punya, Nath. Jadi, salahkah gue menganggap lo lebih dari apapun?"

Nathan menghela napasnya pelan, lalu menatap wajah Fara lekat. "Kalau nggak cinta, apa iya harus di paksa?"

Fara terdiam, merasa tidak percaya kata-kata itu keluar dari mulut Nathan. "Jadi, selama ini lo nggak cinta? Terus, buat apa lo dateng dan terima cinta gue?"

"Far, lo yang paksa gue buat terus ada di dalam lingkaran yang lo buat."

Fara menggeleng, menahan air mata yang akan keluar dari pelupuk matanya. "Gue sayang lo, Nath. Tapi kenapa lo nggak pernah ngelakuin hal yang sama?"

"Gue itu kayak pasir, Far. Semakin lo genggam gue kuat, semakin mudah gue buat hilang dari lo."

"Tapi.. Nath.. ini terlalu sakit buat gue." Fara meneteskan satu titik air matanya, bibirnya bergetar, tak tahu harus mengatakan apa.

"Lo akan lebih sakit hidup di tengah cinta palsu, Far."

Nathan menatap Fara yang makin mengeluarkan banyak air matanya. Ia benci ini, benci melihat perempuan menangis karenanya.

Cowok berambut hitam legam itu memegang kedua pundak Fara dan menatap cewek itu yang tengah menunduk. "Lo nggak mau terus ngerasain sakit, kan? Coba lepasin gue, Far."

Fara menggigit bibir bawahnya. Hatinya sesak, dadanya seakan di tusuk-tusuk. Ia tak mengerti apa yang sudah ia perbuat sehingga Nathan memang benar sudah tak mencintainya. Bahkan ia tak sadar sudah memaksa Nathan untuk selalu terikat padanya.

"Gue.. udah terlalu jadi benalu buat lo ya, Nath?" Fara mengerjapkan matanya.

"Lo pernah jadi bagian hidup gue. Tapi, dulu. Gue pergi, karena gue tahu lo udah nggak butuh gue, Far."

Fara teringat akan kejadian beberapa waktu lampau, disaat dia yang memang mendekati seorang laki-laki dimana Nathan masih menjalin hubungan dengannya.

"Gue nggak bisa munafik, Nath. Ini berat buat gue. Tapi, lo orang baik. Lo harus dapetin yang lebih baik juga dari gue. Gue berharap, bisa temuin cowok kayak lo lagi di hidup gue."

My Cold Boyfriend (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now