FOURTY - Bukan Akhir Cerita.

130K 8.6K 454
                                    

Lepaskan jika memang harus di lepaskan. Karena segala apapun yang di paksakan akan sakit di jalankan.

•••

NATHAN menatap hamparan bintang yang seakan-akan mengejeknya tentang apa yang terjadi padanya belakangan ini.

Cowok itu menghela nafas kasar lalu mengacak rambutnya beberapa kali. Tangannya bertumpu pada teralis besi. Rasa kecewa dan rindu berkecamuk di dalam hatinya. Seperti ada yang terus melayang layang di pikirannya sehingga cowok itu tidak bisa tenang sedikitpun.

Jemarinya menggenggam erat ponsel yang berada di tangannya. Lalu ia menekan tombol on hingga menampilkan layar yang menunjukkan wajah Belva dengan dirinya yang menghiasi wallpaper layar.

Jarinya bergerak menekan ikon telepon dan mencari kontak Belva dan mendialnya. Entah mengapa, ia ingin melakukan itu sekarang.

Setelah berulang kali mendial cewek itu, tak ada balasan sedikit pun. Bahkan panggilan terakhir dari Nathan dengan cepat di tolak oleh orang di sebrang sana.

Jemarinya lagi lagi mengetikkan sesuatu di keyboard pesan.

Sorry. I just miss you.

Nathan hanya menghela nafas berat ketika melihat pesannya hanya di baca oleh Belva. Ia benar-benar tidak tahu jika akhirnya akan seperti ini.

Pikirannya melayang pada saat dimana awal mereka bertemu. Mungkin jika ia boleh memilih, maka ia akan memilih untuk tidak pernah menegur Belva di saat awal pertemuannya waktu itu. Karena saat ini, ia jadi jatuh terlalu dalam. Tentunya, mencintai gadis itu.

***

"Kamu masih berharap sama dia? Kenapa?"

Nathan terdiam ketika cewek di depannya menanyakan hal yang menurutnya emang tak penting untuk di jawab.

"Masalahnya sama lo?" Cowok itu kembali menatap buku filsafat yang terletak di atas meja dan membaca paragraf selanjutnya.

"Emang dia sayang sama kamu?" Cewek berambut sepunggung itu kembali bertanya.

"I love her. No matter how she feels about me."

"And you know, kalau cinta sepihak itu nggak enak, kan?"

"Buat apa kamu bertahan kalau dia sudah ingin melepaskan?" timpa Fara membuat Nathan mulai sedikit tertegun mendengarnya.

"Kalau lo mau ngomongin soal ini, mending lo pergi atau gue yang pergi."

"Masih percaya kalau dia sayang sama kamu?" Fara masih tetap pada pendiriannya. Hari ini, ia harus membuat Nathan mempercayainya.

Fara mengeluarkan ponselnya lalu menyerahkannya pada Nathan. Mau tak mau cowok itu melihat apa yang terpampang di layar ponsel.

Raut wajahnya terlihat biasa saja tapi tidak dengan hatinya yang seperti tertikam ribuan jarum yang di lemparkan secara massal.

Di dalam ponsel tersebut terlihat dua orang yang familiar baginya. Sang cowok sedang memeluk gadisnya sembari mencium keningnya.

Ya, ini bukan untuk yang pertama kalinya. Seketika, perasaannya kini tertutupi kabut yang entah apa itu. Pemikirannya tentang cinta dan kasih sayang semua hancur. Kepercayaannya yang baru baru ini ia bangun dengan susah payah tubuh begitu saja.

"Kemarin, gue liat mereka berdua. Gue pikir dia sayang sama lo. Tapi setelah ngeliat ini, gue salah menilai dia." Fara menggelengkan kepalanya.

"Jangan bilang lo masih percaya sama dia. Iya?"

My Cold Boyfriend (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now