SEVEN - Sepeda Baru.

251K 16.2K 763
                                    

READY?

Happy Reading, guys ❤

.
.
.
.
.

NATHAN berjalan di koridor sekolah dengan tas yang tersampir di sebelah bahunya. Cowok itu berfikir bagaimana cara agar ia meminta maaf pada Belva.

Nathan melihat seorang perempuan berjalan ke arahnya. Awalnya mimik muka cewek itu tersenyum tapi sekarang tergantikan dengan muka masam.

"Belva." Nathan memanggil cewek yang baru di tahunya adalah Belva.

Belva yang sudah selangkah di belakangnya pun berhenti lalu menatap Nathan yang sudah sama sama menatapnya.

"Kenapa? Mau minta maaf? Udah gue maafin. Jadi, jangan ganggu gue." Belva pun kembali melanjutkan jalannya meninggalkan Nathan yang menatap kepergian cewek itu dengan wajah datar. Tapi, di dalam hatinya ia merasa menyesal.

***

"Lo kenapa, sih? Dia itu udah buat sepeda gue rusak parah. Lagian gue udah maafin dia, kok. So, lo jangan banyak omong. "

"Ya udah lah kalau lo udah maafin dia, sikap lo biasa aja. Pasti, gue yakin dia juga merasa bersalah." Lina menatap Belva yang sedari tadi menunjukkan wajah sebal.

"Rasa bersalah darimana? Jelas jelas dia itu nggak berasa bersalah sama sekali. Lo liat, dia masa minta gue buat beli sepeda lagi. Bayangin, gue udah nabung setahun lamanya buat dapetin sepeda itu. Dia? Dia cuman bilang suruh beli lagi. Sinting emang." Balas Belva dengan panjang lebar membuat Lina memutar bola matanya.

"Oke, gue bilang ke Kak Nathan sekarang biar dia gantiin sepeda lo." Lina berdiri lalu melangkahkan kakinya berniat meninggalkan Belva.

"Lina! Ja-jangan, lah! Gue malu, dong." Lina menoleh lalu menautkan sebelah alisnya.

"Hah? Malu? Malu kenapa?"

"Ya, ya masa gue.. ah tau, lah. Jangan pokoknya." Belva pun berjalan kearah kelasnya tak memperdulikan Lina yang memanggilnya.

***

Belva menaiki tangga menuju kelas salah satu temannya untuk meminjam buku paket Bahasa. Ia pun berlari dengan cepat karena bel sudah berbunyi.

Cewek itu berhenti sebentar, ia melihat Nathan berjalan kearahnya. Belva berdecih, lagi lagi Nathan.

'Duh, ada Kak Nathan. Nggak jadi, deh.' Belva membalikkan badannya cepat cepat lalu berjalan lagi ke arah tangga.

"Belva!" Belva tak menoleh, cewek itu mempercepat langkahnya menuruni tangga.

Alhasil, Belva jatuh dengan miris. Ia jatuh dengan kaki yang keseleo. Cewek itu meringis kuat membuat Nathan tersenyum sumringah.

Sedetik kemudian Nathan menuruni tangga dan menghampiri Belva dan mensejajarkan posisinya dengan Belva.

"Sakit? Akibat lo nggak bisa tenang." Nathan tertawa kecil tapi tidak dengan Belva, cewek itu mengerucutkan bibirnya sebal.

"Kok gitu, sih? Gue kesakitan, nih! Sakit banget." Belva mengelus pergelangan kakinya yang sangat sakit luar biasa. Ada beberapa luka lecet di kakinya.

Perlahan tangan Nathan refleks ikut mengelus pergelangan kaki Belva membuat cewek itu terkejut dan menatap Nathan.

"Eh--"

"Kenapa lari? Nggak tahan sama kegantengan gue?"

Belva mengernyitkan dahinya, apakah orang yang di depannya ini adalah Nathan? Si cowok yang tak peduli sekarang jadi sedikit banyak cakap.

My Cold Boyfriend (SUDAH TERBIT)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora