TWENTY NINE - Dont Leave Me.

178K 10.4K 315
                                    

Sedingin apapun hati seseorang. Kalau di temukan dengan dia yang hangat, maka semua akan berubah dalam sekejap.

•••

BELVA menatap langit langit kamarnya yang nampak biasa saja. Cewek itu menghela nafas lalu tersenyum kecil.

Tapi pikirannya tiba tiba terlempar pada seorang laki laki beberapa tahun lalu. Laki laki yang entah bagaimana kabarnya saat ini. Dimana dirinya saat ini pun Belva sama sekali tak mengetahuinya. Tapi jujur, ia rindu.

Suara dering ponsel membuyarkan lamunannya, membuat ia cepat cepat mengangkat panggilan tersebut tanpa melihatnya terlebih dahulu.

"Halo?"

"Kaget banget?" Suara serak memenuhi rongga telinga Belva. Cewek itu lagi lagi tersenyum ketika mengetahui si penelepon adalah Nathan.

"Biasa aja. Kenapa?"

"Nggak kangen?"

Belva bangkit dari kasurnya lalu berdiri di dekat jendela kamarnya yang berhadapan langsung dengan halaman rumah.

"Nggak. Aku tau kamu yang kangen, kan?"

"Iya. Masalah?"

"Ternyata, aku memang ngangenin, ya?"

"Udah makan?"

Belva terdiam sebentar, "Belum, aku diet."

Di sebrang sana Nathan mengernyitkan dahinya, "Jangan diet. Kalau diet, apa yang mau aku peluk? Tulang kamu?"

Belva terkekeh pelan, "Nggak usah peluk peluk. Modus banget, sih."

Tak ada jawaban dari Nathan. Belva sedikit merasa bersalah karena mengucapkan kata itu, "Nath? Kenapa?"

"Aku kerumah kamu."

Panggilan terputus.

"Ck. Kenapa sih ini anak?" Belva melempar ponselnya di atas kasur lalu keluar kamarnya menuju ruang televisi.

Belva menghempaskan tubuhnya di atas sofa lalu menyalakan benda kotak hitam di depannya.

Tak lama kemudian, suara mobil terdengar di telinganya. Kepala cewek itu ia miringkan untuk melihat ke arah luar jendela yang kebetulan terbuka setengahnya.

Belva dengan setengah berlari kecil menghampiri pintu dan membukanya. Disana sudah ada Nathan yang baru saja turun dari mobil.

"Ayo."

Belva sedikit melongo, "Ngapain? Kok tiba tiba gitu?"

"Aku udah bilang mau ke rumah."

"Tapi aku kira kamu bercanda."

"Emang aku pernah bercanda?"

"Emang mau kemana, sih?"

"Belum makan, kan? Ayo makan."

Nathan menatap gadis di depannya ini dari atas sampai bawah. Belva mengenakan pakaian kasual seperti biasa.

"Nggak usah ganti baju." Nathan mencekal tangan Belva lalu menatap kearah dalam untuk mencari dimana Fanny berada.

"TANTE, ANAKNYA SAYA BAWA KABUR DULU." Teriak Nathan sedikit keras agar bisa terdengar oleh Fanny.

"IYA. TAPI JANGAN MALAM MALAM YA." sahut Fanny tapi tak menampakkan dirinya.

"Eh aku kan belum ganti baju." ujar Belva ketika ia sudah duduk di kursi penumpang dan memakai safe beltnya.

"Nggak ada bedanya kalau ganti baju ataupun nggak."

My Cold Boyfriend (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang