23. Rencana Tetua

2.5K 128 7
                                    

~ Manusia hanya bisa berencana, Tetap Tuhanlah yang memutuskan segalanya. ~

_Ayna_

Ayna memasuki kawasan rumah kediaman Ibu Yasmin bersama dengan ayah dan ibunya. Rumahnya terletak di daerah pinggiran Jakarta Selatan. Ayna merasa seperti bukan berada di Jakarta. Masih banyak pepohonan besar, begitu pula rumah-rumahnya, berpagar tinggi dan besar-besar. Jalannya berkelok-kelok dan naik turun berbukit. Tidak sulit menemukan rumah kediaman Rudi Hartawan, suami Ibu Yasmin, pengusaha muslim sukses yang memiliki berbagai macam bisnis itu.

Ayna tidak memiliki banyak pilihan gamis, akhirnya dia memakai gamis merah marun pemberian Iqbal waktu itu, dia padukan dengan jilbab warna mocca, terlihat sangat cantik. Ayna mengirimkan foto dirinya pada Reka, sesuai janjinya dulu. Ayna yakin Reka pasti mengirimkannya ke Kak Iqbal. Ayna tidak terlalu ambil pusing.

Ibu Aisyah, ibunya Ayna, membawa satu stoples paledang (manisan pepaya yang dicampur rempah pala dan dilumuri gula pasir)

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.


Ibu Aisyah, ibunya Ayna, membawa satu stoples paledang (manisan pepaya yang dicampur rempah pala dan dilumuri gula pasir). Itu makanan khas keluarga Ibu Aisyah di daerah Cimande, Jawa Barat. Ayna juga tidak mau ambil pusing, biarlah itu menjadi urusan "emak-emak" pikirnya. Kalau harus malu, biar ibunya sendiri yang menanggung, Ayna berlepas tangan. Ayna jadi tertawa sendiri mengingat polah ibunya yang repot sekali menentukan gamis apa yang mau dipakainya. Membuat ayahnya, Pak Yusuf, kesal karena gara-gara istrinyalah mereka jadi telat sekarang.

Mereka disambut seorang satpam di pintu gerbang rumah Ibu Yasmin. Mobil Avanza hitam ayah dipersilakan masuk ke dalam. Ayna takjub melihat taman indah di halaman di depan rumah. Pepohonan besar-besar juga tampak angkuh menjulang sampai melewati atap lantai dua rumah itu. "Pasti terlihat lebih menakjubkan di siang hari", gumam Ayna.

"Ayah, rumahnya besar dan angker kayaknya, ya," celetuk Ibu.

"Hush! Jaga bicaramu," kata Ayah mengingatkan.

Cukup jauh jarak dari pintu gerbang ke pintu rumah utama. Memang ada beberapa bangunan lain selain rumah yang sedang mereka tuju sekarang. Satpam di depan tadi mengantar Ayna dan keluarganya sampai masuk ke dalam.

"Ini asli orang kaya, Ayna." Ibu berceloteh lagi.

"Ssstt ...." Ganti Ayna yang menyuruh ibunya diam.

"Assalamualaikum ...." Ayna mengucapkan salam setelah satpam tadi undur diri di depan teras rumah utama. Ada dua pilar besar menyangga langit-langit di teras itu. Pilar itu tegak lurus sampai ke atap lantai dua rumah mewah ini.

"Waalaikumsalam .... Silakan masuk, Ayna." itu Ibu Yasmin masih di kursi rodanya.

Hanya sesaat matanya menatap Ayna, lalu manik mata Ibu Yasmin menatap lama Bu Aisyah. Ibu Yasmin mendekat dengan kursi rodanya. "Aisyah??" tanya Ibu Yasmin, mengenali ibunya Ayna.

AYNA (Jodoh Sahabatku)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon