16. Episode Kehidupan

2.5K 159 6
                                    

~ Nikmati tiap episode kehidupanmu dengan syukur, keikhlasan dan kesabaran ~

_Ayna_

Minggu pagi yang dingin di Stasiun Kereta Api Tugu, stasiun bersejarah yang tidak pernah sepi. Ayna dan teman-temannya me-reschedule jadwal kepulangan mereka lebih awal. Pukul lima pagi dini hari mereka dijemput Iqbal. Kereta mereka akan berangkat pukul tujuh tepat. Bising kereta api yang keluar masuk stasiun mengiringi perpisahan Iqbal dengan para gadis.

"Be careful, girls," Iqbal berkata kepada semuanya.

"Kapan ke Jakarta lagi, Kak?" tanya Reka

"Insyaallah 2 minggu lagi dari sekarang. Oh, iya. Ini ada oleh-oleh buat kalian semua. Bukanya nanti ya, semoga cocok dan suka," Iqbal memberikan empat buah bingkisan berbeda warna kepada mereka semua.

"Isinya enggak sama, nih, kayaknya. Kok, punya Ayna lebih besar?" protes Reika.

"Memangnya kalian semua istriku yang harus kuperlakukan adil?" Iqbal terkekeh. "Aku asal aja pilihnya semalam di toko, Re. Sebenarnya hari ini aku berencana untuk mengajak kalian mengunjungi tokoku, 'Hijab Mart', tapi ... mungkin lain kali," Iqbal tersenyum. Manik matanya menangkap ekspresi kekaguman dari Ayna.

"Oh, iya. Aku sampai lupa mau tanya-tanya tentang usaha Kak Iqbal ...," Ayna membulatkan matanya menatap Iqbal.

Iqbal tidak bisa menyembunyikan senyumannya, ujung bibirnya tertarik ke atas. "Kamu tertarik?" tanya Iqbal.

"Iya, Kak. Aku mau belajar bisnis. Boleh aku hubungi Kakak kapan-kapan?"

"Tentu, minta nomor ponselku sama Reika, ya,"

"Siap, siap ...,"

"Eh, eh, ya ampun ... kalian semua lihat enggak?" Reika tiba-tiba bersuara sambil menunjuk ke arah Ayna dan Iqbal.

"Apa, lihat apa?" kata Mai.

"Ada bunga-bunga dan love beterbangan di sekitar Kak Iqbal sama Ayna!" jawab Reika tertawa terbahak-bahak.

Iqbal menggeleng-gelengkan kepalanya. Sedangkan Ayna wajahnya bersemu merah dan segera mengambil langkah menjauh dari Iqbal.

"Hei! Kualat kamu nanti, salim dulu ke sini!" Iqbal meneriaki Reika yang berlari-lari kecil dikejar Ayna.

"Enggak mau! Aynaaa ... gantiin aku cium tangannya Kak Iqbaaalll ...!" teriak Reika semakin menjauh. Reika melambaikan tangannya pada Iqbal masuk ke dalam stasiun. Mai dan Lusi mengikutinya dari belakang.

Sedangkan Ayna malah berputar arah menghampiri Iqbal. Entah mengapa kakinya mengajaknya ke sana, tidak sinkron dengan hatinya.

"Aku mewakili teman-teman mengucapkan terima kasih banyak ke Kak Iqbal, maaf kalau selama kami di sini banyak merepotkan Kakak. Semoga bisa ke sini lagi kapan-kapan," ujar Ayna berpamitan.

"Kamu gadis yang baik dan kuat, Ayna. Jaga diri baik-baik. Jangan biarkan ada laki-laki yang menyakitimu lagi. Hindari berdekatan dengan laki-laki mana pun, mendekat saja pada Allah, percayakan jodohmu kepada-Nya," Iqbal berpesan sambil menatap ke dalam matanya.

Deg.

Bergetar hati Ayna mendengar petuah Iqbal. Ayna baru menyadari perasaan ini. Perasaan kagum, merasa aman terlindungi, dan kasih sayang yang muncul tiba-tiba selama berinteraksi dengan Iqbal, sama dengan perasaan Ayna kepada kakaknya, Haikal. Ayna pun tersenyum sepenuh hati kepada Iqbal.

AYNA (Jodoh Sahabatku)Where stories live. Discover now