Ngiuung ngiuung~
Kurang dari 10 menit, tempat kejadian pembunuhan itu sudah penuh di datangi oleh beberapa polisi dan mobil ambulans dimana mana
Jisoo, dia tidak bisa membiarkan lelaki ini lolos dengan begitu saja bersama dengan bualan yang hanya di buat buat nya.
Lebih baik ia dipenjara, Jimin sudah kelewatan! Mana mungkin seorang siswa SMA masuk dalam list pembunuh paling sadis? Terlebih lagi, Yang dibunuh nya tak lain adalah teman sekolah nya sendiri?"Permisi, bisa ikut kami sebentar?" Jisoo tertegun, seorang polisi yang memakai pakaian serba rapi nya menghampiri Jimin dan jisoo yang sedang bertatap sinis.
Jisoo tersenyum, mungkin sebab polisi mendatangi nya yaitu mengintrogasi mereka berdua yang berada di tempat kejadian? Oh tentu saja, mau bagaimana pun polisi cerdik, pasti mau bagaimana pun Jimin memberi alasan tidak akan dipercaya, karena sebelumnya ia telah meninggalkan jejak yang sudah jelas jelas ada di lokasi kejadian
Benar, seragam berlumuran darah itu
Tertangkap kau!
Jimin melirik sekilas pada jisoo yang sedang memperhatikan nya sedari tadi, dan jimin cuma mengeluarkan eye smile nya
***
"Jadi? Sedang apa kalian pada sore hari berada di tempat yang sangat sepi seperti ini? Bukankah anak pelajar seperti kalian sudah pulang lebih awal tadi siang?" Polisi yang bermarga Lee itu menanyakan hal hal yang mendetail pada kedua bocah remaja di hadapan nya ini
Oh ya, memang zaman sekarang itu lebih berbahaya. Kebanyakan pelajar pelajar itu suka bermain entah kemana sesudah pulang dari sekolah tanpa mengabari orangtuanya dahulu, pak Lee hanya mengurut kening nya pusing
Mau bagaimana lagi?
Bocah bocah remaja itu sama sekali tidak bisa di atur. Lihat kan akibat nya? Kini mereka terjebak di dalam suatu kasus yang rumitItulah yang dipikirkan polisi Lee
"Yak! Pak polisi! Mungkin anda tidak akan percaya! Tapi tolong periksalah seragam sekolah yang berada di dalam tempat sampah itu! Itu adalah barang buktinya, pria inilah pembunuh nya!" Jisoo, dia hanya berkoar koar tanpa maksud yang jelas di hadapan semuanya. Memberi penjelasan yang terburu buru. Tentu saja membuat para polisi itu ragu
Jimin hanya tersenyum miring ketika jisoo dengan emosinya meletakan telunjuk panjangnya di hadapan Jimin
"Apa maksudmu? Dia pembunuh nya? Justru dialah yang melapor atas kejadian ini" pak Lee cuma menjawab seadanya dan tidak mau ambil pusing
"Ooh ayolaah, apa bapak tidak pernah melihat film film action pada acara televisi?? Harusnya bapak tidak boleh tertipu dengan tipuan seperti itu, akulah yang ingin melapor! Tapi dia tiba tiba saja merebut handphone ku dari tangan ku!! Dia hanya berpura pura"
Jimin tidak mau angkat bicara, yang ia lakukan hanya mengikuti skenario yang jisoo jalankan tanpa rasa khawatir sedikit pun
Pernyataan jisoo sangat tidak jelas sekali, untuk ukuran Jimin yang sangat cerdas. Ia tahu apa yang harus ia lakukan sekarang untuk menguntungkan posisinya nanti, Jimin bermain dengan diam.
"Merebut handphone? Hmm tapi itu bisa saja.. kalau begitu--
Drrrttt... Drrrttt...
Saku polisi itu bergetar, panggilan dari seseorang mengalihkan segalanya. Ia dengan santainya mengambil handphone itu dari saku celananya kemudian berbalik membelakangi jimin dan jisoo
"Permisi" ucapnya
Sementara polisi itu sedang asik dengan aktivitas nya sendiri. kedua manusia ini hanya bertatap canggung satu sama lain, bukannya tidak ingin berbicara. Tapi, di situasi yang seperti ini sangat tidak pas sekali.
YOU ARE READING
Creepy Namja | KJS
Teen Fiction"Jangan terbuai oleh tampang malaikat nya. Dibalik senyum manis itu, Terdapat niat tersembunyi didalamnya" mempunyai teman seorang psikopat? oh ralat, pembunuh. lebih tepatnya pembunuh handal, apakah akan mudah? © skiesweety , 2019 [END]