33. Akan kah kembali ?

8K 432 10
                                    

“Re kamu sholat dzuhur dulu ya”

Ryan memberi kan mukenah yang dulu selalu Rere gunakan untuk sholat.

Rere menatap kosong mukenah yang sedang dipegang Ryan itu.

“Kalau aku sholat apakah semua yang Allah ambil akan dia kembali kan mas ?”

Pertanyaan Rere itu membuat Ryan terdiam.

“Tidak Re, Allah tidak akan mengembalikan semuanya. Tapi Allah akan berikan keikhlasan lebih pada hatimu karena dia adalah sebaik-baiknya penolong”

Dengan perlahan Rere mengambil mukenah itu.
Sudah begitu lama ia tidak menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim.

Rere bersujud memohon ampun kepada sang Maha kuasa.

“Ya Allah Ya Rabb, ampuni aku atas segala yang aku lakukan selama ini. Aku menyalahkanmu atas semua yang terjadi padaku. Padahal segala cobaan yang engkau berikan agar aku dapat menjadi lebih kuat. Aku bahkan sempat berfikir untuk mengakhiri hidupku. Ya Allah ampuni aku, bantu aku menemukan titik dimana aku dapat merasakan kebahagiaan itu. Aku yakin engkau tidak akan membawaku sejauh ini jika hanya untuk meninggalkan aku sendiri. Kuatkan aku Ya Allah”

                            *******

Hari demi hari semakin berlalu, perlahan Rere kembali nmenjadi pribadinya dahulu.

“Ayo pegangan, pelan-pelan berdirinya ya” Pinta Ryan saat Rere sedang belajar untuk berdiri.

Ya, Ryan tidak pernah meninggalkan Rere sedetik pun.
Ia sudah berjanji akan melakukan apapun asal Rere kembali seperti semula.

Rere menyerah, ia begitu lelah “Aku capek mas”

“Ya sudah kita istirahat dulu ya, ini minum kamu” Ryan menyodorkan sebuah botol berisi air putih.

“Terima kasih mas”

“Aku senang melihat kondisimu semakin membaik Re” Ryan tersenyum kearah Rere.

“Terima kasih mas, ini semua berkat dirimu. Tanpa kamu mungkin aku akan terus berada di lubang hitam itu” Rere tersenyum getir.

“Aku sudah berjanji Re akan membuat kamu tersenyum lagi karena hanya ini satu-satunya caraku menebus kesalahan fatalku yang dulu”

“Terima kasih banyak mas, mari kita lupakan saja masalah yang dahulu”

“Nanti malam aku ingin mengajakmu berjalan-jalan dipinggir pantai, kamu jangan lupa ya”

Rere hanya tersenyum kemudian mengangguk pelan.

Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, Ryan dan Rere sudah tiba salah satu pantai yang terkenal memiliki pemandangan indah dimalam hari.

Dengan perlahan Ryan mendorong kursi roda Rere. Ia ingin Rere menikmati malam ini dengan baik.

“Wah bagus ya mas pemandangannya” Gumam Rere memuji keindahan pantai ini.

“Iya indah Re, malam ini aku ingin berbicara hal serius padamu”

Rere menatap Ryan bingung “Hal serius apa mas?”

“Ayo kita duduk dulu” Merek berdua pun memilih untuk duduk disalah satu meja dengan cahaya temaram yang nampak begitu romantis.

“Aku ingin meminta maaf Re, atas segala hal buruk yang ku lakukan dulu. Atas segala sakit yang aku goreskan dihatimu, aku menyesal pernah begitu buruk dalam memperlakukan mu” Ryan menatap Rere dengan sorot penuh sesalnya.

“Mas, itu sudah berlalu. Biarlah itu menjadi pelajaran bagi kita berdua”

“Aku mencintaimu re, sangat mencintaimu. Aku berusaha menghilang agar kamu bisa sepenuhnya berbahagia dengan Hammas. Aku hanya ingin kamu bahagia Re”

“Tapi hari itu hari  dimana aku mendengar kamu mengalami kecelakaan maut hatiku remuk redam Re, memikirkan keadaanmu dan anak kita. Aku tidak sanggup saat mendengar kabar bahwa putri kecil kita menjadi korban kecelakaan itu bersama Hammas. Ingin sekali ku rengkuh tubuhnya untuk yang terakhir kali. Namun apalah daya, aku hanyalah seorang ayah yang gagal”

Air mata Rere melesak jatuh. Ingatannya kembali melayang kepada peristiwa yang sangat pahit dihidupnya  itu.
Rere masih tetap diam, mempersilahkan Ryan untuk melanjutkan ceritanya.

“Tapi satu hal yang masih bisa aku syukuri adalah dirimu selamat meskipun mungkin kamu akan mengalami kelumpuhan hebat. Aku sudah dapat membayangkan dengan jelas Re bagaimana hancurnya dirimu saat itu. Aku paham akan seberat dan seputus asa apa hidupmu nanti. Oleh karena itu, aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan melindungimu dan membuatmu tersenyum bahagia kembali”

“Mas....”

“Aku bersyukur bisa kembali melihat senyum indahmu Re. Dan jika diizinkan aku ingin sekali terus menjagamu. Membantumu melewati segalanya. Aku ingin kamu kembali menjadi istriku Re”

Rere terdiam, tidak menyangka Ryan akan kembali mengajaknya untuk menikah.

Seutas senyum tipis terlukis di bibir Rere.

“Mas, terima kasih untuk semua kebaikanmu itu. Kamu lelaki yang sangat baik. Aku tidak pernah sedetik pun meragukan ketulusanmu itu. Tapi maafkan aku, aku tidak bisa menjadi istrimu.....

BERSAMBUNG

Hallo asalamualaikum..
Jangan lupa vote dan komennya ya..
Maaf untuk keterlambatan updatenya terlalu malam.
Dan author mohon bagi yang masih bertanya kapan update plis di read bahwa author update setiap
JUM'AT MALAM.
Dan apabila mundur itu menandakan ada hal lain yang sedang/harus author kerjakan lebih dulu.. Mohon pengertiannya ❤❤❤
Salam cinta author...
Vote dan komennya biar author semangat ya

ALLAH, AKU, DAN KAMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang