4.Perjodohan

36.4K 1.6K 10
                                    

Rere Povs

"Assalamualaikum" teriakku saat memasuki rumahku.

"Waalaikumsalam warahmatullah" sahut umi yang sudah muncul dari dalam rumah.
Dengan sigap aku mencium punggung tangan umi tercintaku itu.

"Ree, duduk yuk" ucap umi sembari duduk disofa ruang keluarga kami.

Aku pun duduk dikursi dengan tenang.

"Ada apa mi?" Tanyaku penasaran.

"Umi ingin berbicara padamu ree" raut wajah umi nampak serius sekali, tidak seperti biasanya.

"Mau bicara apa umi?"

"Jadi begini re, kamu kan sudah besar. Umi dan abi ingin menjodohkan kamu dengan anak dari sahabat abi dan umi" jelas umi.

Mataku membulat seketika, tidak percaya dengan apa yang barusan umi katakan.

"Tapi kan mi, aku masih muda mi" ucapku lirih.

"Ree, tatap umi" ucap umi sembari mengangkat daguku.

Dengan pelan aku menatap mata umi dalam.

"Umi dan abi hanya ingin yang terbaik untuk kamu ree, percayalah usia bukan hambatan untuk menikah. Kamu pasti tau bahwa menikah itu menyempurnakan separuh agama kan sayang" umi menatapku dengan penuh sayang.

"Iya umi rere paham" jawabku sekenanya.

"Rere, dia lelaki baik dan dia pasti akan mencintai kamu karena allah. Percayalah pada umi dan abi yaa"

"Rere mohon umi, beri waktu rere untuk sholat istikharah ya umi" aku menatap umi dengan memohon.

"Baiklah kalau begitu, segeralah memberikan jawaban ya sayang. Insha allah mereka akan kesini satu minggu lagi"

Aku cukup terkejut mendengar mereka akan secepat itu datang kerumah.
Sungguh ini pilihan yang sulit.

*********

"Assalamualaikum warahmatullah" aku menengok kearah kiriku.

Usai sudah aku menjalani shalat istikharahku malam ini, ku lirik jam didinding yang menunjukkan pukul 3 pagi.

Aku menengadahkan tanganku.

"Ya allah ya rabb, engkaulah sang maha penggenggam hati setiap insanmu. Ya allah hamba memohon petunjuk atas apa-apa yang terbaik untuk hamba ya rabb.
Ya rabb, jika memang lelaki pilihan orang tua hamba adalah takdir yang engkau tetapkan untuk hamba, maka hamba mohon berilah hamba petunjukmu ya rabb.
Namun jika bukan hamba mohon beri jalan keluar yang terbaik ya rabb.
Ya rabb, engkaulah yang telah menentukan qada dan qadar.
Maka hamba mohon ya rabb, tunjukkan pilihan terbaikmu. Aamiin"

Aku melepaskan mukenahku dan segera kembali bergegas tidur.

*********

Aku berdiri disebuah tempat yang amat gelap.

"Ya allah, aku dimana" gumam hatiku bingung.

Aku berjalan menuju sebuah pintu yang bersinar amat terang benderang.
Aku memasuki sebuah ruangan yang penuh dengan wanita-wanita berhijab syar'i.

Aku menatap punggung seorang lelaki.

"Siapa dia?" Gumamku.

Aku bingung mengapa lelaki itu ada diantara kerumunan para wanita.

"Siapa kamu?" Tanyaku akhirnya pada lelaki itu.

ALLAH, AKU, DAN KAMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang