25. Kepergian

6.4K 280 0
                                    


NB : Tulisan Miring menandakan Flashback yaa ^^

RERE POVS

Setahun lepas pernikahan Anggie dan Mas Ryan Aku merasa lebih tenang. Sidang perceraianku pun berjalan lancar beberapa bulan lalu.

Pengadilan telah mengabulkan gugatan ceraiku dan aku merasa amat lega dengan hal itu.
meskipun sampai detik ini mas Ryan masih saja berusaha memohon maaf dariku dan meminta aku kembali padanya tapi semua itu ku tolak mentah-mentah.
Kelurgaku pun tak mengizinkan mas Ryan untuk datang menemuiku lagi.

Fikiranku melayang pada kenangan saat sidang perceraian kami.

"Pengadilan memutuskan Bahwa hak asuh anak sepenuhnya jatuh kepada saudari Rere Aulia Raini" ucap hakim sembari mengetuk palu beberapa kali.

"Alhamdulilah" ucapku penuh syukur aku senang bukan main karena pengadilan mengabulkan permohonan ceraiku dan juga hak asuh anak jatuh ketanganku.

"Ree maafkan aku" Mas Ryan menggenggam tanganku.

"Maaf mas, kita bukan suami istri lagi" aku menarik tanganku dari genggaman tangan Mas Ryan.

"Ree maafkan aku" ucap Mas Ryan lirih.

"Saya minta maaf Ryan saya tidak bermaksud memutus tali silaturahmi dengan kamu tapi saya mohon jauhi anak saya dan jangan pernah temui Rere lagi" Ucap Abi lantang. Abi segera menarik tanganku.

Aku melirik sekilas ke arah Mas Ryan ku lihat Anggie sudah berdiri didekatnya.

Aku yakin mereka akan bahagia.
Begitu pun juga dengan ku.

Puteri kecil ku pun sudah lahir ke dunia.
Namanya Assyifa Latifia Putri.
Syifa panggilannya.
Syifa yang berarti obat, karena bagiku Syifa adalah obat pelipur dari segala rasa sakit yang pernah Mas Ryan tinggalkan.
Semenjak ia lahir ke dunia aku merasa duniaku lebih berwarna.
Usia syifa masih 5 bulan. Tidak rela rasanya jika ia beranjak dewasa begitu cepat.

"Ree ayo kita harus ukur pakaian pengantinmu apakah sudah pas atau masih kebesaran" ajak umi.

"Baik umi, Rahmi titip syifa sebentar ya" aku memberikan syifa kepada rahmi.

"Oke kak" ucap Rahmi.

Aku segera mengikuti langkah umi menuju kamarnya.
Ku lihat sebuah kebaya berwarna merah Maroon sudah berada diatas kasur.

"Ayo dicoba re" perintah umi. Aku pun segera menurutinya dan menganti pakaianku dengan Kebaya yang telah dipersiapkan itu.

"Wah reee pas banget, kamu keliatan cantik banget nakk" ucap umi.

Aku memperhatikan diriku di cermin. Benar saja, aku nampak lebih elegant dengan balutan kebaya berwarna merah maroon ini.

Aku menarik nafas panjang, aku tidak menyangka setelah sekian lama akhirnya aku memutuskan untuk menikah kembali.
menikahi seorang lelaki yang sangat mencintaiku.

"Wah lagi nyoba baju ya" sesosok orang muncul di ambang pintu.

Aku tersenyum menatap pria itu.

"iya aku sedang mencoba baju pernikahan kita Hammas" ucapku.

"Bajunya udah pas mas" ucap umi sembari tersenyum puas.

"Rere selalu bagus kok bu pakai baju apapun hammas yakin" ucap hammas lagi.

Ah rasanya pipiku sudah bersemu merah.
Ya, aku akan menikahi Hammas.
Lelaki yang selalu ada didekatku saat aku merasa benar-benar jatuh.
Meskipun dia selalu ada disampingku tapi dia tau batasan diantara diriku dan juga dirinya.

ALLAH, AKU, DAN KAMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang