7. Ku pilih dia

37.1K 1.7K 32
                                    

"Assalamualaikum Anggie sayang" Sapaku saat dering telephone ku diangkat oleh anggie.

"Waalaikumsalam, ada apa sih rere sayang?" Suara anggie terdengar sangat sumringah diujung telephone sana.

"Eh eh kok kamu sumringah banget, ada apa nih? Cerita dong" tanyaku yang mulai penasaran.

"Kamu tau gak ree, aku mau di khitbah. Asli aku seneng banget"

Hmm kurasa diujung telephone sana anggie lagi ngedance gak jelas atau loncat-loncat diatas kasur karena bahagia banget.

"Alhamdulillahhh, akhirnya sahabatku bakal nikah" ucapku sumringah.

"Makasih ree, oh ya kamu ada perlu apa nelephone aku?" Tanya anggie, yang nampaknya teringat tujuan utama aku menelephonenya.

"Aku mau nikah ngii, aku udah dijodohin" teriakku tak kalah sumringah.

"Hah seriuss alhamdulilah, terus-terus siapa calonnya?"

"Itu loh namanya kak....."

"Reee ituloh jemuran kamu angkatin udah mau ujan" teriak umi yang muncul tiba-tiba dari balik pintu.

"Eh iya umi" ucapku akhirnya karena melihat awan yang semakin pekat diluar sana.

"Duh aku harus angkat jemuran nih ngii, mau hujan. yaudah ya ngiie nanti aja dilanjut oke, assalamualaikum" sambungku sembari mengakhiri percakapan kami.

"Waalaikumsalam warahmatullah"

Aku pun segera mematikan sambungan telephone dan bergegas untuk pergi kehalaman rumah.

"Duh duh awannya pekat banget ya, bakal hujan deres deh kayaknya" lengguhku kecewa.

Segera ku angkat satu persatu pakaian yang masih belum sepenuhnya kering itu.
Aku menikmati hembusan angin yang cukup kuat itu.
Aku menatap langit yang makin menghitam.

"ya allah, apa benar kak ryan jodohku?"

Sedari tadi pertanyaan itu terus menggema diotakku.
Apa sudah benar keputusanku untuk menerima perjodohan diantara kami?

"Astagfirullah, aku harus cepat berangkat ke kampus" aku tersadar dari lamunanku saat rintik hujan sudah mulai mengenai tubuhku.

***********

RYAN POVS

Aku sedang asik menatap langit yang mulai menurunkan rintik hujannya dari balkon kantor universitas.

Fikiranku terasa begitu berat akhir-akhir ini, terutama menyangkut masalah hatiku.

Apa aku harus memilih anggie atau rere?

Aku menarik nafas dalam mencoba mencari kelegaan hati.
Apakah aku harus mengingkari petunjuk dari allah? Apa aku harus mengingkari jawaban atas istikharahku?
Tapi tidak bisa aku pungkiri aku begitu mencintai anggie sejak pertama kali kami bertemu.

Aku memutuskan untuk keluar sejenak dari kantor universitasku, mencoba mencari ketenangan hati.
Jam sudah menunjukkan pukul 12.30 siang, aku memutuskan singgah dimasjid untuk melaksanakan sholat dzuhur.

"Allahu akbar, allahu akbar.. lailahaillalah"

Panggilan allah membuat orang-orang berdatangan kemasjid.
Hanya satu shaf didepan yang terisi penuh para lelaki.
Sungguh miris rasanya melihat kenyataan bahwa masjid begitu sepi tapi pusat perbelanjaan begitu ramai.

ALLAH, AKU, DAN KAMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang