28. New Home

11.1K 666 46
                                    

Hammas povs

"Ecieeeeee duhai senangnya pengantin baruu , duduk bersanding bersendau gurau" kali ini aku melihat geo yang sedang bernyanyi dihadapanku.

"Heh tayo ngapain konser disini" ketusku.

"Cieh gaya nih peganten baru, asiklah akhirnya wanita yang dinanti-nanti jadi istri juga euyy" Geo tersenyum menampilkan deretan giginya.

Sekilas ku lirik Rere, wajahnya bersemu merah saat ini.
Aku tau dia sedang malu mendengar candaan Geo.

"Ya dong, lu kapan nyusul ?" Tanyaku.

"Elah, pernah baca berita gak mas ada sahabat yang ngebacok sahabatnya sendiri karena ditanya kapan nikah ?"

"Gak pernah tuh" jawabku memancing.

"Soon gua sama elu nih kayaknya"

"Lah serem amat lu geo" ucapku bergidik ngeri.

"Canda bosku, apa nih tipsnya supaya bisa dapat wanita sesolehah neng Rere? Kasih rahasianya dong mas" Ucap geo sembari mengedip-ngedipkan matanya.

"Najis banget ya lu. Gampang, dukunnya harus yang nampol" jawabku asal.

"Itu perbuatan syirik fergusooo!!"

"Canda canda yoo, minta sama Allah SWT lah. Gua aja masih gak nyangka bisa dapatin dia. Rere itu ibarat mutiara dari dasar palung mariana, mustahil buat didapatkan tapi kalau Allah sudah berkehendak mau diapa kan"

"Uhuyyy denger tuh mbak Rere betapa cintanya mas hammas ini sama mbak" goda Geo.

"Iya Geo insyaallah saya paham" Rere tersenyum malu. Ia sungguh sangat cantik saat ini.

"Geo, itu dibelakang lu pada antri minggir sana. Makan gih yang banyak"

"Yak, mantul pak Ekoooo!!!" Geo segera melesat kearah prasmanan yang sudah tertata Rapi.

Aku dan Rere hanya bisa menggelengkan kepala lalu tertawa pelan bersama.

Acara nampak sangat ramai, tamu undangan baik dari pihak ku mau pun pihak Rere masih memenuhi ruangan.
Sekilas ku lirik jam didinding. Waktu sudah menunjukkan pukul 16.15 sebentar lagi acara kami akan usai.

Ya, aku dan Rere memilih tidak terlalu lama melangsungkan Resepsi pernikahan kami.
Karena kami memikirkan kenyamanan si kecil Syifa. Pasti dia akan rewel sekali jika pesta ini berlanjut sampai malam hari.

Sejenak aku melihat mata Rere membulat. Nampak ada keterkejutan dimatanya.
Aku mengikuti arah pandang Rere dan aku cukup terkejut menemukan sosok Ryan, mantan suami Rere sedang berdiri disana.
Tidak berjarak jauh dari pelaminan kami.

Aku melihat mereka berbicara dari mata ke mata.
Ada sedikit kecemburuan dihatiku, tapi aku jauh lebih mempercayai Rere.
Bagaimana pun juga Ryan adalah bagian dari masa lalu Rere.
Dan kini aku akan berusaha menjadi masa depan yang baik untuk Rere.
Menyembuhkan setiap luka yang pernah Ryan tinggalkan.

"Ryan bicara apa Re ?" Tanyaku saat melihat Ryan menunjukkan beberapa bahasa tangan yang tidak aku mengerti.

"Mas Ryan bilang semoga kita bahagia mas" ucap Rere sembari tersenyum kearahku.

ALLAH, AKU, DAN KAMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang