32. Kehilangan kepercayaan

7.9K 460 8
                                    

“Katamu kamu mendengar doa setiap hambamu tapi kenapa kamu tidak pernah mau mendengar do’a-do’a ku!! Kenapa kau ambil semua yang aku cinta!! Kenapa!!”

Rere membanting tasbih yang sedari tadi digenggamnya.

“Astagfirullah istighfar Re, istighfar”

Ayahanda Rere memeluk putrinya dengan erat. Ia paham betapa putrinya sangat terpukul dengan segala takdir yang Allah berikan.

“Allah itu jahat bi, Allah jahat!!” Rere menangis dan berteriak histeris.

“Ya Allah, istighfar nak istighfar”

Ayahanda Rere menangis sembari memeluk erat putrinya. Entah apa yang harus ia lakukan agar seluruh luka yang putrinya rasakan bisa terobati.

Rere terisak lirih “Kenapa harus Rere yang hidup Bi, kenapa?”

“Maafkan Abi nak”

Rere sudah jauh lebih tenang dan tertidur saat ini.

Sebuah ketukan membuat Ayahanda Rere membuka pintu rumahnya.

“Ryan, mau apa kamu kemari lagi hah!”

Ayah Rere masih ingat betul bagaimana perlakuan Ryan kepada anaknya dulu.

“Abi maafkan saya, tapi saya kesini benar-benar hanya ingin melihat keadaan Rere”

Ayahanda Rere masih diam, namun kemudian datanglah ibunda Rere.

“Nak Ryan? Kamu datang lagi” Ibunda Rere tersenyum hangat kepada Ryan.

“Bi, biarkan saja nak Ryan masuk. Dia sudah berubah kok”

“Baiklah, silahkan masuk yan. Rere sedang beristirahat. Emosinya sedang sangat tidak stabil”

“Apa Rere baru saja menangis histeris lagi bi?”

“Iya, dia tadi menangis histeris lagi” Ayah Rere menghela nafas.

“Saya izin masuk kekamar Rere ya Bi, pintunya akan Ryan buka saja”

“Iya masuklah”
Dengan perlahan Ryan memasuki kamar Rere.

Gadis yang sangat ia cintai itu sedang tertidur pulas. Tubuhnya nampak semakin kurus saja.

Jika bisa ingin rasanya Ryan saja yang menggantikan posisi Rere saat ini.

Ryan duduk disamping Rere.
Diambilnya sebuah al-qur’an yang berada dimeja kamar Rere. Dengan perlahan Ryan memulai bacaan Al-qur’annya.

Perlahan Rere mengerjapkan matanya karena merasa ada lantunan ayat suci al-qur’an yang begitu merdu.

“Mas Ryan...”

“Ah, kamu sudah bangun. Apa bacaan aku menganggu kamu Re?”

“Hmm, tidak kok”

“Sudah adzan sholat asar nih Re, kita sholat dulu yuk” Ajak Ryan berharap Rere mau kembali seperti dulu lagi.

“Tidak, percuma aku sholat tapi segala yang aku miliki juga akan diambilnya lagi”

“Re, kamu tidak boleh seperti itu ya. Segala yang kita miliki didunia ini kan hanya titipan dari Allah SWT”

“Kalau kamu mau sholat pergilah”

Akhirnya Ryan mengalah dan melaksanakan sholat Ashar sendiri.

Selepas sholat asar Ryan kembali menghampiri Rere.
Ia mendorong kursi roda Rere menuju teras.

“Indah ya Re pemandangan sore begini”

“Iya” Tatapan Rere masih nampak kosong.

Ryan menyodorkan sepotong apel kepada Rere “Ini apelnya kamu makan ya”

Rere hanya menatap apel yang Ryan sodorkan.

“Ayo dong dimakan Re”

Dengan ragu-ragu Rere mengambil apel yang disodorkan Ryan dan mulai memakannya.

“Nah gitu dong” Ryan tersenyum lembut.

Ryan menceritakan berbagai kisah namun Rere masih setia untuk diam. Tapi Ryan berjanji tidak akan menyerah dan membuat Rere kembali bahagia.

                                  ****

Hari demi hari berlalu, dengan setia Ryan menemani Rere melewati harinya.
Segala penolakan, kemarahan, atau diam sudah biasa Ryan rasakan.
Hingga hari ini, ia melihat Rere yang begitu putus asa.

“Re ini nak Ryan datang bawa makanan favorit kamu” Ucap ibunda Rere sembari masuk kedalam kamar putrinya itu.

“Astagfirullahhalazim!!!” Ibunda Rere berteriak histeris melihat Rere sudah memegang sebuah pisau ditangannya.

Mendengar teriakan Ibunda Rere, Ryan dan ayah Rere pun segera berlari menuju kamar Rere.

“Ya Allah Reee!!” Kedua orang itu terkejut menyaksikan Rere yang sudah siap menyayat tangannya.

“Re istighfar Re, jangan lakuin hal itu nak” Pinta Ayahanda Rere.

“Rere capek Bi, Rere sudah tidak kuat lagi” Air mata Rere menetes dengan deras. Saat ini yang ada difikirannya hanyalah mengakhiri hidupnya.

Tanpa Rere sadari Ryan berjalan mengendap mendekati Rere.

“Nak Abi mohon fikirkan Abi dan Umi ya”

“Maafkan Rere bi, Rere sudah tidak sanggup lagi”

Rere mengarahkan pisau kepergelangan tangannya namun Ryan sudah lebih dulu merengkuh tubuh Rere dan berusaha merebut pisau itu.

“Lepaskan aku mas!! Lepaskan aku!! Biarkan aku mati sajaaa” Rere meronta dan berteriak semakin histeris.

“Tidak Re, aku tidak akan membiarkan apapun terjadi padamu” Ryan berhasil merebut pisau dari genggaman Rere.

“lepaskan aku mas, lepaskan” Pinta Rere lirih sebelum akhirnya tubuh Rere terkulai lemas.

Bersambung....

Hallo assalamualaikum
Jangan lupa vote dan komennya ya agar author semakin semangat.
Dan sebagai info novel aadk akan terbit insyaAllah dibulan Maret atau bahkan bisa lebih cepat.
Jadi bagi yang mau menabung bisa menabung mulai dari sekarang yaaa ❤❤❤
Salam cinta author 😻😻❤

ALLAH, AKU, DAN KAMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang