27. Anugerah

13.5K 787 27
                                    

RERE POVS

"Re.. Maafkan aku bukan aku bermaksud melarangmu untuk bertemu Ryan, hanya saja aku tidak suka melihat dia berkata bahwa dia menyesal melukai kamu"

Aku terdiam.. Jelas ku lihat sorot kekhawatiran dimata Hammas.

"Apa yang kamu cemaskan mas?" tanyaku.

"Aku.. Aku hanya cemas kalau kalau saja kamu memilih untuk kembali pada Ryan dan membatalkan pernikahan kita"

Hammas diam menunduk.
Apakah sedalam ini cinta Hammas padaku?

"Mas... " ucapku sembari tersenyum kearahnya.

"ya ?" tanyanya.

"Aku sudah memantabkan hatiku untuk menikah dengan kamu. Jadi aku mohon jangan ragukan lagi keputusanku ya"

Hammas menatapku dengan sorot keterkejutannya.

"Benar Re? Maaf Re aku cuma takut kalau kamu masih terlalu mencintainya"

"Mas, Mas Ryan itu pernah menjadi bagian dari hidupku. Tentu saja aku masih mencintainya, kamu tau itu. Tapi sungguh tidak ada sedikit pun niatan ku untuk memilih membatalkan pernikahan ini" Jelasku.

Ya, memang semantab itu hatiku padanya.
Sudah ku yakinkan diriku bahwa dia adalah lelaki yang baik dan benar-benar tulus mencintaiku.
Lelaki yang selalu ada dan siap melindungiku.
Dan tidak perduli berapa banyak aku mengecewakannya dia tetap saja mencintaiku.

"Terima Kasih ya Re" Hammas tersenyum kearahku.

"Biarkan Mas Ryan menjadi bagian dari masa lalu ku ya mas, dan biarkan kita menjadi masa depan yang baru" ucapku mantab.

Hammas Tersenyum sembari mengangguk pelan.

"Uhuyyyyy udah dong drama koreanyaaa, kasih nih aku yang nonton dari tadi" Ucap Rahmi yang memang sedari tadi duduk tidak jauh dari kami berdua.

"Ihh apaan sih kamu Mi" Ucapku malu.

"Udah udah besok udah Halal atuhhh sabar dikit" Ejek Rahmi.

Pipiku semakin memerah karena ucapan Rahmi.
Sungguh aku seperti gadis remaja yang baru saja jatuh cinta.

"Udah Udah mii, jangan godain kakak kamu terus. Tuh liat pipinya sudah kayak tomat" Canda Hammas.

Ah, aku benar-benar malu sekarang.

🌼🌼🌼🌼🌼

Akhirnya hari ini tiba.
Hari dimana aku akan resmi di persunting oleh seorang Hammas Gibran Hady.

Jantungku berdegup sangat kencang.
Rasanya benar-benar luar biasa.
Aku terus memeluk Syifa, putri kecilku.
Sedangkan umi lagi-lagi berusaha terus menenangkanku.

"sudah ya Ree kamu tenang saja insyaallah semua akan lancar-lancar saja"

"iya umi" Aku menghirup nafas lalu menghembuskannya pelan.

Segala cara ku coba agar rasa gugupku berhenti.
Aku melihat rombongan pengantin Pria sudah memasuki Ruang akad.

Ya tuhan jantungku semakin berdebar tidak menentu.
Hammas nampak tampan dengan jas maroon yang ia gunakan.
Sekali lagi aku menghembuskan nafasku pelan.

ALLAH, AKU, DAN KAMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang