21. Lelaki itu

29K 1.5K 155
                                    

"Bila nanti saatnya telah tiba, ku ingin kau menjadi istriku.
Berjalan bersamamu dalam terik dan hujan.
Berlarian kesana kemari dan tertawa"

-payung teduh, akad-

💞💞💞

RERE POVS

Aku merasakan kepalaku amat nyeri.
Entah apa yang telah terjadi, aku terbangun di sebuah ruangan seperti ruangan rumah sakit.
Mataku beredar menatap sekelilingku.
Aku terkejut saat melihat seorang lelaki sedang sholat di samping ranjangku.

"Siapa dia ?" Fikirku.

Ku lihat ia memalingkan wajahnya kekanan dan kekiri pertanda sholatnya telah usai.

"Ah kamu sudah siuman, bagaimana keadaanmu Re ?" Tanya lelaki itu.

"Kamu siapa ? Kenapa kamu ada disini ?" Tanyaku masih bingung.

"Tadi kamu pingsan di koridor kampus jadi aku segera bawa kamu kerumah sakit" Ucapnya sembari tersenyum.

Aku kembali diam.
Masih berusaha mengingat sendiri apa yang barusan terjadi.
Seketika aku teringat bayi di kandunganku.
Apa anakku baik-baik saja ?
Spontan aku meraba perutku.
Dan seolah mengerti dengan kekhawatiranku, lelaki itu segera tersenyum kearahku.

"Bayimu baik-baik saja" ucapnya lembut.

Aku menghembuskan nafas lega.

"Terima kasih, siapa namamu ?" Tanyaku.

"Hammas, Hammas Gibran Hady" Ucapnya.

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya ?"

Aku merasa seperti tidak asing dengan wajahnya.

"Ya, sekali" jawabnya.

"Ah aku sulit mengingatnya" ucapku sembari menekan-nekan pelipisku.

"Nggakpapa, kamu gak perlu terlalu memaksakan ingatanmu" ia kembali tersenyum simpul.

"Iya" ucapku menuruti perkataannya.

"Maaf aku lancang, tadi aku memeriksa handphone mu dan menghubungi nomor orang tuamu. Tapi mereka bilang mereka tidak bisa datang karena mereka sedang di Cairo dan mereka menitipkan kamu ke aku" jelas lelaki itu.

"Ah iya, orang tuaku berangkat ke Cairo menemani Adikku"

"Dan aku tadi juga menghubungi s..."

Kata-kata Hammas terpotong saat sebuah suara gebrakan pintu yang terbuka mengagetkan kami.

"Rere kamu gakpapa sayang ?"

Aku melihat Mas Ryan berdiri di ambang pintu.
Nafasnya nampak tersengal-sengal.
Aku hanya menatapnya datar.

"Ree kamu gakpapa ?" Aku merasakan Mas Ryan menggenggam tanganku.
Ku lihat Hammas berjalan mundur perlahan.

"Untuk apa kamu kemari ?" Ucapku datar.

"Aku khawatir sama kamu Re, aku khawatir sama anak kita" Mas Ryan menatapku dalam.

ALLAH, AKU, DAN KAMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang