18. Rindu

25.1K 1.2K 69
                                    

RYAN POVS

Aku menatap hamparan pasir dan lautan yang nampak membiru.
Deburan ombak seolah bersautan Memecah kehengingan laut.
Ada yang terasa kosong dalam hatiku.

Aku kembali teringat saat aku dan Rere datang ketempat ini untuk pertama kalinya.
Senyuman dan ketulusannya yang membuat hatiku perlahan melembut.

"Apa kabar dia sekarang ?" Gumamku.

Tak bisa ku pungkiri, Aku merindukan Rere.
Aku merindukan suara lembutnya yang tiap pagi membangunkanku.
Aku merindukan senyumannya setiap kali aku penat dengan segala seluk beluk dunia.
Aku merindukan sentuhan lembutnya.
Aku merindukan makanan yang selalu ia buat dengan penuh perjuangan dan cinta.
Aku merindukan dia.
Segala tentang dirinya.
Aku merindukannya.
Sangat merindukannya.

Bagaimana bisa aku menyakiti wanita sebaik dirinya.
Bagaimana bisa aku menduakan dia sedangkan dia begitu tulus padaku.
sebegitu kejamnya aku.

Aku meraih ponselku, menatap foto pernikahan kami berdua.
Aku tersenyum sedih, Aku merindukan dia kembali.

Aku akan mencoba meneleponnya.
Aku menekan nomor ponsel Rere.
Terdengar bunyi deringan berkali-kali namun tidak ada jawaban.

"Mungkin aku harus kerumah umi dan abi"

Aku pun segera bergegas memasuki mobil dan memacu mobilku membelah jalanan kota Balikpapan.

Tringgg....tringgg...

Ponselku berdering.

"Ibu" Ucapku saat membaca nama dilayar ponselku.

"Assalamualaikum bu"

"Waalaikumsalam warahmatullah, Ryan kamu dimana sekarang ? ibu mau kamu kerumah"

"Baik bu"

Aku menutup telponku dan segera memutar arah menuju rumah Ayah dan Ibu.

Aku sudah tiba didepan rumah kedua orang tuaku.

"Assalamualaikum" ucapku sembari mengetuk pintu rumah.

"Waalaikumsalam warahmatullah"

Ibu membukakan pintu dan segera mempersilahkan aku duduk.

"Ryan, ibu ingin bicara dengan kamu"
Aku melihat sorot mata penuh keseriusan diwajah ibu.

"Bicara apa bu ?" Tanyaku tak mengerti.

"Ibu sudah dengar semuanya, tega-teganya kamu selingkuhin istrimu Ryan"

Aku melihat kekecewaan yang teramat dalam dimata Ibu.

"Aku tidak berselingkuh dengan Anggie bu" tepisku.

"Bohong yan, Rere melihat dengan mata kepalanya sendiri kamu sedang asik bermesraan dengan Anggie" setetes Air mata melesat jatuh dipipi ibu.

"Bu maafkan Ryan bu, Ryan khilaf ampuni Ryan"

Aku bersujud menangis di hadapan ibu, betapa durhakanya aku hingga membuat setetes air mata jatuh diwajah ibu.

"Ibu kecewa yan sama kamu, Ibu dan Ayah sekolahkan kamu jauh-jauh di Cairo agar kamu paham bagaimana belajar dan mengamalkan sebuah ilmu agama, tapi malah begini hasilnya yan. Ibaratnya Percuma kamu hafal 30 juz al-qur'an tapi kamu tidak bisa mengamalkan isinya"

ALLAH, AKU, DAN KAMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang