🍷

381 293 31
                                    

Arya yang habis dari toilet, mengeraskan rahangnya ketika mendengar segerombolan murid terang-terangan membicarakan Syifa dan dirinya di depannya yang sedang lewat.

Gerombolan itu bilang kalau Syifa ngejar-ngejar Bian karena cintanya ditolak oleh Arya dan mereka mengatai-ngatai Syifa ganjen. Mendengar itu telinga Arya panas, tidak suka Syifa dihujat.

"Mulut kalian diciptain buat ngomongin orang?" sarkas Arya membuat gerombolan itu diam.

Setelah berkata seperti itu Arya berlari cepat ke kelasnya. Dia sudah jengah dan ingin menghentikan gosip ini.

Arya curiga kalau yang nyebarin ialah Loly, karena sepupunya itu sempat cekcok dengan Syifa.

Arya membuka pintu kelasnya, sudah ada Teguh yang berdiri di situ dengan Abel dan Febrianto disamping.

"Gimana saran dari gue, manjur nggak? Manjur lah masa nggak! Makan emang paling bisa hilangin stress!" ujar Teguh bertubi-tubi.

Arya hanya melirik Teguh sebentar, namun tidak menggubrisnya.

"Kok gue dicuekin?" tanya Teguh pada Abel dan Febrianto.

Febrianto menggeplak kepala Teguh. "Lo gak liat wajah Arya kek mau nerkam orang?"

Arya menarik tangan Loly, membawa sepupunya itu ke tempat yang lumayan sepi dilewati.

"Kenapa Ar? Lo mulai mikir kalau selama ini lo salah dan lo suka sama gue?" tanya Loly dengan pedenya.

Sementara Arya menghela nafasnya kasar, mengapa sepupunya sangat berubah?

Arya menghempaskan tangan Loly kasar, membuat Loly kaget dan satu tangan Loly memegang pelipis Arya.

"Lo kenapa? Kok kasar sama gue?" tanya Loly.

Arya menyingkirkan tangan Loly dari pelipisnya. Sudah cukup.

"Gue gak mau basa-basi. Lo kan yang nyebarin gosip itu di mading?"

Loly terdiam, lalu menampilkan senyuman miring. "Iya."

"Dan gue juga yang ngadu ke guru kalau kelas 8-8 bolos ke Warung Mbak Lela. Semuanya gue yang lakuin. Kenapa? Lo mau marah? Marah aja." lanjut Loly tanpa beban.

Arya cukup terkejut dengan apa yang dilontarkan Loly, walau tatapan cowok itu nampak tenang.

"Kenapa lo lakuin itu?" tanya Arya berusaha tidak emosi.

"Kenapa yaa? Karena gue suka sama lo?" Loly masih santai.

Arya menarik nafas, lalu membuang nafasnya panjang.

"Loly denger ya, gue udah bilang kalau gue gak suka sama lo. Perlu berapa kali sampai lo paham?"

"Tapi gue suka sama lo, Ar! Gue jatuh cinta sama lo, gue pengin kita lebih dari teman dan sepupu!" picik Loly.

"Ly, sadar. Buka mata lo lebar-lebar. Kita ini sepupu!" bentak Arya tanpa sadar.

"Ada larangan kalau sama sepupu emang? Kita cuma sepupu, bukan saudara kandung!" balas Loly.

"Tapi gue gak mau. Lo udah kayak adek gue, Ly. Dan seterusnya akan seperti itu."

Loly tersenyum sinis. "Teguh cerita ke gue kalau lo bela-belain beli makanan hanya untuk hibur Syifa biar dia gak stress karena dihujat satu sekolah. Ke mana Arya yang dingin? Apa lo udah luluh dan suka sama itu cewek? Dan karena itu juga lo nolak gue?"

Arya lagi-lagi terdiam cukup lama, sebelum dia menjawab. "Ya, gue suka sama Syifa dan gue akan nembak dia hari ini." sahutnya datar.

"Lo bohong kan Ar?" tanya Loly yang sudah hampir menangis.

Kelas 88 [SUDAH TERBIT] [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang