Chapter 64

128 135 1
                                    

Hari ini pada Senin pagi kelas 8-8 sedang bersiap untuk acara classmeeting. Classmeeting merupakan kegiatan wajib bagi SMP NEBULA setelah UAS berlangsung. Seluruh anak 8-8 sudah latihan dan mempersiapkan semuanya dengan baik.

Di acara classmeeting lomba yang dilombakan hanya yang berbau fisik seperti futsal, basket dan kasti. Tapi tahun ini yang diadakan hanya basket  dan futsal. Dan sebelum mulai, Bu Lies briefing dulu dengan semua anak 8-8 membicarakan sudah sampai mana kesiapannya.

"Oke jadi kalian semua sudah mempersiapkan siapa saja yang bakal jadi perwakilan untuk tanding?" tanya Bu Lies.

"Perwakilan basket Pasya, Razan, Afima, Sakha, sama Aca, Bu." jawab Rafi. "Yang lain nyemangatin aja."

"Oke kalau begitu. Berdoa menurut agama masing-masing semoga acara hari ini terlaksana dengan baik, dimulai." semua menundukkan kepala

"Berdoa selesai. Semangat semuanya." Bu Lies mengakhiri.

Setelah berdoa, perwakilan basket kelas 8-8 beranjak ke lapangan ketika Pak Ahmad sebagai wasit memanggil. Kelas 8-8 akan bertanding melawan kelas 8-9.

PRIIITTT

Pak Ahmad membunyikan peluit, tanda pertandingan dimulai. Sakha dengan sigap mengambil bola basket dan menggiringnya.

Syifa mengalihkan tatapannya ke arah Arya. Rupanya cowok itu ikut bertanding.

Sakha memantulkan bola dengan ujung jarinya, lalu mendrible bola ikut dan melemparkannya pada Afima yang langsung diterima oleh cowok itu.

Saat bola basket berada di tangan Demon dan Demon hendak melemparkan bola itu ke dalam ring, Demon melompat untuk melemparkan bola basket. Naas bola yang dilemparkan Demon malah memantul.

Aca mengambil bola basket itu karena bola yang tidak masuk akan menjadi rebound dan menjadi perebutan dua tim lawan.

Aca merebut bola dari tangan Demon dan melakukan dribble. Aca berlari tiga langkah, memfokuskan pandangan pada ring musuh. Aca pun memasukkan bola basket ke dalam ring 8-9 dan masuk!!

Sepuluh menit berlalu, kelas 8-8 memimpin dengan skor 6 banding 2.

Pertandingan selesai dimenangkan oleh 8-8. Semua anak 8-8 yang menjadi supporter berteriak heboh, bersorak kemenangan.

Perwakilan anak 8-8 langsung ke tepi lapangan, menghampiri teman-temannya yang lain. Anak 8-8 yang tidak ikut lomba lantas memberikan minum yang sudah dibeli menggunakan uang kas.

"Keren banget lo Ca, si Sakha yang dijuluki Raja Basket aja kalah." ucap Aulia sembari menenggak air mineral.

Aca terkekeh. "Gue juga diajarin sama Sakha. Kalau nggak, mana bisa. Ya gak Sak?"

Sakha mengangguk. "Yoi." ucapnya.

Dibelakang anak 8-8 ada Demon yang berjalan ke arah kerumunan anak 8-8. Demon memasukkan tangannya ke kantong celana seraya mengusap keringat di wajahnya.

"Gue masih heran, kenapa kelas lo pada jago main basket dan di bidang olahraga lainnya." ucap Demon.

Putra menepuk bahu Demon. "Lo tau Dem? Di dunia ini, setiap manusia dikaruniai bakat oleh Tuhan. Mungkin gue dan kelas gue gak sepintar lo dan temen-temen kelas lo. Tapi, kita unggul di bidang olahraga. Contohnya Syifa. Dia menjuarai lomba cerpen. Setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan, dan lo gak bisa menyamaratakan otak lo sama otak orang lain. Ibaratnya, ikan jika disuruh manjat pohon dia akan merasa makhluk terbodoh di dunia karena tak bisa melakukannya. Padahal ikan sudah mempunyai takdirnya sendiri, yaitu di air."

Demon termenung. Apa yang diucapkan Putra benar. Selama ini dia telah sombong padahal masih ada langit di atas langit. Demon menyadari kesalahannya. Ia belajar banyak dari kelas 8-8.

Kelas 88 [SUDAH TERBIT] [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang