🦌

1K 527 59
                                    

Jam setengah dua Syifa bersiap-siap. Tinggal memakai baju. Outfit yang dia kenakan berupa celana loose jeans biru tua dengan crewneck bertulisan covernat. Tak lupa hijab persegi empat ceruty baby doll warna hitam.

Syifa menuju garasi dan mengeluarkan motor. Melajukan motornya menuju jalan raya. Untung orangtuanya sedang pergi. Pergi kemana juga Syifa tak tau dan tak peduli.

Dua puluh menit kemudian, Syifa tiba di lapangan tenis yang ada di komplek Duta. Jarak antara rumahnya yang berada di komplek Jatijajar ke komplek Duta lumayan jauh. Belum lagi macet di lampu merah.

Syifa melepas helm dan menaruhnya di jok.

"Gue kira lo gak bakal dateng." ujar Aulia lalu menarik tangan Syifa menuju teman-teman. Ikut baris dibelakang Putra.

"Beraninya bawa temen. Pengecut!" ucap Putra melangkah ke depan.

Demon tersenyum sinis. "Apa bedanya sama lo? Takut kalah?"

"Mas nya nyindir diri sendiri? Victorious gak akan takut kalah. Apalagi sama orang picik kayak lo!" kecam Putra.

Mendengar itu tangan Demon terkepal kuat. Tidak suka dengan ucapan yang dilontarkan Putra.

"Jaga ucapan lo!" ucap Demon tajam.

"Lo yang harusnya jaga ucapan busuk lo!" kali ini bukan Putra yang bicara, tapi Rafi. "Gue heran sama lo Dem. Kayaknya lo benci banget sama kelas gue."

Demon menatap Rafi angkuh. "Tanya sama temen lo. Yang udah ngerebut Aisyah dari gue. Sok kecakepan!"

"Terus napa kelas gue yang kena hah?!" tanya Rafi.

Demon terkekeh. "Karena temen-temen lo pada belain Putra!"

"BANGSAT!! LO NGATAIN TEMEN-TEMEN GUEE!!" Rafi memukul Demon sehingga cowok itu tersungkur.

Bugh

Demon membalas pukulan Rafi membuat bibir cowok itu berdarah.

"SERANGGG!!" ucap Putra memerintahkan teman-temannya. Terjadilah pertempuran antara Devolgen dan Victorious.

Syifa turut memukul Demon dan yang lainnya. Terkecuali geng Arya karena mereka hanya diam.

Demon menatap ke arah Syifa. "Harusnya lo diem aja di rumah main boneka. Gak usah sok jagoan."

Krekk

Syifa memutar lengan Demon hingga cowok itu mengaduh. "PENGECUT LO SINI LAWAN GUE DEMM!!"

Demon memegang lengannya yang dirasa patah. Demon curiga kalau Syifa makhluk jadi-jadian karena tenaga perempuan itu sangat kuat untuk ukuran seorang perempuan.

Demon menggeram kesal. Ia menendang tulang kering Syifa. Lalu mendorong tubuhnya. Dan lebih parahnya lagi Demon menonjok pipi Syifa membuat pipi perempuan itu biru.

Bagi Demon, mau dia laki-laki atau perempuan, dia tidak akan memandang jenis kelamin selama orang itu mencari masalah dengannya.

"BANCI LO! BERANINYA SAMA CEWEK!!" hardik Zidan marah.

Syifa meringis memegangi kakinya yang sakit akibat ditendang keras oleh Demon.

"Anjing lo Demon!" Rafi menggertak marah melihat Syifa, sahabatnya itu kesakitan.

"Gue nggak akan mulai kalau dia nggak mulai duluan," Demon tetap tenang. "Gak ada asap kalau gak ada api, kan?"

"BANYAK BACOT LO!" ucap Putra kembali memukul dan menendang Demon.

Kelas 88 [SUDAH TERBIT] [END] Where stories live. Discover now