💛 Part 10

1.5K 788 56
                                    

Malem itu jam delapan Arya sedang asik memainkan game di kamarnya. Untung semua PR sudah ia selesaikan jadi dia bisa bebas.

Tok tok tok..

Salsa, Bunda Arya mengetuk pintu kamar putra sulungnya.

"Arya," panggil Salsa.

"Tolong belikan pasta. Bunda lupa kalau stok udah abis. Banyak pesanan dari Ibu-ibu pengajian," ucap Salsa menyerahkan uang dua lembar dua puluh ribu. "Kembalian nya buat kamu jajan. Inget, yang biasanya Bunda beli."

Salsa seorang Ibu rumah tangga sekaligus pengusaha yang mempunyai cafe di berbagai kota.

Arya mengangguk, mengiyakan permintaan Bunda nya. Setelah itu Arya lantas mengambil jaketnya yang tergantung di dalam lemari pakaian, mengambil kunci motor di atas nakas. Arya mengeluarkan motor kemudian melajukan motornya ke arah Indomaret di perumahan kompleknya yang terletak di dekat blok A.

Di Indomaret, Arya memarkirkan motornya dan masuk ke dalam, mencari-cari pasta yang biasanya Bundanya beli. Dihadapannya kini ada berbagai macam merk pasta, cowok itu jadi bingung sendiri, merk mana yang sering dibeli Salsa..

Tiba-tiba mata Arya menangkap seseorang yang sangat dikenalnya. Seseorang yang selalu mengejarnya dan berharap cintanya dibalas. Siapa lagi jika bukan Syifa.

Bersamaan dengan itu, Syifa ikut menolehkan kepalanya. Tatapan mereka bertemu dan keduanya saling menatap beberapa saat sampai Syifa berjalan mendekati Arya.

"Lagi cari apa, calon?" tanya Syifa. "Emang ya kita itu jodoh. Buktinya ketemu mulu."

Arya memutar bola matanya. Mengapa perempuan dihadapannya ini sering muncul?

"Gue lagi cari pasta, tapi gak tau merek apa yang suka dipakai Bunda gue di kafenya." balas Arya.

Syifa mengangguk-anggukan kepalanya paham. Perempuan itu mulai mencari-cari pasta yang biasanya dia beli.

Setelah menemukan apa yang dicari, Syifa menyerahkan pasta ke Arya.

"Ini."

Arya menatap Syifa dengan raut wajah bingung. "Apaan?"

"Gue gak tau merek yang mana Bunda lo mau. Tapi gue kalau mau bikin pasta, pasti gue pakai merek ini."

Arya mengiyakan saja, mengambil sepuluh bungkus pasta yang dipilih Syifa dan memasukannya ke keranjang miliknya.

"Udah kan? Gue ke kasir dulu ya mau bayar, ditunggu Mama ntar." ucap Syifa hendak beranjak ke kasir namun dengan gerakan cepat Arya mengambil semua belanjaan Syifa.

Arya meletakkan barang belanjaan Syifa dan belanjaannya di kasir, menyuruh Mbak kasir nya untuk membedakan plastik mereka.

"Totalnya jadi lima ratus ribu," ucap si kasir.

Arya mengeluarkan uang seratus ribu lima lembar, lalu diserahkannya uang itu.  Setelah membayar, Arya menyodorkan kantung kresek belanja ke Syifa.

"Nih ambil." ucap Arya. "Gak usah berharap lebih. Ini hanya sebagai tanda terima kasih."

Syifa menatap Arya lekat, perempuan itu tersenyum sumringah. Biarpun hanya sebagai tanda terimakasih, tapi Syifa sudah sangat senang.

"Makasih, calon pacar!"

Arya hanya berdeham sebagai jawaban, keduanya pun berjalan keluar dari Indomaret. Mata Arya sama sekali tidak teralihkan dari Syifa yang sedari tadi celingak-celinguk ke kanan dan ke kiri.

Sepertinya Arya sudah gila.

"Lo pulang naik apa?" tanya Arya.

Syifa tertegun, pertama kalinya Arya bertanya duluan.

"Naik ojek paling. Motor lagi dipakai Papa." jawab Syifa.

"Pulang sama gue aja." ucap Arya. Entah kerasukan setan mana, Arya menawarkan Syifa untuk pulang bareng dengannya.

"Gue bilang jangan geeran. Masih kayak tadi, anggep aja sebagai tanda terimakasih gue ke lo. Udah malem juga, gak baik anak buat perempuan." lanjut Arya tak ingin membuat Syifa tambah berharap.

Syifa terdiam sebentar, lalu senyuman manis terlengkung di bibirnya.

"Gak papa, yang penting bisa berduaan sama lo biar kayak orang-orang. Romantis, ya nggak calon pacar?"

Arya menghela nafas jengah.

"Terserah lo, cepet naik! Lama gue tinggal." titah Arya pasrah menghadapi kelakuan Syifa yang aneh bin ajaib itu dari kelas 7.

Arya jadi teringat saat mereka berdua kelas 7 dulu, tepatnya saat Syifa menembak dirinya dan ia tolak. Sewaktu kelas 7, Arya dan Syifa satu kelas, dan harus pisah saat kenaikan kelas delapan karena Arya masuk kelas unggulan sementara Syifa tidak.

Tanpa sadar Arya tersenyum tipis. Syifa tidak pernah menyerah.

TBC

Gimana gais ceritanyaa?

Aneh gak si bahasanyaa huhu

Jangan lupa vote dan komen yaa

Nyambung gak si

Love 💕

Kelas 88 [SUDAH TERBIT] [END] Where stories live. Discover now