Chapter 48

108 103 0
                                    

Pulang sekolah dan ketika sampai rumah, Syifa langsung ganti seragamnya dengan gaun lengan panjang serta jilbab warna navy kesukaannya. Syifa sudah ajak Bian, tapi Bian menolak ajakan perempuan itu. Padahal hari ini free tidak ada les.

Syifa berjalan cepat ke dapur, mengambil kue blackforest dari dalam kulkas dan membawanya keluar menuju rumah Arya. Tidak sabar memberikan kue itu kepada pacar tersayangnya. Pasti Arya sangat suka! Membayangkannya saja membuat Syifa senyum-senyum bak orang gila.

Seseorang menepuk pundak Syifa kala di depan gang rumah Arya.

"Gue kira siapa, mau ketemu Arya ya?" tanya Syifa.

Teguh mengangguk. Disamping Teguh ada Abel dan Febrianto.

"Iya nih, kita bertiga mau kasih kejutan ultah buat dia. Gue kira lo gak tau ultahnya Arya. Soalnya tadi pas di sekolah dia kayak uring-uringan gitu nungguin kado dari lo." ucap Teguh keceplosan.

Abel menyenggol lengan Teguh. "Goblok malah kasih tau. Diem-diem aja aturan mah."

Syifa yang mendengarnya menyunggingkan senyum lebar dan loncat-loncat tidak jelas. Kalau dia ada di kelas, pasti Zidan sudah merapalkan doa-doa.

"Noh kan kumat, gue bilang apa jangan dikasih tau." bisik Abel ke Teguh.

"Hati-hati Syif ntar kue lo jatoh." peringat Febrianto. "Udah ayok masuk ke rumahnya Arya ntar lama lagi,"

Diantara Teguh, Abel dan Febrianto, yang paling waras emang Febrianto. Mau tak mau Syifa berhenti loncat-loncat dan kembali jalan menuju rumah Arya yang tinggal beberapa langkah.

Di depan pagar rumah Arya, Syifa hendak manggil namun Teguh menahannya.

"Kenapa gak boleh manggil?" tanya Syifa.

"Ngapain manggil, langsung masuk aja ya gak Bel, Feb?" balas Teguh.

Abel dan Febrianto kompak mengangguk.

"Kita mah gak pernah manggil, langsung masuk aja. Tante Salsa sama Om Radit yang nyuruh kita langsung masuk malahan." ucap Abel.

Syifa memandang takjub. Persahabatan keempatnya memang luar biasa.

Membuka gerbang, keempatnya langsung masuk ke teras rumah. Teguh mengucapkan salam dan membuka pintu rumah Arya yang mewah itu.

"Aryaaa!!" teriak Teguh tanpa tahu malu.

Dari dapur, Salsa menyahut. "Eh Teguh dan kawan-kawan. Ayo masuk-masuk."

Mata Salsa menangkap Syifa. Salsa langsung tersenyum. "Ada pacar anak Tante juga ternyata. Kalian saling kenal ya?"

"Iya Tante, kenal sebagai teman kelas sebelah alias tetangga sebelah." jawab Syifa nyengir.

"Oh ya Tan Arya di mana ya gak keliatan sejauh mata aku memandang." ucap Syifa membuat Salsa terkikik geli.

"Ada tuh lagi ke atas. Langsung ganti baju pas Teguh teriak barusan." ujar Salsa.

Salsa akhirnya mengajak Syifa, Teguh, Abel dan Febrianto untuk duduk di meja yang baru dibeli Salsa khusus acara ulangtahunnya Arya. Namanya juga orang kaya.

Tak lama, Arya turun dari atas dengan blazer warna cream. Rambut yang masih basah menambah aura kegantengan di wajahnya. Bagi orang lain Arya biasa aja, tapi entah kenapa di mata Syifa cowok itu terlihat sangat manis.

"Ya Allah, Masya Allah, kamu ganteng banget pacar." ucap Syifa tak berhenti memandangi Arya.

Arya berdecak. Gara-gara Bundanya, dirinya jadi repot begini. Padahal pakai baju biasa aja juga bisa. Dikira acara formal apa? Dan lagi dia bukan anak SD yang perlu dirayain.

Kelas 88 [SUDAH TERBIT] [END] Kde žijí příběhy. Začni objevovat