Chapter 31

50 9 29
                                    

"Cara Move On Paling Ampuh dan Cepat."

Nisa membelalak, mendengar cowok di belakangnya membaca lantang judul buku yang tengah dibacanya.

"Lo, lagi jatuh cinta?" lanjutnya bertanya.

Seketika cewek berparas manis itu gelabakan, segera mengembalikan buku fiksi tersebut ke dalam raknya.

"Ad-Adlan. Lo, ngagetin aja sih," gerutu Nisa. Menoleh sebentar, lalu berlalu menjauh.

Si cowok terkekeh. "Lo ngapain baca buku begituan?"

"Berisik. Kepo."

Lagi, Adlan melebarkan tawanya. Menyusul Nisa yang tengah duduk memainkan ponselnya.

"Lo pengen move on? Dari siapa? Lo sakit hati?"

"Bukan urusan lo."

"Gue nanya, siapa tau bisa bantu." Adlan mengacak rambut Nisa gemas. Ia tersenyum geli melihat cewek itu menggembungkan pipinya kesal.

"Gue nggak lagi pengen move on, gue juga nggak lagi patah hati."

"Terus buku tadi?"

"Cuma iseng aja. Gue bosen di sini."

"Yaudah kalau gitu kita ke tempat lain aja."

"Nggak usah. Ntar adek jadi-jadian lo ngekorin."

"Oh, lo pengen berdua aja sama gue?"

"Dih bukannn. PD abis."

"Terus?"

"Ya gue kan cuma pengen bantuin lo doang."

"Makasih."

"Hm. Sama-sama."

Setelahnya, kedua remaja itu terdiam. Mencerna kembali topik pembicaraan mereka yang telah lalu.

"Sorry. Besok-besok gue bakal kabur sendiri." Adlan kembali bersuara, mengoreksi.

Nisa menoleh, menatap manik mata cowok di depannya ragu-ragu. "Gu-gue nggak maksud gitu," sahutnya.

"Gue tau." Adlan menarik senyuman, mengusap puncak kepala Nisa dengan tenang. "Tapi emang bakal ngebosenin kalau cuma berdua doang sama gue."

"Enggak kok." Nisa mengelak cepat.

"Sekarang. Tapi nanti?"

"Nggak bakalan."

"Serius?"

"Iya Adlan. Gue nggak bakalan pernah bosen berdua sama lo. Gue kan-"

"Gue apa?" Adlan mengangkat kedua alisnya, menyimak serius.

Mampus. Hampir aja keceplosan.

"Gue-gue kan, gue temen lo. Iya. Gue kan temen lo Lan. Jadi masak iya gue bosen nemenin lo? Hehe," jawab Nisa kemudian. Kikuk. Bibirnya melengkung kaku.

"Emm...." Adlan manggut-manggut. "Gue kira apaan."

"Apaan emang?"

"Bukan apa-apa." Adlan memamerkan senyum termanisnya lagi. Ia meralat, "Lo emang cewek baik. Cewek termanis yang pernah gue temuin."

Blusshh

Tanpa sadar pipi Nisa merona mendengar pujian spontannya. Ingat kan kalau Adlan itu gaya bicaranya kalem, lembut dan tidak kasar sama sekali? Kalau biasanya orang lain yang bilang seperti itu jadi terkesan menggoda, Adlan berbeda. Ekspresi serta tatapannya natural memuja. Alami layaknya seseorang mengagumi hal yang disukainya.

Twin'kle LoveOnde histórias criam vida. Descubra agora