"Lepaskan, tolong lepaskan tuan!!" Clara memberontak tetapi apa daya kekuatannya yang lebih kecil dari Valdo.

Mereka sampai dibangku dekat taman tidak jauh dari kedai ice cream itu. Valdo meminta Clara untuk duduk sedangkan dia meminta Rio untuk membawa Putri pergi sebentar.

"Cukup! Sekarang cepat katakan apa yang ingin tuan bicarakan kepada saya. Dan kenapa tuan mengaku-ngaku kalau Putri adalah anak tuan?" Clara membuka pembicaraan setelah Putri pergi. Bagaimana bisa lelaki itu menemukan mereka berdua secepat ini, dia belum mempersiapkan diri untuk menghadapi pria itu.

"Saya akan langsung ke intinya, Putri adalah anak saya." Valdo menatap langsung kearah manik mata Clara.

Jantung Clara seperti berhenti untuk berdetak. Bagaimana pria itu tahu jika Putri adalah anaknya. Dia sudah merahasiakan ini selama lima tahun dan dengan cepat Valdo mengetahuinya.

"Bagaimana... bagaimana anda bisa mengatakan omong kosong seperti ini? Dia adalah anakku, bukan milik siapapun!" Clara berbicara dengan gugup dan rasa takut. Entah mengapa dia takut kalau Valdo akan mengambil anaknya yang selama ini telah mengisi hari-hari suramnya.

"Saya telah mengetahui semuanya Clara." Setelah jeda Valdo kembali berkata. "Pertama-tama saya ingin meminta maaf kepadamu, sungguh Clara, saat itu saya kehilangan kendali. Saya benar-benar minta maaf Clara. Saya adalah pria brengsek yang telah menodaimu. Saya minta maaf sebesar-besarnya dan saya mencoba untuk meluruskannya disini, jadi tolong maafkan saya." Valdo berulang kali meminta maaf kepada Clara.

Clara tidak bisa berbuat apa-apa. Dia sebenarnya sudah memaafkan Valdo dari dulu tetapi dia juga masih sangat kecewa kepadanya. Bahkan ketika dia tidak memaafkannya, apakah semuanya akan kembali seperti dulu? Jawabannya jelaslah tidak. Maka dari itu dia mencoba untuk memaafkan.

"Saya akan bertanggung jawab untuk semuanya Clara. Saya mohon..." Valdo terus berusaha untuk mebujuk Clara apapun caranya. Walaupun Clara memintanya untuk bunuh diripun Valdo akan menerimanya, asalkan Clara memaafkannya.

"Saya sudah memaafkan tuan, tapi..." Valdo segera menyunggingkan senyum mendengar perkataan perempuan di hadapannya itu. "...Tapi saya mohon tuan tidak membawa Putri pergi, saya hanya memiliki Putri, jika dia pergi, Saya... Saya tidak bisa hidup lagi."

Valdo menatap Clara dengan serius. "Saya berjanji Clara, saya tidak akan membawa Putri pergi, saya akan membawa dia pulang jika kamu juga ingin ikut bersamaku."

Valdo mengenggam tangan Clara dengan erat. Ini adalah pertama kalinya sang Valdo Putra Dirmawan memohon kepada seseorang dengan tulus dari hati. Dia belum pernah melakukannya selama ini, bahkan bersama Winda dia tidak pernah memohon.

Tetapi Clara tidak bisa menjawab permintaan pria itu. Dia harus memikirkannya terlebih dahulu.

"Mama ayo kita pulang, Putri sangat mengantuk, Papa juga ikut kita pulang ya Pa?" Kata Putri begitu polosnya.

Clara langsung mengandeng tangan mungil Putri pergi menunju apartemen tanpa memperdulikan pertanyaan Putri, dan meninggalkan Valdo. Di masih sangat bingung menjawab Valdo.

Apakah ini sudah saatnya untuk Putri bahagia dan merasakan kasih sayang seorang ayah. Tapi kenapa hatiku masih sangat gelisah. Bisakah dia juga menerimaku dengan tulus. Aku tidak ingin dia menerima kami hanya karena tanggungjawab semata.

Valdo mengikuti dari belakang, jarak mereka tidaklah jauh hanya terpaut tiga meter dari mereka. Valdo Mengisyaratkan untuk para bawahannya untuk tidak mengikuti, dia hanya ingin memastikan mereka aman sampai apartemen.

Clara didepan mengandeng Putri sedangkan Valdo berada di belakang mereka. Banyak mata yang memandang mereka, tetapi Clara mengabaikan itu.

Setibanya didepan apartemen, Clara langsung ingin masuk kedalam tetapi dia sedikit kesulitan karena mengendong Putri yang sedang tertidur ditangannya.

"Bisa saya bantu?" Suara Valdo membuatnya terkejut.

Clara menoleh dan mendapati Valdo yang berdiri di belakangnya. Clara kira pria itu sudah pergi.

"Apa yang tuan lakukan di sini. Apakah tuan mengikuti saya?" Tanya Clara

"Aku tidak mengikuti mu, aku hanya ingin mengantar kalian dengan selamat." Valdo berkata dengan senyuman diwajahnya.

Clara menatapnya kaget, bagaimana bisa pria itu banyak sekali berubah. Lima tahun lalu dia tidak seperti ini, bisa dibilang dia sangat dingin, seperti lemari es berjalan dan sekarang, apa ini? Dimana perginya sikap dingin itu. Dan sekarang dia tidak memanggil dirinya 'saya' melainkan 'aku'. Kenapa Clara merasakan perubahan yang begitu cepat.

"Terserah." Clara berjalan ke kamar milik Putri dan menidurkannya, toh, dia tidak bisa mengusir Valdo pergi.

Valdo merasa senang, dengan membiarkan dia masuk, Clara sudah sedikit membuka hatinya. Valdo melihat sekeliling isi apartemen perempuan itu. Sederhana. Kata itu yang ada didalam pikirannya. Apartemen yang sederhana tetapi sangat bersih dan rapi. Clara adalah ibu rumah tangga yang memiliki satu anak di rumah, tetapi apartemen itu sangat bersih. Valdo merasa sangat nyaman disini.

Clara berjalan melewati Valdo begitu saja dan pergi ke arah dapur. Dia membuatkan dua cangkir teh dan kembali kearah ruang tamu.

"Ini.." Clara menyodorkan kopi itu kepada Valdo tanpa melihatnya. Clara masih memiliki hati nurani, ajaran sang nenek untuk menyambut tamu masih dia pegang sampai sekarang.

"Terima kasih." Ucap tulus Valdo.

Mereka duduk berhadapan di sofa ruang tamu. Hening sejenak, sampai saat suara bariton milik Valdo terdengar di dalam ruangan itu. "Clara, apakah kamu sudah memaafkan saya?" Valdo memulainya.

Clara balas menatap Valdo. "Saya sudah mengatakan kalau saya sudah memaafkan tuan tetapi saya masih kecewa kepada tuan. Tidak ada perempuan di dunia ini yang dengan mudah memaafkan apa yang telah dia jaga direnggut oleh orang lain. Apakah tuan mengerti?" Wajah Clara seperti menahan air mata.

"Aku benar-benar minta maaf Clara, aku tau kalau itu semua adalah kesalahanku tetapi... ijinkan saya untuk menebusnya Clara, saya kan mengabulkan apapun yang kamu inginkan asalkan kalian ikut denganku." Valdo tidak mau mundur, dia benar-benar mengakui kesalahannya.

Clara menghembuskan nafasnya, dia bisa melihat ketulusan dimata Valdo, dia akan mencoba memberi pria itu kesempatan, ini demi Putri. "Baiklah, tetapi saya memiliki syarat."

Mata Valdo berbinar. "Apapun itu, aku akan mengabulkannya."

Situasi kembali hening sejenak, apapun keputusan yang dimiliki oleh Clara, Valdo akan mencoba untuk memenuhinya kecuali jika Clara menginginkan dia pergi jauh-jauh, Valdo tidak akan mengabulkannya.

"Tuan harus membuktikan kasih sayang tuan kepada Putri selama satu bulan untuk saya. Hanya SATU BULAN tuan boleh melakukan apapun untuk menunjukan kepada saya seberapa sayangnya tuan kepada Putri."

Valdo terkejut mendengar permintaan Clara, dia tidak menyangka kalau perempuan itu memberikan syarat yang begitu mudah namun juga sulit. "Baiklah, saya akan menerima apapun syarat itu." Tanpa berfikir panjang, Valdo menerima permintaannya. Dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang telah Clara berikan.

"Kalau begitu tuan silahkan pergi dari sini." Kata Clara.

Perintah Clara kepada Valdo dan Valdo segera meninggalkan apartemen itu dengan hati yang sangat bahagia. Dia telah di beri kesempatan untuk yang kedua. Valdo harus memikirkan cara untuk membuat Clara percaya padanya.




🌺🌺🌺

Lanjut......

Little Baby (Tamat)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora