07: If I Loved You, I Would Not Let You Go

Start from the beginning
                                        

"Ayah, aku tidak mau menikah dengannya!" Teriak Jennie sambil menggebrak meja, sukses membuat semuanya terkejut.

"Jennie Kim!"

"Ayah, apa kau tahu dia siapa? Dia CEO Finley, musuh abadi The Globe! Aku tidak mengerti apa yang ada di benak Ayah. Menikahkan aku dengan Jongin? Apa Ayah sedang bercanda?"

"Lantas jika perusahaan kami saling bersaing, apakah kita juga harus saling bermusuhan?"

Jennie terdiam mendengar perkataan Ayahnya, tidak ada lagi kata-kata yang bisa digunakan untuk membalas perkataan Ayahnya.

"Kau adalah puteriku satu-satunya, aku mau kau mendapatkan seorang suami yang bisa menjagamu dan juga bisa kau andalkan. Aku yakin pilihan Ayah adalah yang terbaik untukmu, Nini."

Kemudian Jennie menatap Jongin lekat-lekat, "Tapi aku tidak mencintainya."

Ada semburat kekecewaan yang terlukis pada wajah Jongin walaupun itu hanya telihat seperti sebuah titik kecil. Wajahnya kini tertekuk, menatap lurus ke jajaran sendok dan garpu yang telah tersusun dengan rapi di atas meja makan.

"Cinta adalah sesuatu yang bisa dipupuk, anakku." Ibu Jennie kini ikut menimpali.

"Aku yakin, anakku akan mencintaimu dengan baik." Ayah Jongin yang sedari tadi hanya diam saja juga ikut berbicara. "Putraku adalah anak yang penyayang. Mendiang istriku pernah berbicara, siapa pun yang menikahinya pasti akan menjadi perempuan yang paling bahagia."

Mendengar ucapan Ayahnya yang berbicara seperti itu, tentu saja membuat Jongin tersenyum lebar. Sayangnya, tidak demikian dengan Jennie.

"Aku tahu pasti kau masih terkejut dengan semua ini. Tapi ketahuilah, Ayah sudah mempersiapkan ini semua sedari kau kecil."

"Awalnya Jongin juga menolak, tapi sepertinya setelah mengenal dan mencari tahu tentangmu sendiri, dia malah jadi berubah pikiran untuk menyetujui pertunangan ini." Lanjut Ayah Jongin, tangannya menepuk-nepuk bahu anaknya itu dengan senyuman penuh rasa bangga.

"Yah, Kim Jongin, kau sudah tahu tentang hal ini?"

"Jennie-ya, berbicaralah dengan cara yang sopan."

"Tidak apa, Ibu. Aku sudah terbiasa menghadapi sikapnya yang ketus." Jongin berucap seraya menyunggingkan senyuman paling manis kepada Ibu Jennie.

Kumpulan air mata sudah mulai menggenangi pelupuk mata Jennie, dirinya ingin menangis bukan karena sedih melainkan karena frustrasi dengan semua keadaan ini. Bagaimana bisa dia menikahi seseorang yang tidak dia cintai sama sekali? Begitu juga sebaliknya.

"Aku mencintai seseorang, Ayah." Ucap Jennie lirih.

Semua terdiam setelah mendengar perkataan Jennie dengan suara yang bergetar menahan tangis.

"Mau sampai kapan kau menghabiskan waktumu dengan seorang laki-laki yang tidak berguna, hah?!" Ayah Jennie seolah mengerti apa maksud pembicaraan Jennie, mendengar Jennie membicarakan tentang Lee Taeyong tentu membuat Ayahnya menjadi naik pitam.

"Aku tidak peduli Ayah mau mengatakan apa, tapi sampai mati pun aku akan menentang pernikahan ini!" Teriak Jennie.

Tanpa berkata-kata lagi, Jennie segera beranjak dari sana dan berlari keluar ruangan.

Metanoia • KAI x JENNIE •Where stories live. Discover now