"Lo kenapa sih, Nat?" tanya Keysha mulai kesal dengan sikap dingin Nathan.

"Kenapa gimana?"

"Semenjak di apartment lo diem mulu. Ada masalah?"

"Nggak papa."

"Lo nggak nganggep gue pacar lo?" tanya Keysha dengan tangan yang dilipat di meja.

"Kok lo ngomong kayak gitu?"

"Ya abisnya lo nggak mau terbuka sama gue."

Nathan terkekeh kecil melihat ekspresi kesal Keysha.

"Gue beneran nggak apa-apa, Key." balas Nathan lembut.

"Oh." balas Keysha.

Gadis itu sudah sangat kesal dengan sikap Nathan yang tidak ingin menceritakan apa yang sedang terjadi pada pria itu.

"Lo marah?" tanya Nathan dengan satu alis terangkat.

"Kalo gue bilang nggak berarti gue lagi bohong, kayak apa yang tadi diucapin sama lo. Bohong."

Keysha melihat Nathan yang menghela napasnya pelan. Lalu tangannya terulur membelai lembut rambut hitam milik Keysha.

"Gue cuman kangen sama nyokap." jujur Nathan.

Keysha menatap Nathan, lalu tersenyum senang karena akhirnya Nathan berkata jujur.

"Kangen kenapa?" tanya Keysha.

"Gue udah hampir tiga tahun gak ketemu Mama."

Keysha mengernyitkan dahinya bingung. Selama ini ia memang belum tahu jika Mama Nathan tidak bersama dengan Nathan.

"Kok bisa? Memangnya kenapa?"

"Mama ikut bantuin Papa kerja. Jadi Mama ikut Papa ke Amerika."

"Lo nggak ikut?"

"Nggak, gue milih menetap di Indonesia. Karena percuma gue ikut kalau gue tetap gak dapet perhatian."

Keysha mengambil lengan Nathan. Lalu menggenggamnya dengan penuh kehangatan.

"Nath, gue pernah marah sama Papa karena dia sibuk kerja sampe lupa kalau putrinya itu butuh kasih sayang seorang ayah. Dan pada akhirnya, Papa juga yang bilang ke gue, kalau semua yang dia lakukan itu buat gue juga." kata Keysha seraya tersenyum hangat ke arah Nathan.

"Dan sampai sekarang, perlahan gue harus rela kalau papa gue harus pergi keluar Kota atau bahkan keluar negeri dan bikin Mama harus ikut." lanjut Keysha.

"Tapi ini beda, Key. Lo bayangin aja hampir tiga tahun lo nggak dapet rasa kasih sayang dari orang tua lo."

"Gue ngerti, Nat. Tapi lo harus coba ngerti. Lagi pula yang sayang sama lo itu masih banyak."

Nathan menghela napasnya sejenak, lalu ia tersenyum tipis ke arah Keysha.

Keysha tau, seorang Nathan sangatlah suka mengeluarkan perasaannya kepada orang lain. Nathan terlalu pintar untuk menyembunyikan apapun.

Dan Keysha sangat senang ketika Nathan memberikannya kesempatan untuk mengetahui perasaan Nathan sebenarnya.

Bibir Keysha terangkat membuat senyuman tipis untuk membalas senyuman Nathan.

"Lo masih punya temen-temen lo, masih punya Ka Navisha, dan lo punya gue."

Keysha memandang Nathan lekat dan memberikan senyuman yang hangat.

"Mulai sekarang, lo mau ya berbagi beban berat lo ke gue?" pinta Keysha memohon.

"Iya."

"Jangan pernah simpan sendiri lagi. Gue akan selalu ada buat lo."

BAD BOY [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now