Bad Boy - 4

310K 15.8K 278
                                    

"Siapa yang lempar bola ini?"

Tak ada satupun yang menjawab pertanyaan Nathan. Membuat laki-laki itu kembali dibuat marah.

Nathan menatap ke sekeliling lapangan. Semuanya terdiam. Tak ada satupun yang berani membuka suaranya. Sebagian siswa-siswi menunduk ketika melihat Nathan marah.

"Sekali lagi gue tanya," Nathan menjeda ucapannya sejenak, "SIAPA YANG LEMPAR BOLA INI?"

Semuanya tersentak kaget mendengar ucapan Nathan yang tiba-tiba berteriak.

Karna takut terkena getahnya secara bersama, Rifki selaku ketua kelas 11 IPA 1 maju ke arah Nathan dengan sedikit keberaniannya yang ia miliki saat ini.

"Nath, kelas gue minta maaf karna udah lempar bola ke elo," ucap Rifki dengan satu tarikan napas. Kini badannya sangat keringat dingin karna takut. Pria itu hanya menunduk.

"Gue gak butuh maaf," balas Nathan tajam. "Yang gue butuhin pelakunya. Lo kasih tau gue

Rifki menelan ludahnya sendiri dengan susah payah. Ia tak mungkin menyebutkan nama pelakunya. Rifki memang tau siapa pelakunya, tapi ia tak akan mengorbankannya begitu saja. Bukannya karna apa-apa. Rifki hanya mengutamakan solidaritas sebagai teman sekelas.

"Nath yang penting kelas gue minta maaf sama lo," ucap Rifki.

"Gue bilang, gue gak butuh maaf. GUE CUMAN BUTUH PELAKUNYA."

Rifki tersentak kaget akibat bentakan keras yang ditunjukkan padanya.

"Tapi—"

"Gue yang lempar bola itu ke lo," ucap seseorang membuat Nathan menoleh ke arahnya.

Nathan mengernyitkan dahinya. Ia seperti pernah melihat gadis itu sebelumnya. Ah iya, jelas sudah pernah melihat. Gadis itu sekolah di sini, jadi mungkin saja Nathan hanya pernah melihatnya sekilas.

Nathan kembali tersadar, ia langsung menatap tajam gadis itu.

"Selama itu buat ngaku sebagai pelaku?" sindir Nathan.

"Terserah gue," balasnya dengan tenang. "Sekarang gue jujur gue pelakunya. Dan permintaan lo udah terpenuhi. Sekarang lo udah puas kan?"

Nathan menahan amarahnya. Tangannya tanpa sadar sudah terkepal. Urat-urat lehernya terlihat dengan jelas menandakan cowok itu marah.

"Sekarang gue minta maaf sama lo, gue ngelakuin dengan gak sengaja." Lanjutnya, lalu setelah merasa sudah selesai urusannya dengan Nathan. Gadis itu berbalik badan hendak pergi sebelum tangannya tercekal oleh Nathan.

"Urusan lo belum selesai." Nathan langsung menarik gadis itu keluar dari area lapangan dan membawanya ntah kemana.

Sementara itu, semua orang yang berada di lapangan bernapas lega. Setidaknya mereka tidak akan terkena marah Nathan secara bersama. Namun mereka juga merasa kasihan melihat Keysha yang kemungkinan akan dibuat susah oleh pria itu.

Ya. Pelakunya memang Keysha. Tapi jujur saja, Keysha melakukannya tanpa sengaja. Ntah kenapa pukulannya bisa melesat sampai ke arah Nathan

Di sisi lain, Gilang, Aldo, dan Devan hanya melihat kejadian itu dengan tenang. Awalnya mereka panik karna takunya Nathan akan memukul siapa pun yang berani mengusiknya.

"Wah Nathan ada kemajuan nih, bro." ucap Aldo tia-tiba membuat kedua temannya mengernyitkan dahi mereka.

"Kemajuan gimana?" tanya Gilang bingung.

"Sekarang Nathan udah mau megang cewek. Dulu mah boro-boro megang cewek, ngobrol aja berasa enggan banget." Jujur Aldo.

"Ye pea! Orang mah sekarang lo kasian sama nasib cewek yang dibawa Nathan," kata Devan.

BAD BOY [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang