+23

1.9K 207 2
                                    

Kiki kini sudah aman dari berbagai gangguan dan ancaman dari Fadhil dan teman-temannya. Setidaknya, setelah kedok Andy terbuka, dan dia satu-satunya orang yang berhasil mengalahkan Fadhil dan geng-nya itu.
Tidak hanya Kiki saja sebetulnya yang merasa sudah terbebas. Tapi siswa lain yang selama ini hanya bisa diam dan pasrah menjadi korban bullying siswa lain.

"Kak Andy, aku boleh minta nomer hapenya gak?!"

"Kak Andy keren ya! Udah punya pacar belom sih?!"

Kiki sadar diri. Dia cumanlah seorang gay yang sangat hina dan rendah. Mencintai orang yang tidak akan mungkin pernah mencintainya.

Srrkkss..

Kiki terkejut saat sebuah tangan merebut kotak bekalnya. Terlebih saat ia melihat orang yang melakukannya itu.

"Kenapa?! Lo gak suka gue makan rotinya?"

Kiki menggeleng. Ia jelas takut dengan salah satu mantan anggota geng-nya Fadhil itu. Wahyu.

"Daripada lo buang lagi ke tempat sampah, mendingan gue makan kan?"

Kiki nyaris tak berkedip. Matanya terus memperhatikan wajah tampan cowok berdarah sunda asli itu.

"Bentar, gue mau beli minum dulu.."

Mata Kiki terus mengikuti kemana sosok itu melangkah. Tubuh yang tinggi sempurna. Dengan postur tubuh yang ideal. Tidak ada yang bisa menolak jika Wahyu menembak seorang cewek di sekolahnya itu.

"Nih.." Wahyu menyodorkan teh botol dingin pada Kiki. "Diminum! Jangan diliatin doang!"

"Terima kasih."

"Uhhmm, sebenernya gue suka sama --"

"Uhukks...!" Kiki sampai tersedak dan salah tingkah.

"Gue suka sama roti sandwich buatan lo." Wahyu garuk-garuk kepalanya. "Mau gak nanti lo ajarin gue cara buatnya? Bahannya gue yang beli deh.."

"Kapan, Yu?"

"Lo ada waktunya kapan? Kalo gue sih paling sorean nanti. Soalnya siang gue ada latihan bentar.."

"Sore ya..." Kiki berfikir sejenak. Masa iya, ia harus kembali lagi kesekolah di sore hari?

"Lo shareloc rumah lo deh. Nanti sore biar gue yang ke rumah lo."

"Iya. Nanti aku kirim."

"Oke. Jangan sampe lupa. Lo udah tahu nomer gue kan?"

Kiki mengangguk. Hampir seluruh cowok ganteng dan berpengaruh di sekolahnya, sudah ia punya nomer handphonennya. Namun baru Andy saja yang mengiriminya beberapa kali sms, WA, dan dua kali meneleponnya untuk sekedar curhat tidak penting.

Tteettt....

Bel pulang berbunyi panjang. Ratusan siswa berhamburan keluar kelas dengan semangat sekali. Ada yang langsung menuju parkiran. Ada juga yang langsung menunggu angkutan umum di pinggir jalan. Namun tak sedikit pula yang masih terlihat di dalam lingkungan sekolah, dan sekedar mengobrol ringan dengan siswa lain.

"Kiki...!!" Erika memanggil sambil bergegas menghampiri. "Ehh, kita pada mau jengukkin Elang. Lo mau ikut gak?"

"Pada mau jengukkin Elang? Sama siapa aja?" Malah Wahyu yang jawab.

"Cuma kita-kita aja sih.."Erika menoleh ke kanan dan kirinya.

"Lo sama anak-anak basket yang lain kapan jengukkin Elang?" Tanya Haikal.

"Kalo siang ini sih kayaknya gue gak bisa. Soalnya kan besok kita ada tanding."

"Bilangin sama anak-anak basket, gimanapun juga Elang kan dulu kapten kalian sendiri.." Tukas Angel.

Find Him...!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang