+16

2.2K 216 5
                                    

Kemarin Matt yang kehilangan uang dollar kertas miliknya. Pagi ini, giliran Ken yang kehilangan cincin emas berlian seharga puluhan juta yang dulu diberikan Matt sebagai kado pernikahan untuknya.

Dan saat ini -- kedua pria itu sedang menginterogasi habis-habisan Nicholas dan si mbak yang biasa mondar-mandir bersih-bersih di rumah mereka.

"Demi Tuhan, Om! Bukan aku yang ngambil!!"

"Saya juga bukan, Pak. Saya berani sumpah disamber gledek sekarang juga..!"

"Terus, ada babi ngepet gitu?!" Matt emosi jiwa. Jelas ia harus marah sekali, sebab cincin itu bukanlah sembarangan cincin. Didapatkan dengan cara yang tidak mudah, demi untuk mendapatkan hati seseorang yang tidak mudah juga ia taklukkan.

"Kalau uang yang hilang, okelah masih bisa ditolerir. Tapi kalau udah barang-barang yang diambil..." Ken juga sudah mulai hilang kesabaran.

"Kita pasang cctv mulai besok!" Usul Matt. "Biar kita juga bisa tahu, apa yang dilakukan anak cabul itu sama Adit!"

Niko tertunduk dalam. Perasaan bersalah itu masih saja menghinggapinya.

"Halo -- permisi..." Dean langsung menyelonong masuk. "Kelihatannya lagi pada serius nih.."

"Cincin Ken raib. Digondol sama tuyul!" Tukas Matt ketus.

"Emang masih ada tuyul ya jaman modern gini?!" Tanya Dean dengan mimik polos. Andai saja Dean bukan polisi dan cowok normal, pasti Niko udah buru-buru menyosornya.

"Ada apa, Dean?" Tanya Ken.

"Aku mau ketemu sama Adit nih, kemaren kan pas abis balik dari money changer, aku udah janji mau ngajakkin anak itu ke Monas.."

"Adit kan lagi di rumah kakek dan neneknya.." Jelas Ken sambil menyodorkan segelas jus jeruk segar.

"Thank's." Dean langsung meminum habis. "Kemaren itu si Adit habis nukerin uang dollar banyak banget. Aku juga sampai kaget."

"Dari kakek dan neneknya mungkin.."

"Orang dia bilang katanya, dia dikasih sama Om Matt. Terus mau dia beliin mainan gitu.."

"Matt..." Ken mendelik pada Matt.

"Aku gak pernah ngasih Adit uang kok! Apalagi uang --- jangan-jangan...!?"

"Dean..."

"Ya, dia belikan mainan sama makanan, terus aku mengantarnya ke panti asuhan dekat sini.."

"Panti asuhan..?" Ken menelan ludah.

Dean cengengesan. "Aku juga sebenarnya mau cerita. Tapi nanti takut dikira aku mengada-ada..."

"Apa ini --- Adit?" Suara Matt agak berat.

"Pak Hamzah dan Bu Retno waktu itu juga bilang, kalau sebenarnya Adit itu suka mengambil uang dan perhiasan mereka..."

"Jadi..." Ken menyela.

"Dan dia juga melakukannya padaku..." Dean menyambung. "Hanya saja, Adit mencuri bukan untuk dirinya. Tapi ia gunakan untuk ---- yang seperti kubilang tadi.."

Ken mengisi penuh lagi gelas Dean dengan jus jeruk. Dan langsung diminum habis olehnya.

"Ibu Retno, pernah kehilangan kalung berlian seharga jutaan. Gak tahunya itu kalung dikasih buat ibu-ibu yang mau melahirkan tapi gak punya uang."

Drrtt... Drrtt...

Wajah Dean berseri-seri saat tahu siapa yang menghubunginya.

"Dokter Clara --- ada apa gerangan menghubungiku pagi-pagi?"

'Dean, terima kasih untuk pemberianmu. Tapi gak seharusnya kamu memberikanku cincin semahal ini..'

Find Him...!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang