+4

4.5K 374 7
                                    

"Adit curang ya!!" Teriak tiga bocah itu kompak. Menuduh kalau Adit telah menggeser posisi gundunya dari tempat semula.

"Adit gak curang, Dodo!! Curang itu kan dosa!"

"Kok daritadi Adit terus yang menang?!" Tukas Adul yang merasa jengkel juga, karena semua gundunya kini sudah berpindah ke tangan Adit.

"Yaudah nih Adit kembaliin deh. Tapi Adit gak curang kok!"

"Kamu pikir emak gak lihat ya, Do!" Ceu Euis datang-datang langsung menjewer telinga Dodo. "Bikin malu emak aja. Kembaliin gundunya Den Adit!"

"Tapi kan Mak, ini gundu Dodo!"

"Kasihin atau besok emak gak kasih uang jajan lagi!"

"Nih, Dit!"

Adit pun kini bisa tersenyum lebar. Karena gundu miliknya semakin bertambah banyak.

"Kita main petak umpet aja yuk!" Usul Usep.

"Seru juga tuh!" Dodo juga antusias. Daripada dia harus kehilangan sisa gundunya yang ada di saku celananya lagi. Lebih baik ganti permainan aja.

'Hompimpa yang item --- jagaaa...!'

"Yahh, kok aku sih?!" Usep kelihatan tak terima. Bocah gemuk itu berjongkok sambil menenggelamkan kepalanya diatas kedua tangannya yang dilipat. "Aku hitung sampai sepuluh ya...!!"

Dodo bersembunyi di balik mobil pick up hitam. Dan Adit mengikutinya.

"Jangan disini, Adit!! Kalau kita berdua, nanti bisa ketahuan!!"

"Terus Adit ngumpet dimana?"

"Dimana aja, Adit! Ngumpet yang jauh dan tersembunyi pokoknya!"

"Yang jauh ya?"

"Iya!"

Adit pun berlari kencang entah kemana. Yang ia tahu, ia harus bersembunyi sejauh dan seaman mungkin, agar Usep tidak bisa menemukannya.

Langit berubah orange. Dan lama kelamaan menjadi gelap. Adzan maghrib pun sudah berkumandang sejak 5 menit yang lalu. Namun Adit masih juga belum ditemukan.

Dan ketiga bocah itulah yang akhirnya disalahkan oleh orang tuanya masing-masing.

"Emak kan udah bilang, jangan main petak umpet kalau sudah mau maghrib!" Lagi-lagi Ceu Euis menjewer telinga Dodo.

"Kita cari bersama-sama aja gimana Juragan?" Usul Mang Asep.

"Cari juga di sungai dan perkebunan. Kalau perlu jalan masuk menuju hutan lindung pun kalian datangi.." Perintah Kakek Hamzah.

"Bagaimana kalau sampai terjadi sesuatu sama Adit, Kek?"

"Sudah-sudah, nenek tenang saja. Percaya saja sama Allah yang akan selalu melindungi Adit."

Menjelang pukul 20.00, seorang warga menemukan Adit sedang berdiri di tepi jalan dengan wajah kebingungan. Saat ditanya Adit cuma mengangguk dan menggeleng saja.

"Ya Allah Adit, jangan main jauh-jauh lagi ya?"

Adit mengangguk sekali. Tatapan matanya seolah kosong. Sekujur badannya pun terasa dingin sekali.

"Adit makan dulu ya.." Ucap Nenek Retno.

Tak menjawab, Adit malah membaringkan tubuhnya. "Adit mau bobo aja, Nek. Adit capek.."

Nenek Retno membelai kepala Adit lembut. "Nanti kalau Adit lapar, Adit bangunin nenek atau kakek saja ya.."

Cklek.

Find Him...!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang