+17

2.1K 211 9
                                    

"Jadi maksud lo, Aditya yang itu --- palsu?" Farlo agaknya terkejut.

"Aku juga masih gak yakin, Far. Tapi ---"

"Tapi, apa iya Adit jadi aneh gitu?!" Haikal menyela.

"Kal, kita kan gak tahu kenapa Adit bisa jadi kayak gitu. Dan satu-satu cara, kita harus bertanya langsung sama Dokter Ken atau Om Matt."

"Gue gak berani." Haikal langsung angkat tangan.

"Kamu berani, Lif?" Tanya Erika. Dan Alif pun langsung menggeleng.

"Berapa kali dia muncul dan mengatakan hal itu, Kal?" Alif kembali berbicara. "Dan kamu juga ngerasa yang sama kan, Far?! Kamu kan yang paling deket sama Aditya waktu dulu. Pasti kamu --- bla bla bla..."

'Cup.. Cup.. Cup.., Farlo jangan sedih ya. Kan ada Adit disini.'

'Farlo, kenapa ya Kakek kok merasa kalau Adit keponakkannya Dokter Ken itu --- seperti Adit temanmu waktu kecil. Bukan Adit yang ---'

"Gantungan pinguin ini!" Alif memecah keheningan. "Aku gak mungkin lupa dengan benda ini! Aku sendiri yang ngasih ke Adit, sehari sebelum dia menghilang. Dan gantungan ini -- ada di tasnya Aditya Hamzah waktu aku dan teman-temanku melihatnya di masjid."

"Mungkin hanya cara itu yang bisa kita pakai.." Farlo langsung jadi pusat perhatian.

"Cara?" Haikal mengerenyitkan dahi.

"Kita kembali ke rumah tua itu."

"Rumah tua..." Alif menerawang.

"Rumah tua, tempat kita berlima -- menyembunyikan rahasia itu.."

"Mustahil!" Haikal menghela nafas berat.

"Why?!"

"Karena Aditya itu -- sudah mengambil kotak itu dengan Mas Bagas dan Elang..."

"Elang?!!" Suara Farlo meninggi.

"Yap. Dia sendiri yang mengantarkan Aditya ke tempat itu. Tanpa sepengetahuan gue -- dan -- Alif."

#####


Tok-Tok-Tok...

Nenek Retno mengintip sedikit sebelum masuk ke kamar Adit. Dilihatnya Adit yang sedang asyik menulis di atas kasurnya.

"Adit dari siang belum makan loh ya.."

"Sebentar, Nenek. Adit lagi tanggung."

"Memangnya Adit sedang apa?"

"Jangan lihat dong, Nenek!! Ini kan rahasia!!" Aditya cepat-cepat menutupi kertas-kertasnya dengan bantal tidurnya.

"Katanya Adit mau jalan-jalan ke mall sama kakek.."

"Emangnya jadi ya, Nek?"

Nenek Retno mengangguk. Senyumnya selalu tulus untuk Aditya.

"Adit mandi dulu ya! Enggak lama kok.."

Tak berapa lama Adit masuk kamar mandi, Kakek Hamzah menyusul masuk ke kamar Adit.

"Serius sekali, Nek..."

"Ini loh, Kek -- Nenek lagi melihat-lihat cerita yang dibuat Adit. Bagus sekali ya..."

Kakek Hamzah meraih selembar kertas hvs dengan tulisan tangan Adit sendiri. Ia juga amat kagum dengan kelebihan yang dimiliki Adit.

Find Him...!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang