CHAPTER 36

105 11 4
                                    

Hari ini Seung Ho dan So Min bertugas bertemu pihak penyelenggara konser untuk menyampaikan hal-hal apa saja yang dibutuhkan BTS selama tour mereka di Jepang 3 bulan yang akan datang. Merekalah yang paling tahu dan yang paling bertanggung jawab atas segala urusan pribadi Bangtan selama tour.

Setelah selesai dengan pekerjaan mereka, Seung Ho dan So Min bergegas kembali ke mobil. Ketika akan menyalakan mesin mobil Seung Ho menyadari ponselnya tertinggal di ruang pertemuan dan meminta So Min untuk menunggu di dalam mobil selagi dia mengambilnya kembali.

Seung Ho memerlukan 10 menit untuk mengambilnya dan ketika kembali ke mobil dia tidak menemukan So Min. Mobil kosong dengan pintu yang terbuka. Seung Ho langsung menghubungi So Min. Tersambung, tetapi So Min tidak menjawabnya. Seung Ho mulai panik mengingat kondisi kaki So Min akibat ulah hyungnya, Seung Jo. Seung Ho berkeliling di sekitar parkiran. Tetap saja So Min tidak ada di mana-mana. Pintu yang dibiarkan terbuka membuat Seung Ho berpikiran buruk.

Seung Ho kembali ke kantor seorang diri dan langsung mencari So Min di ruangannya. Tidak ada siapa pun dan tidak ada tanda-tanda So Min telah kembali. Seung Ho mencari Seo Joon di ruangannya. Seo Joon belum kembali. Dia masih bersama BTS di lokasi pemotretan.

Dua jam setelah So Min menghilang dan Seung Ho masih belum bisa menghubungi So Min sampai akhirnya Seo Joon dan Bangtan kembali ke kantor Big Hit. Seung Ho langsung menemui mereka.

"Hyung!" Wajah Seung Ho benar-benar panik dan cemas.

"Ada apa, Seung Ho-ya?" Semua anak Bangtan memandang Seung Ho penuh tanya.

"So Min noona... dia... menghilang."

Jungkook menegakkan duduknya. "Apa kau bilang?"

"Ceritakan dari awal, hyung." Suga memerintah hyungnya. Wajahnya sangat tegang.

Seung Ho menceritakan semuanya termasuk kecurigaannya bahwa hyungnya terlibat. Seung Ho memberitahu mereka bahwa dia mencoba menghubungi hyungnya namun tidak mendapat jawaban.

Jungkook menatap tajam pada Seung Ho. "Jika dia terlibat, aku akan membunuhnya. Sampaikan padanya jangan coba-coba menyentuh So Min."

"Ayo kita kembali ke rumah. Kita bicarakan di perjalanan. Seung Ho, jangan gunakan supir. Kita kendarai sendiri mobil kita. Semakin sedikit orang yang tahu semakin baik." Seung Ho mengangguk dan bergegas menyiapkan mobil.

Sudah empat jam sejak So Min menghilang. Seo Joon dan Seung Ho masih belum menemukan di mana keberadaan So Min.

"Hyung, cepatlah kau putuskan apa yang harus kita lakukan. Aku tidak bisa menunggu lagi." Jungkook terus mendesak Seo Joon. Dia sudah sangat gelisah sejak tadi. Seo Joon belum bisa memutuskan apa pun sebelum tahu di mana kemungkinan So Min berada. Seung Ho masih belum kembali dari apartemen Seung Jo dan rumah orangtuanya.

Tak lama Seung Ho datang.

"Aku rasa dia memang terlibat. Dia tidak ada di apartemennya. Dia justru datang ke rumah orangtuaku. Mereka mengatakan dia datang dan mengambil kunci villa kami di Hongdae. Aku rasa dia membawa So Min kesana."

Jungkook dan Suga sudah tidak sabar.

"Ayo kita segera pergi!"

Seo Joon menahan Suga.

"Tunggu. Kita tidak bisa pergi begitu saja. Dia tidak mungkin sendirian," kata Seo Joon.

"Aku rasa ada sekitar delapan atau sepuluh orang yang bersamanya. Dia tidak mungkin menculik So Min seorang diri karena dia bergerak begitu cepat." Seung Ho memberi penjelasan.

"Jungkook-ah, biarkan aku dan Seung Ho yang pergi. Kalian tunggulah disini..." Seo Joon tahu tidak akan ada yang menurutinya kali ini.

"Tidak. Aku ikut denganmu." Bukan hanya Jungkook, mereka semua berkeras ingin ikut.

"Baiklah. Kalian bisa ikut kecuali Heo Seok dan Jin."

"Kenapa kami tidak boleh ikut?" Jin bertanya dengan suaranya yang gemetar. Dia sebenarnya sangat takut hanya saja dia tidak bisa hanya tinggal diam.

"Yang akan kita hadapi adalah penjahat yang mungkin tidak akan segan-segan menembak kepala kita. Yah, berdoalah mereka tidak punya senjata. Ingatlah 17 tahun yang lalu dia bahkan sanggup mencoba membunuh So Min. Aku rasa dia tidak akan segan melukai kita. Menyelamatkan satu orang sudah cukup sulit. Aku tidak mau jika harus menyelamatkan tiga orang. Kalian mengerti? Diamlah di dalam rumah. Hitunglah. Jika dalam tiga jam kau tidak menerima kabar dariku, hubungilah polisi. Minta mereka melacak posisiku dengan GPS pada ponselku."

"Hyung kenapa kau tidak menghubungi polisi saja?" Heo Seok mencoba memberikan solusi.

"Jika kalian bukan BTS aku sudah menghubungi polisi sejak tadi. Walau aku berhasil menyelamatkan So Min tetapi jika aku menempatkan kalian dalam masalah, aku rasa So Min yang akan membunuhku."

"Hyung, cepatlah." Jungkook semakin tidak sabar.

"Tunggu." Suga masuk ke kamarnya dan keluar membawa dua tongkat pemukul Softball. Satu tongkat kayu dan yang satunya tongkat besi. Dia memberikan tongkat besi kepada Taehyung dan tongkat kayu pada Jimin.

Seo Joon mengangguk tanda setuju dengan apa yang Suga lakukan.

"Taehyung-ah, jangan biarkan siapa pun melukaimu. Terutama wajahmu. Kau mengerti? Jangan pedulikan apa pun. Pukul saja mereka di bagian kepala atau leher. Kau akan langsung membuat mereka pingsan. Kalian semua juga, Nam Joon, Yoon Gi, Jimin dan Jungkook. Jangan sampai kalian terluka. Tidak akan ada gunanya menyelamatkan So Min jika kalian sampai terluka. Seung Ho, kau juga, jangan terluka."

Semua mengangguk dan bergegas menuju mobil kecuali Heo Seok dan Jin.

"Mereka benar-benar akan berkelahi dengan penjahat, hyung?" Heo Seok merasakan sekujur tubuhnya dingin membayangkan jika mereka sampai terluka. Mereka tidak pernah berkelahi. Bagaimana mungkin mereka bisa menang. Selama ini yang mereka lakukan hanya bernyanyi dan menari.

So Min-ah, aku mohon bertahanlah. Jangan menyerah. Jangan biarkan dia menyentuhmu. Aku mohon. Aku bisa gila jika dia menyentuhmu. Jungkook terus memohon di dalam hatinya selama di perjalanan.

Sepanjang perjalan Seo Joon terus mengingatkan mereka untuk menjaga diri dan jangan gegabah.

"Keselamatan kalian juga yang terpenting."

Kiss Me, Heal Me (Jeon Jung Kook - BTS FF) - CompleteWhere stories live. Discover now