CHAPTER 23

124 16 4
                                    

So Min makan dengan rakus seolah-olah dia tidak makan seminggu.

"Wah! Ini enak sekali. Tumben sekali kau memasak sup penambah energi seperti ini. Cocok sekali untuk kalian yang akan segera come back. Makanlah yang banyak." So Min makan sambil terus berbicara dengan suara yang diceria-ceriakan berusaha sebaik mungkin menyembunyikan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

"Tentu saja. Mereka tidak boleh kurus dan kelelahan karena itu aku khusus memasak ini untuk mereka."

Seung Ho tak mengatakan bahwa sup itu dia masak khusus untuk So Min.

Malam itu, suasana ruang makan tak seramai biasanya. Hanya obrolan-obrolan singkat yang terdengar lesu. Semua orang hampir tak bisa menyembunyikan kecemasan mereka. Mereka justru semakin cemas melihat So Min yang berpura-pura baik-baik saja. Terutama Suga. Wajahnya cemberut. So Min menyadarinya.

"Yoongi-ah, ada apa dengan wajahmu? Kenapa jelek sekali?"

So Min akhirnya bertanya.

"Aku? Aku hanya mengantuk. Lelah."

"Kalau begitu, tidurlah."

"Aku memang ingin tidur. Tak usah kau suruh."

So Min mencibir mendengar jawaban Suga, sedangkan Suga bergegas meninggalkan meja makan.

Di dalam kamar, Suga langsung membaringkan badannya dan berselimut. Air matanya mengalir membasahi bantalnya. Dia mengingat masa-masa sulit mereka beberapa tahun yang lalu. Melihat So Min makan dengan lahap tadi dia teringat ketika So Min sedang memulihkan dirinya setelah mendonorkan sumsum tulangnya.

Hari itu, Suga melihat So Min makan ramyon dicampur nasi dengan lahapnya.

"Noona, makanlah dengan pelan nanti kau tersedak." Suga menepuk pelan pundak So Min.

"Yoongi-ah, kau tidak perlu khawatir. Dokter bilang penyakitmu tidak akan kembali lagi. Tapi jika ternyata dia berani kembali lagi, tenanglah, aku akan segera pulih dan kelak akan bisa mendonorkannya lagi untukmu." Suga tertawa mendengar kata-kata So Min.

"Jangan jadikan aku alasan atas kerakusanmu. Kau sudah rakus sebelum bertemu denganku."

"Ya! Min Yoon Gi. Maksudku, Suga, hasilkanlah banyak uang. Setelah itu kau harus memberiku makan daging sesering mungkin. Kau harus merawatku dengan baik. Sumsum tulangku ini milikmu juga."

"Baiklah. Aku akan bekerja keras untuk membelikanmu daging." Suga memeluk pinggang So Min dari samping dan merebahkan kepalanya di punggung So Min.

"Ya! Kau menggangguku makan saja! Lepaskan!" Yoon Gi memeluknya semakin erat. "Noona, terima kasih."

Air mata Suga kembali menetes mengingat yang dimakan So Min waktu itu. Satu bungkus ramyon dan banyak nasi untuk mengenyangkan perutnya, sedangkan dia membelikan Bangtan ayam goreng hari itu.

"Maafkan aku, noona. Aku tidak tahu jika waktu itu kau pun sedang sangat menderita. Aku justru sangat merepotkanmu pasca oprasiku dan pemulihanku."

Suga tidak mengetahui justru segala kerepotan mengurusi Bangtan lah yang membuat So Min melupakan masa lalunya dan kelelahan yang teramat sangatlah yang membuatnya tidur pulas tanpa bermimpi buruk. Dan penghargaan demi penghargaan yang diraih Bangtan lah yang memberikan So Min mimpi indah untuk pertama kalinya selama beberapa tahun terakhir.

Malam itu Suga sama sekali tidak mengantuk. Bahkan Jin terlihat sudah tidur pulas. Banyak sekali yang dia pikirkan. Suga mengurut-urut keningnya yang tidak pening. Membayangkan sesi kedua terapi So Min minggu depan. Akankah sama seperti tadi? Membayangkan perasaan Jungkook melihat wanita yang disukainya menderita. Dia tiba-tiba teringat tangan Jungkook yang dibalut perban tadi. Suga beranjak turun dari ranjangnya dan bergegas mendatangi Jungkook.

Suga membawa kotak obat ke kamar Jungkook. Dia melihat Jungkook tertidur pulas. Dia pasti kelelahan. Suga duduk di sisi tempat tidur Jungkook, sekilas melirik Namjoon yang juga tertidur pulas.

"Ah. Aku menyayangi kalian semua."

Suga terlihat sedih memandang wajah polos Jungkook.

"Kau cepat sekali tumbuh dewasa, Jungkook-ah. Kau bahkan berani jatuh cinta. Lihatlah penderitaanmu akibat cintamu."

Perlahan-lahan Suga melepaskan perban di tangan Jungkook agar dia tak terbangun. Suga mengoleskan gel pendingin dan meniupnya pelan.

"Jika aku jadi dirimu, aku juga akan meninju pria itu sampai dia mati."

Kiss Me, Heal Me (Jeon Jung Kook - BTS FF) - CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang