BDJ-31

4.1K 153 9
                                    


Jakarta, Indonesia.


Seorang pria dewasa biasanya banyak mengincar para wanita wanita muda yang dapat dijadikan tambatan hati ketika sudah berhasil move on dari cinta yang telah kandas. Berbeda halnya dengan pria dewasa yang satu ini, dia masih terjebak dalam cinta masa lalunya yang sudah berakhir sejak lima tahun yang lalu. Disetiap harinya hanya dilalui dengan perasaan bersalah dan bersalah hatinya masih tak mampu melupakan masa lalu peliknya. Cintanya pun tak tahu harus dia beri pada siapa dia telah kehilangan kedua wanitanya-satunya pergi karna memilih mundur dan wanita satunya lagi sudah ia suruh pergi untuk menghilang dari kehidupannya. Saat itu emosinya tidak terkontrol jadi ia sangat menyesal telah melakukannya.

Wanita yang entah keberadaannya dimana dia sudah berusaha untuk mencari namun hasilnya nol persen tak ada kemungkinan juga baginya untuk bersama lagi dengan wanita masa lalunya itu karena mungkin wanitanya sudah menikah dengan pria lain walau statusnya masih menjadi istri SAHnya namun tetap saja ada banyak faktor yang dapat membuat keduanya bercerai.

Mengumpulkan berkasnya yang ditumpuk disampingnya lalu melemparkan kesegala tempat, dia sudah tidak seperti dulu. Yang disiplin dan fokus dalam pekerjaan dia kini hanya pria dewasa yang terjebak dalam cinta masa lalunya.

•••

"Mas, aku mau ke supermarket dulu."

"Mau aku antar?"

"Ah, nggak usahlah. Biar aku berangkat sendiri,"

Suara teriakan anak kecil dari bawah membuat langkahnya terhenti wanita itu lalu berjongkok didepan anak kecil yang memanggilnya tadi, "Ada apa Bia?"

"Bunda, Bia ikut!" Serunya.

Wanita itu dengan cepat menggeleng. "Nggak usah ya, Bunda cuma sebentar!" Ucapnya menahan tawa. Dia tahu pasti putrinya akan cemberut lihatlah benar putrinya itu sudah mencebikkan bibirnya, "Iya Bia ikut deh..., "

Matanya berbinar. "Beneran? Bia boleh ikut Bunda?"

"Iya."

Lelaki satu satunya yang ada disana hanya tersenyum tipis melihat tingkah laku istri dan anaknya. "Sudah sana berangkat sebelum sore. Nanti supermarket nya keburu tutup."

Gadis kecilnya. "Isshh. Ayah supermarket itu 24 jam nggak bakalan tutup kok kan masih sore, Ayah."

Lelaki itu terkekeh pelan lalu berikutnya menatap istrinya dan anaknya bergantian, "Anak ayah pintar banget!"

"Iya dong anaknya Bunda Siti Aira..." Seru gadis kecilnya. Menatap Bundanya yang ikut tersenyum, "Terus anaknya Ayah siapa?" Aira menatap putrinya tapi dibalas senyum jahil.

"Nggak tau!"

Lelaki itu terkekeh kembali melihatnya. "Oh, jadi ayah dilupakan nih ceritanya."

"Iya. Anaknya Ayah Noval Alendo."

Ya, mereka adalah sepasang keluarga harmonis. Aku Aira jika kalian bertanya kepadaku kenapa aku bisa membangun rumah tangga bersama Mas Noval Alendo lelaki yang pernah kutemui di Mall pada saat itu, kami dapat menikah karena aku sudah bercerai dari Mas Wahyu akhirnya setelah cukup lama bersandiwara didepannya aku sudah lelah dan kuakui mereka Mas Wahyu dan Maudy sudah ditakdirkan untuk berjodoh sehingga sekuat apa pun badai menghadang cinta mereka akan mampu menaklukkan segalanya.

Lima tahun yang lalu, aku akhirnya yang mengalah dan memilih mencari kebahagiaan ku diluar. Tuhan memang adil tak lama setelahnya aku dan Mas Noval dipertemukan kembali, kami bertambah akrab saat itu dan sampai diusia dua bulan persahabatan kami dia melamarku. Awalnya kutolak bukannya sok jual mahal namun memang pernikahanku yang pertama membuatku trauma dan berkat perjuangan Mas Noval aku dapat menghapus rasa trauma itu seiring berjalannya waktu tidak mudah melakukannya butuh waktu satu tahun bagiku untuk melupakan masa lalu pelikku. Dan selama satu tahun itu pula dia Noval Alendo membuktikan rasa cintanya padaku dan akhirnya aku menerimanya dan kami pun menikah.

Sebelum pernikahannya dilaksanakan aku sempat berkata jujur padanya dan calon mertuaku nanti jika aku tak akan pernah bisa memberikan keturunan bagi anak semata wayangnya kelak. Mereka tetap menyetujui pernikahanku dan Mas Noval katanya; "Itu tidak masalah bagi kami. Yang terpenting kamu mampu membahagiakan anak semata wayang saya!"

Namun ditahun anivversary kedua pernikahan kami aku dinyatakan hamil. Masalah yang ada pada rahimku sudah hilang karena terapi yang masih kujalani walau sudah menikah dengan Mas Noval betapa bahagianya aku dapat melahirkan seorang putri cantik yang kami beri nama Siti Biara Alendo.

Kaki jenjangnya bersama sang putri sudah sampai disebuah supermarket terbesar di Ibu kota. Aira berjalan memilih milih kebagian rak sayur-sayuran ketika dirinya masih sibuk memilih sayuran...

"Bunda!" Seru gadis kecil. Yang tak lain adalah Bia anaknya yang sudah belepotan, ditangan kanannya sudah ada satu cup ice cream coklat kesukaan putrinya sejak dulu, "Yaampun, Bia sayang kok belepotan gitu sih! Kamu ya nakal banget udah pernah sakit gigi belum?"

Biara menggeleng. "Belum,"

Dengan cepat Aira meraih cup ice cream itu lalu meletakkannya kedalam keranjang belanjaan. "Oke, Bunda ngalah kali ini aja ya
lho kamu udah bayar ice creamnya be--"

"Sudah dibayar kok." Suara itu, Aira sangat mengenalinya. Dia pun menoleh serempak diikuti oleh Biara yang justru tersenyum "Om." Ucap Biara. Dibalas senyum tipis oleh lelaki yang disebutnya 'om' .

"Kamu Mas..." Kini Aira yang bersuara. Tatapan tertuju pada lelaki yang pernah hadir dalam masa lalunya. Lelaki yang mengisi kekosongan hidupnya dulu dan kini masa depannya sudah ada bersamanya yaitu Noval Alendo. "Iya, apa kabar kamu?" Tanyanya lembut masih sama seperti lima tahun yang lalu. Aira tersenyum tipis, "Baik. Mas sendiri?"

Lelaki itu menggeleng cepat. "Bisa kita bicara dicafe?"

Aira terdiam. "Sepertinya serius sekali, nggak papa kali cuma sebentar doang". "Iya, boleh!" Ujarnya disambut senyuman lebar dari lelaki itu. Dia adalah mantan suaminya, Wahyu.

VOTE+KOMEN+SHARE
Thanks... ❣✌😚

Berakhir Di JanuariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang