13

2.6K 112 1
                                    

Maudy mengurungkan niatnya untuk bertanya pada resepsionis setelah menemukan secarik surat dinakas sebelah kanan tempat tidurnya.

Sejak awal dia memilin bagian bawah bajunya. Ini terlalu mengejutkan baginya, ternyata yang dia pikirkan sejak tadi sudah terjadi semalam bersama siapa entahlah Maudy pun juga tak mengetahuinya. Ia terduduk lesu dilantai yang beralaskan karpet berbulu merah, ia menekuk lututnya duduk dengan posisi menunduk sembari menatap nanar kearah jendela kamarnya.

Hikss...

Hikssss...

Suara tangisannya semakin kencang namun lama-lama mulai mereda. Maudy kembali mengambil secarik surat yang yang ia letakan dikasur setelah selesai membacanya tadi.

Aku tahu, ini sebuah kesalahan fatal. Namun aku berharap kau mampu menghadapi kenyataan jika kita sudah melakukan itu  pada malam kemarin. Ku mohon jangan lakukan hal diluar nalar, aku mau bertanggung jawab jika dia hadir dalam rahimmu... Tolong jangan gugurkan, dia tidak berdosa ini semua bukan kemauan ku. Tapi kita, aku dan kamu yang berasalaatas apa yang sudah terjadi. Maaf aku pergi sebelum kamu bangun, ada sesuatu hal yang harus ku selesaikan.....

         +62xxxxxxxxxx
-Wahyu

***

Setelah kembali membaca ulang surat itu Maudy semakin dibuat kacau akibat kalimat 'Ku mohon jangan gugurkan, jika Dia' hadir dalam rahimmu'. Itu tandanya akan ada kehidupan baru di rahimnya entah mengapa tapi tiba-tiba darahnya berdesir  perasaannya menjadi gelisah, ia akan senang atau malah sedih dengan kenyataan jika dirinya bisa hamil sewaktu-waktu.

***

Diruang makan ini terdapat sepasang suami-istri yang sedang menikmati sarapan nya hanya menu sederhana yang menjadi hidangan dimeja makan. Sayur asem dan ikan pepes ditambah beberapa buah-buahan segar seperti jeruk, apel, salak dll.

Keduanya saling larut dalam diam masih belum ada yang ingin membuka pembicaraan. Sama-sama sibuk dengan makanannya masing-masing sampai akhirnya.

"Mas, Aira nanti mau ke apartemen temen. Boleh kan?" tanya Aira pada suaminya dia memang sudah berencana akan mengunjungi sahabatnya itu lagipula sudah lama mereka tidak berjumpa akibat kesibukan masing-masing.

"Boleh-boleh aja..." ujar Wahyu mengiyakan pertanyaan istrinya
disambut senyuman khas milik Aira. "Makasih Mas. Abis aku udah kangen, kita juga jarang banget ketemunya. Kalau lagi nggak libur kerja pasti nggak bakalan ada waktu..." ujar Aira jujur dirinya memang sedang diliburkan dua hari oleh pihak stasiun televisi yang sudah mengontrak dirinya 3 tahun.

"Iya, Rara! Mas ngerti kok." ujar Wahyu. Seketika Aira menjadi blushing akibat kembali dipanggil Rara oleh suaminya itu memang panggilan sayang Wahyu kepada Aira.

Wahyu yang menyadari gelagat aneh Aira pun. "Lho, kamu kenapa? Senyum-senyum nggak jelas." ujar Wahyu to-the-point.

Aira sadar akan lamunannya dan dapat dipastikan pipinya memerah akibat perlakuan sederhana suaminya namun romantis. "Oh, nggak kok! Udah lanjutin makananya, Mas."

Wahyu hanya dapat geleng-geleng kepala melihat tingkah lucu istrinya. Seperti abg baru jatuh cinta saja itulah pikirnya
Aira pasti malu dipanggil Rara kembali olehnya karena sudah beberapa terakhir ini dia melupakan kebiasaannya itu.

Setelah makan malam selesai Aira merapikan meja makan dan membantu Bik Nanum mencuci bekas piring kotor.Walaupun dia sudah memiliki asisten namun tetap saja Aira tidak ingin merepotkan Bik Nanum yang sudah mereka anggap sebagai keluarga sendiri. Lagipula adanya Bik Nanum dirumah ini juga permintaan mas Wahyu yang katanya tidak ingin melihatku kecapean padahal aku hanya mengisi program di televisi juga tidak setiap hari.

"Kamu dianter sama Pak Tabok ya, biar hari ini aku nyetir sendiri." Aira menganguk patuh.

Menolak pun, itu bukanlah sikap Aira. Dia tidak ingin berdosa karena menentang keputusan suaminya, ia tahu semuanya juga demi kebaikannya. Setelah berpamitan pada sang suami yang sedang sibuk diruang kerjanya Aira segera pergi bersama Pak Tabok supir pribadi mereka.

VOTE + KOMEN + THANKS 🌚❤

Berakhir Di JanuariWhere stories live. Discover now