BDJ-10

3.2K 144 2
                                    

Seorang wanita sedang berdiri diatas balkon kamarnya matanya bengkak karena menangis seharian penuh bahkan dia belum makan hari ini.

Entahlah mengalami kesedihan mendalam membuatnya tak perduli akan kesehatannya lagi dia sudah berniat akan mengakhiri hidupnya di lantai 6 tapi beruntungnya ada orang yang dikirim malaikat untuk mencegahnya sehingga ia masih bisa menghirup udara segar pagi ini.

•••

Aira duduk ditepi ranjangnya. Setelah bicara dengan suaminya tadi ia masih tidak menyangka suaminya akan setega itu melakukan kesalahan yang akan berakibat buruk untuk pernikahan mereka.

Suaminya telah mengakui kesalahannya. Aira masih tak bisa menerima kenyataan bahwa suaminya telah melakukan hubungan suami-istri dengan wanita yang bukan mahramnya apalagi wanita itu sahabatnya sendiri dan kini diketahui sudah hamil anak suaminya.

Hati Aira benar-benar hancur. Harapannya untuk bisa menjaga keharmonisan rumah tangganya walau tanpa dikaruniai seorang anak telah musnah dalam sekejap ternyata dia salah jika mengira suaminya tidak ingin seorang keturunan buktinya suaminya sudah menanam benihnya dirahim wanita lain.

Aira menyeka air mata yang berada di dekat pelipisnya lalu bangkit dari ranjang menuju anak tangga menghampiri suaminya yang masih mematung duduk disofa. "Mas..." Suaranya lirih tapi masih bisa didengar.

Suaminya menoleh. Tatapannya kosong seperti hatinya keduanya saling bertatap mata.

"Menikahlah dengan, Maudy..."
Ucap Aira membuat suaminya membelalakan matanya.

"Mas-—"

"Sudahlah Mas, aku tak munafik
pasti kau juga menginginkan seorang anak. Aku tak mau jadi benalu dalam keinginan mu, jadi lebih baik nikahi Maudy kalian sudah berbuat dan harus berani bertanggung jawab."

"Tapi Mas..."

"Cukup Mas, aku lelah ingin istirahat. Dan satu hal lagi ceraikan Aira Mas, karena tak ada wanita yang ingin dimadu..." Aira menepis tangan suaminya yang akan mencegahnya.

"Lepaskan!" Ucap Aira tapi suaminya masih tak menghiraukan ucapannya.

Aira menatap tajam langit-langit wajah sang suami. "Mas, aku mohon..."

Wahyu melepaskan tangan istrinya. Ia merutuki kebodohannya akibat malam itu yang membuatnya harus menghianati pernikahan yang dibangun dengan susah payah dan akhirnya harus runtuh karena kehadiran satu benihnya yang tertanam dirahim wanita lain. Sumpah serapah pun akan ia ucapkan jika dirinya tidak sengaja melakukannya semuanya bukan karena nafsu semata hanya ingin mendapatkan seorang anak sungguh Wahyu bukan tipikal lelaki seperti itu.

"TIDAK!"

Deru nafas Wahyu membuat Aira yang tengah tertidur pulas  disampingnya ikut terbangun dan terduduk. "Mas, kenapa kok teriak-teriak. Mimpi buruk?"

Wahyu menoleh mendapati istrinya yang cantik mengkhawatirkan dirinya. Rasa bersalah sekarang semakin meliputi hatinya untung saja itu hanyalah mimpi jika sampai istrinya tahu mungkin mimpinya malam ini akan menjadi kenyataan dan hancurlah pernikahan yang dibangun dengan pondasi kokoh sampai bertahan hingga 10 tahun tanpa kehadiran malaikat kecil.

"Mas..."

Kudengar helaan nafas berat Mas Wahyu sepertinya dia mengalami mimpi buruk sampai-sampai keringat basah memenuhi pelipisnya dan nafasnya naik turun.

"Mas, baik-baik saja kok. Maaf ya sudah membuat Aira terbangun," Wahyu menyelipkan satu helai anak rambut istrinya lalu dengan membabi buta menciumi kening istrinya lalu beralih pada bibir tipis Aira sedang Aira hanya diam tak berniat membalasnya.

Sampai akhirnya keduanya larut dalam kenikmatan hakiki. Aira pun ikut bermain dalam permainan yang dimulai suaminya.

VOTE + KOMEN+SHARE
Thanks.... ✌❣

Berakhir Di JanuariDonde viven las historias. Descúbrelo ahora