BDJ-24

3K 122 0
                                    

"Bawa maduku kemari, Mas." Ucapan Aira barusan membuat suaminya membeku.

"Lakukan untuk anak yang tidak berdosa itu! Aira akan berusaha mengikhlaskan segalanya." Lanjutnya menahan tangisnya yang mulai pecah.

Kini kesabarannya sudah habis dia seperti merasa bersalah jika suaminya terus-menerus melakukannya dibelakang. Lebih baik dirinya sakit hati karena melihatnya langsung daripada dia melihatnya dibelakang karena itu lebih menyakitkan.

Semua sudah berakhir, sandiwaranya telah usai. Wahyu melihat mata istri pertamanya yang mulai berkaca-kaca dia tahu bagaimana perasaan Aira saat mengetahui dirinya sudah menikahi sahabatnya sendiri, yaitu Maudy.

Usai, pengintaian untuk yang keempat kalinya. Hatinya sudah tak sanggup lebih lama menahan rasa amarah memuncak dan panas saat melihat suaminya bermesraan dengan madunya yang tak lain ialah Maudy. Sekuat apapun dirinya tak akan pernah sanggup untuk dipoligami apalagi harus tinggal serumah dengan madunya. Namun dia tidak boleh mementingkan egonya, walau dihindari berkali-kali toh kenyataannya sudah seperti ini.

"Sayang," Panggil Wahyu berharap istrinya itu akan menatapnya. Namun panggilannya tak digubris oleh Aira, dia masih setia menatap langit-langit kamar.

"Mas mencintaiku," Ujar Aira kali ini pandangannya ia arahkan pada suaminya. Wahyu mengangguk, "Mau melakukan apapun yang kuminta?"

Wahyu mengangguk. "Bawa maduku kemari Mas," Ujar Aira lagi kali ini ucapannya benar-benar membuat darah Wahyu seketika membeku. Tak ada yang dilakukan oleh lelaki itu dia hanya diam fokus menatap Aira. "Sebenernya kamu ini kenapa, Mas nggak ngerti maksudnya."

Aira berdecih. "Mas sampai kapan akan bersandiwara? Aira sudah tahu."

"Tahu apa?"

"Pernikahan kedua Mas dengan sahabat karibku..."

Lharr

Sedetik berikutnya wahyu merasakan tenggorokannya kering dia menelan salivanya payah. Bulir-bulir halus yang tak terlihat itu mulai menampakan keberadaannya dengan mengalir melalui mata coklat milik istrinya dia menatap langit-langit kamar seperti yang dilakukan Aira saat ini, hatinya ragu untuk menatap wanitanya. Dia tidak menginginkan wanitanya menangis karenanya, tangannya tergerak untuk menghapuskan bulir-bulir halus itu. Namun dengan cepat Aira menepisnya.
"Stop! Aku masih sakit hati sama kamu mas..."

"Rar——"

"Sebelum kamu mau membawa maduku kemari, dan selama itu pula aku akan menghindari kamu Mas." Ujar Aira yakin.

Aira meninggalkan Wahyu dengan wajah yang tak bisa dibaca, dia menahan tangisnya sejak awal. Setelah masuk kedalam kamar barulah Aira dapat menumpahkan seluruh  kekecewaannya dengan berteriak sekencang mungkin. Berharap semua beban masalahnya dapat terserap seiring teriakannya.

"Aku tak menyangka kamu akan mengkhianati pernikahan kita Mas. Dimana salahku, dimana letaknya? Apa tidak bisa memiliki anak sehingga kamu melakukan ini Mas? Tapi bukan dengan sahabatku sendiri juga kan Mas? Bagaimana persahabatan berubah menjadi permusuhan akibat pernikahan poligami ini Mas." Dewi Fortuna membisikinya

••••

Maudy tertawa terbahak-bahak akibat adegan konyol dilayar kaca televisinya yang berukuran 6ins. Melihat film kartun merupakan hobinya sejak kecil namun dia merasa berbeda kali ini dia merasakan sesuatu telah menuntunnya untuk kembali mengenang masa kecilnya dengan menonton kembali acara favoritnya sejak dulu. Namun perasaannya mengatakan jika janinnya yang mendorongnya untuk melihat film kartun ini semacam ngidam saat hamil.

Dia bangkit dari duduknya menuju ke-lemari es untuk mencari camilan teman nonton film kartun ini. Dia memang sudah diperbolehkan keluar dari Rumah Sakit beberapa hari yang lalu tapi dia masih harus berhati-hati dengan kandungnya karena Dokter sudah menyatakan jika terjadi lagi untuk yang kedua kalinya maka dia benar benar bisa kehilangan bayinya. Dan Maudy memang sangat menginginkan hal itu awalnya memang dia tak bisa menerima kenyataan bahwa dirinya akan menjadi calon Ibu—statusnya saja belum menjadi istri seseorang——dia takut akan dicemooh oleh masyarakat dan dianggap wanita murahan makanya dia selalu berusaha untuk bunuh diri. Ketika sudah bertemu dengan ayah dari bayi yang dikandungnya dan dinikahi dia pun membuang semua pikiran negatifnya untuk kembali bunuh diri.

Maudy mulai menyayangi kandungannya. Dia mencintai malaikat kecil diperutnya dia bahagia mendapatkan tendang demi tendangan yang diberikan oleh Sikecil dia bahagia sebentar lagi akan mendapat gelar baru yaitu IBU!

VOTE + KOMEN + SHARE
Thanks..... ✌❣

Berakhir Di JanuariWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu