BDJ-[1]

13.3K 396 8
                                    

Di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Semua pasang mata tertuju pada wanita tinggi berambut pirang yang sedang meliuk-liukan badannya sambil menenteng kopernya, wanita itu tak menyadari bahwa penjuru pandangan ada pada dirinya.

Sang wanita malah asyik memainkan ponsel pintarnya untuk menghubungi sahabat lamanya sekedar memberi tahu jika dirinya sudah sampai di Indonesia.

"Bidadari turun dari pesawat"

"Wah, cantiknya"

"Tinggi amat sih mbak, cantik juga"

"Bule darimana nih!!"

Sorak riuh seluruh penumpang yang sedang berada di lobby bandara untuk menunggu pesawatnya take-on kala melihat seorang wanita berambut pirang bertubuh goals jalan didepan mata mereka.

Wanita itu masih setia menatap ponselnya hingga tidak menyadari kedatangan sahabat lamanya dihadapannya.

"Maudy Jonson... "

Wanita itu mulai mengalihkan perhatiannya pada suara seseorang didepannya betapa terkejutnya ia ketika menyadari seseorang tersebut tak lama setelahnya dia memekik kegirangan dan berhambur memeluk sahabatnya itu sang sahabat pun menerima pelukan yang diberikan sahabat masa kecilnya itu yang sudah 4 tahun lamanya mereka tidak bertemu karena sahabatnya yang bernama Maudy Stefany Jonson itu melanjutkan study nya di Oxford University, London.

"Aira! Sumpah gue kangen banget sama loe." ujar wanita berambut pirang bertubuh goals itu.

"Iya aku juga. Udah berapa tahun ya kita nggak ketemu? " pekik wanita berjilbab merah yang tak kalah senangnya.

Aira mencoba menghitung-hitung berapa tahun lamanya ia sudah berpisah dari sahabatnya ini. "Lima belas tahun Siti Aira!" Teriak wanita bernama Maudy itu.

"Oiya, abis lupa nih lagian lama banget." Jawab Aira menyengir

"Hahaha emang, eh gue denger lo udah nikah ya?!" Maudy memastikan hal itu karena dia memang mendengar beritanya dari situs web online, mengapa? Karena Aira merupakan hafizah terkenal di Indonesia dan kemampuan membaca Al-Quran pun sudah tidak diragukan lagi jadi apapun berita tentangnya pasti akan selalu di update bahagianya memiliki sahabat seorang hafizah.

"Allhamdulilah, aku sudah menikah." jawab Aira tersenyum

"Udah berapa tahun usia pernikahannya?"

"Sepuluh, lima bulan lagi udah masuk kepala sebelas. Doain ya,"

"Wtf. Lama ya? Kasih tau tipsnya lah bisa awet terus menerus,"

Aira terkekeh. "Saling percaya... " ucap Aira menjeda kalimatnya. "Dan tidak menyembunyikan kebohongan! " Aira menambahkan lagi rahasia rumah tangganya bisa langgeng hingga ditahun kesepuluh lima bulan lagi mereka akan merayakan aniversary yang ke sebelas. Aira terus berdoa dan memohon agar pernikahannya tetap seperti ini sampai maut memisahkan dirinya dan sang suami tercinta.

"Gitu ya Bu Hafizah... " Ledek Maudy. Berakhir pada bibir Aira yang dipoutkan melihat itu Maudy tertawa lepas.

Aira malu jika sudah dipanggil BU USTADZAH seperti ini karena memang dirinya sama sekali tak merasa menjadi yang paling hebat walaupun kenyataan memang benar dia seorang hafizah yang sudah banyak mengisi program-program dilayar kaca televisi bahkan berita pernikahannya sepuluh tahun yang lalu pun juga terdengar hingga mancanegara banyak situs-situs web yang memuat berita pernikahannya makannya dia tidak kaget ketika sahabatnya yang tinggal di London bertanya padahal dirinya sama sekali belum bercerita akibat lost-contact yang mereka alami semenjak Maudy memutuskan untuk melanjutkan studinya ke London 15 tahun lamanya. Bukan hanya untuk melanjutkan study namun juga mengikuti orang tuanya yang terpaksa pindah kesana untuk mengurus anak cabang perusahaannya yang berjalan dibidang Teknologi dan Informasi terbesar di negara London dan Amerika.

"Eh, kita cari restoran deket deket sini yuk. Aku yakin kamu pasti rindu masakan Indonesia."

"Boleh! Aku juga udah laper nih perjalanannya lama banget,"

'RESTORAN ASRI ALOR'

Makanan yang mereka pesan pun sudah siap dimeja lima belas menit yang lalu keduanya mengunjungi restoran favorit mereka sejak SMA. Setelah banyak bercengkrama membahas beberapa hal mengenai cerita cerita mulai dari asmara, kesibukan, dll. Akhirnya kedua sahabat ini mengakhiri pertemuannya karena hari sudah mulai petang dan Aira juga harus menyiapkan makan malam untuk suami tercintanya yang sudah 2 minggu ini berada di Malang untuk mengurus bisnis mereka dibidang kuliner yang sudah memiliki banyak cabang di Indonesia bahkan sampai mancanegara seperti; Malaysia, Singapore, Thailand, Hongkong dan masih banyak dan tak bisa disebutkan satu-satu.

Sementara Maudy yang baru saja datang kembali ke tempatnya dilahirkan, memutuskan untuk menginap di apartemen milik keluarga besarnya karena memang semenjak dirinya beserta orangtuanya pindah ke London mereka memang sengaja menjual rumah mereka karena jika dibiarkan lama nanti bisa rusak maka jalan pintasnya lebih baik dijual.

•••••••

"Assalamu'alaikum... " ucap suami Aira yang baru saja pulang, sambil menenteng kopernya.

Segera Aira menghampiri suaminya yang berada diujung pintu. "Wa'alaikumussalam, Mas. "

Tak lupa Aira mencium punggung tangan suaminya dan bergiliran dengan sang suami yang mencium keningnya mesra.
Mereka memang sudah lama menikah namun kemesraan masih terus melekat dalam keduanya mereka berusaha hidup saling melengkapi kekurangan pasangannya walaupun kehadiran buah hati belum juga terlihat tanda-tandanya.

"Mas Wahyu, mau makan dulu atau mandi? " tanyanya pada sang suami yang sudah 10 tahun lamanya bersama dirinya disampingnya dalam tangis dan tawa.

Namanya, MUHAMAD WAHYU SANGGORO. Pria bertubuh atletis yang menikahi ku 10 tahun yang lalu yang selalu bersikap konyol untuk membuat istrinya tersenyum sampai-sampai aku lupa waktu jika sudah mengobrol dengannya. Namun sampai sekarang aku belum mampu memberikannya seorang anak padahal aku tau Mas Wahyu sudah sangat siap menjadi ayah bahkan berbagai macam terapis pun kami lakukan untuk mendapatkan anak lebih cepat kalau perlu tiga sekaligus tapi semua hanyalah harapan umat-Nya karena segala keputusan ada pada-Nya.

Namun tak memiliki buah hati, bukan berarti kami tidak bisa menjalani kehidupan pernikahan seperti layaknya pasangan lain buktinya kami sudah mencapai kepala 10 ditahun ini lima bulan lagi kami akan merayakan yang ke-11. Semuanya berjalan sesuai kehendak sang pencipta kami terus berusaha menjaga keutuhan pernikahan kami walau terkadang mertua ku, Ibunya Mas Wahyu selalu mencoba mencari kesalahan ku untuk memisahkan kami sebenarnya Ibu mertua ku sangat sayang padaku namun setelah mendapati menantunya ini tidak akan pernah bisa memberikan seorang cucu untuknya dia menjadi membenci ku bahkan beliau pernah menyuruh Mas Wahyu untuk berpoligami atau menceraikan ku. Semua rencana itu tidak ada yang berhasil karena lagi dan selalu lagi Mas Wahyu selalu dengan bijak mengatakan TIDAK!!

"Mas, mau mandi dulu aja Rara sayang." jawab Mas Wahyu yang membuat ku terbang kelangit ketujuh walaupun ini bukan pertama kalinya bagiku tapi ini masih tetap terasa yang pertama buatku. Aku memang dipanggil Rara olehnya katanya itu panggilan spesial untuk ku.

"Kebetulan aku sudah siapin air panas untuk Mas mandi... "

"Istri solehah, yaudah Mas mandi dulu ya. Eh istri Mas udah mandi belum nih? "

Aku terkikik mendengar lelucon yang dibuatnya. "Sudah dong! Masa menunggu suaminya yang baru pulang aku belum mandi kan nanti kasian kamunya kebauan."

"Rara bau pun Mas, tetap sayang kok. Mau coba nggak? "

"Ha?... "

Cup!

Aku terdiam sejenak setelah Mas Wahyu dengan cekatan mencium bibirku lalu pergi dari hadapanku. Kami memang sudah SAH di mata hukum namun tetap saja adegan seperti ini membuat ku masih agak sedikit canggung padahal sudah 10 tahun kami menikah tetap saja aku merasa canggung dihadapkan situasi seperti ini.

VOTE+KOMEN+SHARE (sertakan nama penulisnya❣)
Thanks.... ✌❣❤

Berakhir Di JanuariWhere stories live. Discover now