Bersamamu

3.8K 275 16
                                    

"Akhirnya aku terima, berusaha mencintaimu

aku tak benar - benar ada.

Berusaha Mencintaimu, aku hanya berjuang sendiri..." - Nana

================================================================================Parkiran Apartemen di dekat jalan Jellice Road, Singapura

Adhi dan Lin yang berjabat tangan memiliki atmosfir yang tidak ramah, namun Nana tidak mengindahkan keduanya. Ia memikirkan kejadian siang tadi, mungkin rumah tangganya Bersama dengan mas Gema sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Memang ia yang mengajukan guggatan cerai, namun Nana masih menyimpan sedikit harapan kepada mas Gema. Setidaknya, ia berharap mas Gema mau berubah demi Sasa. Nana rela berkoban apa saja demi Sasa, termasuk berkorban untuk perasaannya sendiri.

"Adhi makasih ya udah anterin aku" ujar Nana dengan senyuman.

"Ya Na, sama – sama. Kalau butuh sesuatu jangan sungkan untuk menghubungiku ya" balasnya sambil menepuk bahu Nana. Lin yang melihat itu langsung menepis perlahan tangan Adhi dari Nana.

"Tenang aja bro, kalau ada apa – apa gue yang siap membantu Nana" tak mau kalah.

Dan keduanya menjauh dari pandangan Adhi.

**

Apartemen di dekat jalan Jellice Road lantai 5, Singapura.

mereka masuk dengan disambut oleh Sasa yang berlari menghampiri Nana.

"Mamaa... Sasa kangennn" peluk Sasa dengan riang.

"duh, anak Mama ditinggal sebentar udah kangen. Gimana di sekolah?" tanya Nana yang masih memeluk erat anak kesayangannya.

"aku dapat teman baru mah, tinggalnya di lantai 3 apartemen ini. Seneng dehhh~" ucap Sasa dengan senyum semeringah.

Kemudian Lin dan Nana beranjak ke kamar untuk berbicara. Sebelum itu, Nana meminta Mamanya untuk mengantarkan minuman dan kudapan untuk di bawa ke ruangan tersebut.

"Na, ada kejadian apa siang ini? Muka lo kusut banget kaya gak makan seminggu" canda Lin mencairkan suasana. Nana yang duduk di lantai beralaskan karpet menarik nafas sejenak dan bercerita Panjang lebar kepada Lin tentang kejadian di kantor Adhi siang tadi.

Lin-pun angkat bicara "Na, mau sampai kapan status lo gak jelas kaya gini? Kalau memang udah gak bisa dipertahankan ya buat semuanya menjadi jelas. Agar kehidupan Sasa bisa terjamin. Kalau kaya gini, elu gak dikasih nafkah materi buat kehidupan lo sama Sasa. Lo yang susah sendiri. Come on, ini bukan Nana yang gue kenal" tatap Lin.

"Iya Lin, awalnya gue pikir kepergian sementara gue, bisa bikin mas Gema berubah. Minimal dia ngejelasin tentang semuanya dan ya.. gue gak munafik Lin, kita bisa start over again. Meski kecil kemungkinan dia akan bertindak sejauh itu" ujar Nana sedih.

Lin memasang tampang curiga "Tapi kan kenyataannya mas Gema malah gandeng cewek baru, lagian ya gue kok ngerasa aneh aja sama siapa tuh. Bos lo ya si adhi – adhi itu. Kok bisa kebetulan gitu. Aneh banget"

"Memangnya Adhi itu siapa sih Na? kayanya dia itu lebih dari sekedar Bos. Dan lo juga gak berkabar sama sekali soal ini ke gue. Lo anggep gue udah bukan temen lo lagi gitu ya?" lanjut Lin dengan nada bicara menggebu – gebu tanpa jeda.

"Bukan gitu Lin, lo tetap temen terbaik yang gue punya. Hanya saja...Sebenarnya Adhi itu mantan gue waktu SMA. Gue juga kaget pas dikenalin sama si Rein. Lo kenal Rein kan. Nah, dia yang kenalin ke gue. Gue pergi ke Singapura juga mendadak Lin. Sebelumnya gue udah coba hubungi temen – temen yang ada di Malaysia. tapi mereka lagi gak bisa cariin gue gawean. kebetulan si Rein ini kontak gue. Katanya ada temennya yang lagi butuh sekretaris tapi di Singapura. Tanpa pikir Panjang gue iyain aja, demi Sasa." Jawab Nana sambil mengambil beberapa panganan yang ada di hadapannya.

HATI YANG LAINWhere stories live. Discover now